11

9 13 0
                                    

Yang senior pada malu kalau mau ikut-ikutan protes seperti para junior nya. Lagi pula ini bukan pertama kali nya bagi para senior dan mereka sudah terbiasa berlari sebelum melakukan latihan. Jadi para senior langsung saja ngacir ke lokasi tentu saja dengan berlari.

Matahari yang panas menyengat tidak membuat mereka mundur. Mereka bahkan kadang-kadang sambil bercanda di sepanjang jalan.

Tapi baru setengah perjalanan sudah banyak yang jatuh. Junior nya malah sama sekali tidak ada yang berlari lagi. Tinggal beberapa anak dan Pak Atet yang seperti nya tidak merasa lelah.

Gibran tidak pernah jauh dari Anna. Mereka berdua malah asik berlari sambil mengobrol akrab. Anna dan Della sempat beberapa kali berhenti di jalan dan akhirnya ikut mobil sekolah yang dipinjam untuk mengangkut anak-anak.

Bis sudah penuh anak-anak kelas sepuluh sementara mobil Pak Kepala Sekolah penuh bahan makanan. Anna jadi tahu apa yang akan di makan nanti di lokasi. Nasi ayam dengan sambal dan lalapan komplit juga buah-buahan untuk cuci mulut. Ada juga vitamin dan obat-obatan yang mungkin dibutuhkan.

Tapi yang oke untuk Anna dan Della adalah pisang cokelat keju yang boleh mereka makan dengan syarat tidak memberitahu siapa pun. Kejutannya ternyata semua makanan ini di pesan di Mami nya Anna. Aneh rasa nya sampai Anna tidak tahu, padahal yang mengurus konsumsi tak lain adalah Della, bendahara ekskul karate. Della mengatakan lupa memberitahu Anna dan malah mengejek Anna yang kebangetan karena sama sekali tidak tahu soal itu.

“ Makannya sekali-kali nengok dapur dong! Bantuin Mami sama para pembantu masak ” nasehat Della.

^^^

Akhirnya rangkaian acara pun digelar. Anak-anak kelas sepuluh pada pemanasan untuk latihan pertama dan para senior sedang latihan mengulang jurus-jurus yang mungkin dilakukan nanti pada saat ujian.

Berhenti sebentar untuk makan siang dan dilanjutkan acara ujian kenaikan tingkat untuk para senior, sementara junior kelas sepuluh menonton dengan penuh semangat.

Jam tujuh malam ujian baru selesai. Semua oada mandi lalu makan malam dan persiapan untuk ujian tengah malam nanti. Ini acara yang paling tidak disukai anak-anak karate, tapi paling disukai para panitian. Jelajah malam. Di kuburan. Sendiri.

Anna dan Della terpisah di acara jelajah malam. Masing-masing masuk sendirian setelah lima menit berlalu sejak anak di depan mereka menghilang di tengah kuburan yang angker.

Della lebih dulu. Lima menit kemudian baru Anna menyusul. Lalu di sambung anak-anak yang lain. Masing-masing di beri peta yang berbeda dan dapat tugas membawa satu barang yang di minta para panitia. Barang nya aneh-aneh pula.

Tadi Della disuruh mengambil jalan ke kanan jadi Anna harus mengambil jalan ke kiri. Anna tidak seberapa takut dengan hantu. Dia yakin para panitia pasti sudah mengecek lokasi dan memastikan kalau tempat ini aman karena mereka juga tidak mau ambil resiko mencelakakan anak-anak karena bisa di pecat pihak sekolah dan pasti nya akan berurusan dengan hukum pula. Jadi Anna tenang-tenang saja masuk ke kuburan yang lumayan luas itu sendirian.

Anna menyipitkan mata membaca peta. Dia harus belok ke kiri lagi setelah tanda berupa batu bersusun.

Hampir jam dua pagi saat semua nya sudah berkumpul. Tinggal satu orang, Cindy. Yap! Cindy juga termasuk anak karate. Tapi tidak lama setelah itu dia muncul dengan wajah pucat. Para panitia segera mengurusnya karena dia kelihatan seperti kurang sehat.

“ Kenapa ya dia? Padahal waktu ketemu gue tadi dia biasa-biasa aja, malah kayak lagi seneng gitu ” ucap Della keheranan.

“ Gue juga ketemu dia ” ucap Mia, teman sekelas Cindy. “ Tapi dia lagi nangis karena kesasar katanya ”.

“ Lho, gue juga tadi ketemu dia ” Anna menyambung “ Tapi dia kayak orang lagi ketakutan gitu ”.

“ Emang tadi dia ambil jalan yang mana? ” Della mulai bergidik ngeri “ Masa kita semua bisa ketemu dia, kuburan nya luas gitu...”.

“ Jangan-jangan...” Anna cemas.

Gibran tiba-tiba datang “ Cindy sakit. Dia nggak berani kemana-mana, cuma diem aja di ujung jalan dan nggak bawa apa-apa. Kata nya dia tiba-tiba ngerasa kaku dan nggak bisa nerusin jalan. Kasian...kayak nya dia nggak lulus deh ”.

Anna, Della dan Mia saling berpandangan. Kalau gitu, yang bertemu dengan mereka dalam kuburan tadi siapa?.

Beberapa anak mulai kasak-kusuk takut. Astaga dragon! Ada apa ini? Masa panitia bisa buat Cindy palsu sebanyak itu, dan semua nya terlihat nyata...jangan-jangan...

“ Annaaa...nanti kita mandi bareng ya ” Della menggeser duduk nya mepet-mepet ke Anna yang sedang bingung dengan apa yang sudah terjadi.

Gibran menatap heran dan Della melotot galak “ Apa?! Mau ikutan juga?! Gak usah ngarep! ” ucap nya yang dijawab Gibran dengan geleng-geleng kepala dan mengelus dada sabar.

Scroll—

THE ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang