28. CONFESSION

6.8K 534 45
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


[BATH: Prekuel 001]

.

.

.

.

.

Namjoon tak pernah terlalu suka hari Senin.

Selain harus memulai awal minggu dengan kesibukan yang luar biasa, hal-hal kurang mujur selalu terjadi di hari Senin. Entah itu Jungkook—sang artis asuhan yang rewel minta kostumnya diganti di menit-menit terakhir, kebiasaan terantuk di batas pintu akibat jalan terburu-buru tanpa melihat ke bawah, pihak studio yang kurang koperatif, sampai salah mengambil gula dan garam saat memasak untuk sarapan. Betapapun sibuknya, Namjoon enggan membeli roti atau bekal makanan di minimarket kecuali dia benar-benar terlambat bangun. Terutama jika Jungkook sedang menjalani tur dan dirinya nyaris tidak tidur, Namjoon harus benar-benar sabar untuk tidak uring-uringan.

Hari ini pun Jungkook begitu banyak menuntut seperti biasa dan Namjoon tak menahan diri untuk menoyor kepala penyanyi muda itu supaya tidak terus-terusan membicarakan aktor Kim Taehyung dari sebuah acara. Didukung perut lapar serta punggung pegal, Namjoon berniat segera makan dan beristirahat, apalagi gerimis samar yang menyambut saat pulang tadi kini berangsur deras. Mungkin sebaiknya dia berendam sejenak untuk menghangatkan badan sebelum menyiapkan makan malam, kemudian minum bir dan berguling santai di depan televisi sampai tertidur. Rencana yang bagus.

Namun ketika tengah menumis bawang, telinganya menangkap suara bel berdenting. Jarum jam di dapur sudah mengarah ke angka sepuluh, maka rasanya tak wajar jika ada seseorang yang berkunjung selarut ini. Dimatikannya kompor usai menyeka tangan sambil tergopoh-gopoh menuju ruang depan. Bagaimanapun tamu tetaplah tamu, mungkin salah seorang tetangga yang sedang butuh pertolongan atau perlu sesuatu.

Gemuruh hujan menyambut pendengarannya begitu pintu dibuka. Alih-alih tetangga, seorang pria berwajah familiar berdiri kaku di hadapan Namjoon. Sekujur tubuhnya basah kuyup, tetes air berjatuhan dari ujung rambut dan sweaternya, namun yang bersangkutan tampak tak peduli dan langsung berujar panik.

"NAMJOON-AH!! AYO KAWIN LARI DENGANKU!!!"

Namjoon reflek mengerjap bodoh.

Satu. Dua kali.

"Eh?"


--


Pria itu berdiri canggung di belakangnya, tampak cukup risih mendapati bagaimana lantai rumah Namjoon ikut basah seiring langkah menuju kamar mandi. Harum bawang mengawang kuat di udara dan Seokjin tak tahan untuk mengendus, "Kamu sedang memasak?"

"Kare," yang ditanya sibuk memilah isi lemari kayu kecil di dekat jajaran botol sabun, "Jungkook masih harus menghadiri acara di stasiun televisi sampai pukul delapan, jadinya aku belum sempat makan malam."

SHENMEI | AESTHETIC (NamJin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang