Satu

374 12 1
                                    

"Heh, sudah kusangka , kau memang LEMAH" alicia menekankan ucapannya di kata 'LEMAH'

Yang benar saja, aku sudah menghadapi para mentor, sekarang aku juga harus mendengar caci maki teman temanku?

Hei, aku juga manusia.

Yang dicaci melangkah pelan menuju keluar akademi. Suara suara oceh itu masih terdengar jelas baginya.

'Hm, bikin orang kalah saja'

'Iris ada, rekor terendah dicapai'

'Iris konon'

'Hei, itu otak atau panci?'

'Kerjasama pun tak becus'

'Telinganya tuli kali, yak'

Sudah cukup untuk hari ini. Ali muak. Ingin rasanya dia menghantam tembok atau ditabrak mobil sampai mati. Dia tak kuat lagi. Ingin dia menangis, tapi dirinya selalu teringat mamanya yang berkata dia kuat.

"Mama, jemput aku . Aku tak kuat lagi"

Akhirnya ia tidur dikasurnya sambil berusaha melupakan apa yang terjadi tadi.

***

Keesokan harinya dia masih terlambat seperti biasa. Dan orang itu benar benar mendelikkan matanya karena kasusnya yang benar benar kelewatan. Sebulan dia terlambat Dua puluh kali?? Tak habis pikir alicia terhadapnya.

Pr mudah pun tak dapat dia kerjakan tepat waktu. Akan jadi apa dia nanti? Bertanya dalam hati alicia.

Waktu cepat berlalu. Dan ali sampai di akademi. Hanya untuk melihat dirinya dicemooh oleh temannya sendiri.

Misi pun dia terpaksa diikutkan karena dia tak punya pengalaman sama sekali. Hanya beberapa teman yang tak mengejeknya. Karena mereka tahu, bagaimana ali sebenarnya.

Suatu saat, dia dan kelompoknya diberi misi untuk memeriksa adanya transanksi di pelabuhan cyberraya.

"Ali, scan keamanan dan jumlah musuh"titah bakar.

"Cctv telah dihack oleh mereka dan jumlah musuh adalah....12 orang"

"Bagus, kita tak perlu repot hack. Ali, alihkan perhatian. Aku dan alicia akan melawan dan merampas senjata mereka"

Dimulailah malam itu.

Ali mengalihkan perhatia musuh dan mereka berdua beradu sambil merampas senjata haram tersebut.

Malangnya alicia terlalu terfokus dengan musuh sampai tak sadar mobil yang berusaha menabraknya dari sisi jalan.

Ali yang meihatnya histeris, sedangkan alicia benar benar tak sadar dirinya adalah target.

Segalanya terasa lambat, seolah ada efek slow motion yang bekerja.

Ali yang mendorongnya menuju pinggir jalan.

Alicia yang melihatnya geram tapi tertahan. Akhirnya ia melihat mobil yang menancap gas. Lampunya terang kepalang menghantam parah tubuh ali ditengah jalan.

Tubuh ali tergeletak berdarah darah ditengah jalan tanpa ada yang menolongnya. Saat ingin berteriak, bakar datang untuk menggotong ali kembali ke HQ.

Nahas, ali berdarah darah sedangkan teman temannya hanya melihat dan mengejeknya.

'Heh, iris gak guna'

' jual saja iris kau'

'Menyusahkan saja jadi orang'

Alicia yang mendengar semua itu hanya dapat diam. Memang benar kata mereka. Tapi seharusnya mereka tahu pengorbanan ali terhadapnya. Ego yang menyelimutinya membuatnya tak mampu ingin berterimakasih.

"Hm, bakar . Ada apa dengan ali?" General menanyakan perihal kecelakaan itu. Bakar menceritakan tentang ali yang mendorong alicia agar dirinya tak tertabrak mobil dan mengorbankan dirinya.

General rama menghela nafas melihat anak semata wayangnya yang terlihat tak mau berterimakasih.

Bersambung...

Sorry ye..bahasa indo..

Ali Alicia FanficTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang