PUTIH & ABU - ABU

49 1 0
                                    

REUNI

“Keajaiban itu datang di saat bagaimanapun Topas, apa kau mempercayai keajaiban ?” tanya Felis.

“Tidak,” jawab Topas.

“Felis, kamu silahkan duduk di… sebentar mana ya, oh iya itu disana, di belakang tempat duduk Cherry,” perintah Pak Sem.

Topas menelan ludah, pendapatnya bagaikan tamparan memalukan dihadapan Felis.

“Oke, setelah Felis dan Revan, saya ingin memindah tempat duduk Evan di belakang Akasia dan Irawan, Topas silahkan kamu duduk di sebelah Evan. Nah saya kira ini sesuai dengan rencana saya, saya harap tidak ada lagi kasus guru lain melapor kenakalan kalian semua,” ucap Pak Sem.

Topas mengisi posisi tempat duduknya, ia berdiri melihat sekeliling dan tak memperdulikan lagi Felis yang terlihat bahagia.

“Cherry dan Pevita, seterusnya bergilir ke belakang diisi Felis dan Revan, Boni dengan Samanta, lalu Akasia dan Irawan, aku dan Evan, terakhir Atalas dipojok seorang diri. Formasi tempat duduk yang aneh, hanya menguntungkan Felis dan Revan, sial,” cetus Topas.

Usai mengatur perubahan formasi tempat duduk, Pak Sem menjelaskan beliau berencana akan membuat kegiatan acara reuni sekolah yang berbuntut panjang.

“Saya meminta tolong, rencananya saya akan mengadakan acara reuni sekolah, kebetulan saya dipercaya sebagai penggerak alumni di sekolah saya dulu, tapi jangan kaget karena saya  merepotkan kalian semua untuk menjadi panitia kegiatan,” Ucap Pak Sem.

“Tidak pak, kami semua merasa terhormat bisa membantu sekaligus belajar menjadi panitia yang terstruktur, seperti kegiatan yang dilakukan organisasi – organisasi di tempat lain,” Sahut Pevita yang tak lama disusul oleh suara sorakan tidak sependapat dari murid – murid lain.

“Wah jadi begitu ya, rencana kegiatan reuninya berlangsung empat kali, karena kebetulan saya menjabat aktif sebagai penggerak alumni di sekolah SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi pada tahun ini. Hehe boleh ya bantu saya,” ujar Pak Sem.

Seisi kelas saling memandang dan tersenyum kecut membayangkan beratnya permintaan, Pak Sem menjelaskan reuni pertama adalah untuk alumnus Sekolah Dasar, beliau menunjuk 12 anggota panitia yang akan dibagi menjadi tiap divisi.

“Reuni pertama untuk alumnus Sekolah Dasar, panitia yang saya butuhkan terdiri dari 12 anggota pada deret urutan bangku paling Timur, tapi jumlahnya hanya 11 orang, jadi saya tambah satu personil anggota dari deret bangku sebelahnya. Untuk nama anggota dan divisi saya tulis di papan. Reuni selanjutnya untuk alumnus sekolah menengah pertama tetapi akan saya rencanakan setelah tercapainya reuni pertama. Untuk reuni selanjutnya saya tidak akan menempatkan siswa – siswi yang sama, saya berencana menerapkan sistem pembentukan panitia bergilir,” ucap Pak Sem.

Pak Sem menuliskan nama – nama kepanitiaan :

- Pevita sebagai ketua panitia
- Cherry sebagai bendahara
- Felis sebagai divisi perlengkapan
- Revan sebagai divisi perlengkapan
- Samanta sebagai divisi acara penyambut tamu
- Boni sebagai koordinator acara
- Akasia sebagai moderator pembawa acara
- Irawan sebagai divisi konsumsi
- Evan sebagai divisi dokumentasi
- Topas sebagai divisi dokumentasi
- Atalas sebagai divisi perlengkapan, dan
- Tara sebagai divisi konsumsi.

“Baiklah, saya meminta bantuan kepada para panitia, terimakasih atas kesediaannya, semoga di acara pertama tahun 2009 ini lancar, saya harap kalian saling terkoordinir secara baik dan komunikasi secara rutin, jika terdapat pertanyaan atau saran sebaiknya setelah usai sekolah kalian bisa menemui saya untuk rapat,” Pak Sem menutup pembicaraan.

“Tahun 2009 ya, sangat merepotkan sekali Pak Sem melibatkan anak – anak polos seperti kami,” komentar Topas.

“Kenapa aku berada di panitia bangku Timur, seharusnya aku bersama Chanindya, mereka semua murid nakal,” Tara membatin.

“Sialan harusnya aku tidak masuk sekolah hari ini,” ucap Samanta.

“Menjadi ketua panitia adalah prestasi yang bagus, Pak Sem sangat tepat memilihku,” ujar Pevita.

“Jangan aku, aku ingin istirahat Pak Sem,” batin Evan.

“Bagus, kegiatan ini semakin mendekatkanku dengan Cherry,” ucap Felis.

“hmmm…,” Atalas tak berkomentar.

“Siapapun itu tolong jauhkan aku dari Felis dan Revan,” keluh Cherry.

“Pasti banyak balon dan badut di acara esok, aku tidak sabar menanti,” ujar Boni.

“Aku akan membawa minuman beralkohol tak peduli apapun alasannya,” batin Irawan.

“Ya, itu saat yang tepat untuk menyatakan perasaanku kepada Felis,” Akasia tersenyum membatin.

Kita Selamanya RemajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang