KOI NO YOKAN
.
.
.
.
"Mino?" Jimin menatap bingung pada anak sulungnya itu. Terlihat sedang merenungi sesuatu, alisnya berkerut dalam.
"Papa?" Mino melirik dan tersenyum terpaksa.
"Ada apa?" Jimin mengelus pelan bahu Mino, melirik penasaran pada anaknya yang terduduk di lantai beralas karpet.
"Tidak ada" jawab Mino dan menggeser tubuhnya agar Jimin bisa ikut duduk di sampingnya.
"Jangan bohong" Jimin memicing tajam.
"Papa, mungkin ini perasaanku saja, tapi aku merasa seperti diikuti dan itu membuatku tidak nyaman" mulai Mino.
"Ceritakan"
"Di sekolah yang baru, Papa tau kan, sekolahku bersebelahan dengan sekolah khusus putri?" mulai Mino.
Jimin mengangguk.
"Belakangan ini, aku merasa seperti diikuti. Lihat ini" Mino menyerahkan ponselnya pada Jimin.
Jimin mengambil ponsel anaknya dengan alis mengerut bingung.
"Papa buka pesan di ponselku, isinya nomor baru semua. Minggu pertama aku merasa tidak begitu peduli karena hanya berisi pesan tidak penting, tapi ini sudah hampir dua minggu dan ini mulai menyebalkan" cerita Mino.
Jimin membaca beberapa pesan dari nomor baru yang masuk kedalam ponsel Mino. "Nak, ini setiap hari?" Tanya Jimin khawatir.
"Hampir dua minggu aku mendapatkan pesan aneh terus, Pa. Di rumah, di sekolah, di tempat nongkrong, bahkan saat aku ..." belum sempat Mino selesai mengeluh, Jimin membuang ponsel Mino ke dinding hingga layarnya pecah.
"Papa? Kenapa?" Tanya Mino khawatir.
Jimin terkekeh. "Menyelesaikan masalah anak Papa"
Mino mentap bingung pada Jimin. "Papa sudah tertular Mimo"
"Ada apa?" Yoongi baru saja selesai mandi, duduk diatas sofa, tepat di depan Jimin dan Mino.
"Mino merasa diteror belakangan ini, jadi untuk menyelesaikan masalahnya, aku membuang ponselnya hyung" cerita Jimin.
"Pintar" puji Yoongi, tangannya menepuk-nepuk pelan kepala Jimin dengan bangga.
"Appa, Papa, dengan merusak ponselku, bukan berarti masalahnya selesaikan?" Mino mengusap wajahnya frustasi.
"Sudahlah, Papamu sudah biasa mendapat pesan-pesan tidak penting seperti itu. Beli saja nomor yang baru, Nak. Kalau kau masih diganggu, kita cari pengirimnya." Ucap Yoongi.
"Appa, kalau Papa dulu sering mendapatkan pesan, sudah pasti itu dari penggemarnya kan? Lalu aku?" protes Mino. "Sudahlah, jadi lapar" Mino berdiri dari duduknya, melirik ponselnya yang sudah retak di dekat dinding dan membiarkannya begitu saja.
'Mino, kaos kakimu yang kau pakai hari ini, terlihat lucu.'
.
.
.
Dua minggu sebelumnya....
"Baik-baik di sekolah" nasehat Stella sambil menunggu Mino memperbaiki tali sepatunya.
Seperti kebiasaan, Mino selalu diantar Stella setiap pergi sekolah, walaupun jarak rumah mereka cukup jauh, Stella pasti menyempatkan diri untuk mengantar sekolah monyet kecilnya, memastikan anak nakal itu pergi ke sekolah dan bukannya ketempat bermain.
KAMU SEDANG MEMBACA
KOI NO YOKAN-2
FanfictionYOONMIN! ( biar nyambung, silahkan baca yang KNY-1 dulu kakak yorobun) "Tentu saja begitu, uangku adalah uangku, uang Yoongi hyung adalah uangku. kita sepakat" "Sudah lama aku tidak menggunakan tongkat baseball-ku. Aku senang sekali hari ini" "Dia S...