Jam menunjukkan pukul 2 siang, Kyla mondar mandir menunnggu kabar dari seseorang. Wajah Kyla berseri-seri nampak tak sabaran, berkali-kali mengecek notif di handphone nya.
Dan akhirnya penantian itu sirna dan ia mendapatkan pesan dari seseorang itu untuk segera menemuinya.
Tanpa membalas pesan tersebut, Kyla dengan semangat memasuki kamar mandi mengganti pakaian nya dan memolesi wajahnya menggunakan make-up tipis.
Dengan langkah cepat, Kyla menghampiri sang mamam yang tengah membaca majalah di sofa depan tv bersama mama nya Angga.
"Mamam.. Kyla mau izin keluar bentar ya?". Kyla memeluk mamam dari belakang dan berbicara dengan nada rayunya.
"Mau kemana sayang?". Tanya Mamam menoleh ke Kyla.
Kyla yang di tanya hanya menyengir, "hehe adadeh mam, boleh ya!".
"Ya mau kemana dulu Kyla, biar jelas baru mamam ijinin kamu pergi".
"Yah mamam, ayolah mam. Ijinin ya".
"Emangnya ada hal penting apa sih sayang?". Kini giliran mama Yuli yang bertanya karena Kyla begitu kekeh ingin keluar.
"Ini lebih dari penting Tante".
"Jadi mamam harus ijinin ya".
"Heemm ya udah mamam ijinin tapi jangan keluar untuk hal aneh-aneh ya. Dan jangan pulang malem". Pesan mamam.
"Siap. Tapi mam, mamam masak yang banyak ya. Suruh Zara aja yang bantuin kalau mamam cape, Kyla bakal bawa seseorang".
"Dadahh mamam kyla pergi, assalamualaikum". Teriak Kyla.
"Waalaikumsalam".
"Dasar anak aneh".
"Si Kyla ada-ada aja ya Bu". Kekeh mama Yuli melihat tingkah Kyla.
"Ya begitu lah Bu, kalau punya anak setengah gila".
"Hahah berarti belum gila 100% Bu ya?". Tawa mama Yuli.
"Haha iya, baru 50%. Ayo Bu kedalam, sekalian mau masak".
Didalam kamar Angga dan Zara bak sepasang pengantin baru, tidur dengan pelukan yang mesra di atas kasur sampai tak menyadari bahwa hari sudah semakin sore.
"Eghhh".
"Eh anak papap. Sama siapa kesini nak?". Tanya Angga sedikit kaget melihat Rey sudah ada di atas dadanya.
"Nek.
"Nenek?".
Angga memindahkan Rey ke atas kamu dan dia pergi kemara mandi untuk mencuci muka.
"Sayang. Mamam. Zara. Ra". Panggil Angga berkali-kali yang kembali dari kamar mandi.
"Angga aku capek".
"Tapi ini udah sore istriku". Ucap Angga lembut dan duduk di samping Zara mengelus rambut terurai Zara.
"Udah jam berapa?" Tanya Zara yang sudah mengganti posisinya menjadi duduk, tetapi masih dengan mata terpejam.
"Udah jam 2 lebih sayang. Itu Rey tadi yang bangunin aku".
Zara menoleh melihat Rey yang juga menatapnya balik.
"Hemm yaudah aku mau cuci muka dulu, kamu bawa Rey ke bawah ya".
Angga menggendong Rey dan mengajaknya keluar.
"Eh cucu nenek, udah bangunin papap ya?".
"Mama ya bawa Rey ke kamar Angga?". Tanya Angga pada mamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT LOVE[SELESAI]
Novela JuvenilDia lelakiku, belahan jiwaku, lelaki yang sangat aku cintai. Aku tak tahu bagaimana diriku tanpanya ~ Adhisty Zara Sundari Kusumawardhani. Dia wanitaku, separuh napasku, wanita yang sangat aku cintai. wanita yang selalu menjadi bahagiaku ~ Angga Ald...