39 - jaehyuk's pt.2

577 65 25
                                    


***

"Bang," Panggil Doyoung.

"Kenapa?"

"Aku nemuin sesuatu di kamar Bang Jae."

"Hah?"

Saat ini mereka sedang makan berdua di kantin rumah sakit. Byounggon ambil cuti untuk menggantikan June yang tidak bisa meninggalkan pekerjaannya. Sedangkan Doyoung tetap kuliah, hanya saja izin untuk tidak terlibat di organisasi.

Doyoung rasa, tidak ada salahnya bercerita pada sang kakak pertama. Yang penting, jangan sampe kedua orang tuanya tau. Biar nanti Jaehyuk sendiri saja yang memberitahu.

"Nemuin apa kamu dek?" Tanya Byounggon begitu sudah mengambil makanan pesanan mereka.

"Amplop. Ada dua. Abang kalo baca pasti kaget juga," Jawab Doyoung sembari menaruh pesanannya di hadapannya.

"Amplop apaan? Jangan bikin Abang penasaran deh."

"Aku bawa nih. Emang sengaja mau kasih tau Abang."

"Yaudah, entar aja. Makan dulu," Ucap Byounggon saat melihat Doyoung hendak mengambilnya di tas.

Akhirnya mereka makan dalam hening. Ini sudah hari kedua Jaehyuk dirawat, namun belum ada perubahan signifikan dari kondisi Jaehyuk. Sepertinya cukup parah karena menyerang pernafasan dan jantung.

"Mana, coba liat amplopnya," Pinta Byounggon begitu mereka berdua selesai makan dan membereskan meja. Doyoung mengambilnya dari tas dan menyerahkan amplop tersebut pada sang kakak.

Byounggon membaca kedua surat tersebut dan mengusap wajah tidak percaya. "Astaga, Jae."

Doyoung pun merasakan hal yang sama begitu membaca amplop tersebut pertama kali. Sungguh tidak menyangka Jaehyuk selama ini memaksakan dirinya untuk hal ini.

"Appa sama Papa, gimana ya?" Tanya Doyoung sambil menopang dagu.

"Ini biar Jaehyuk sendiri aja yang kasih tau. Nanti Abang kasih kalo keadaan dia udah pulih sedikit." Doyoung mengangguk setuju.

Akhirnya mereka kembali ke kamar rawat Jaehyuk. Jinan tertidur di sofa sedangkan Jaehyuk masih belum sadar. Rasanya sedih melihat Jaehyuk terbaring lemah seperti sekarang ini. Karena biasanya anak ini yang paling ceria dibanding ketiganya. Dia yang selalu memastikan kalau kakak dan adiknya harus berada dalam mood yang baik.

Hingga malam menjelang, Byounggon mengajak sang Papa untuk makan di kantin dan meminta Doyoung untuk menjaga Jaehyuk. Kira-kira 10 menit setelah mereka pergi, Doyoung yang duduk persis disamping tempat tidur Jaehyuk melihat pergerakan tangannya.

"Bang?" Jaehyuk membuka matanya pelan. Doyoung segera memencet tombol yang ada di samping tempat tidur Jaehyuk untuk memanggil suster.

Suster pun datang bersama dokter yang menangani Jaehyuk. Dokter berkata ini sudah merupakan kemajuan karena Jaehyuk sudah sadar. Hanya saja, kondisinya masih lemah dan butuh istirahat lebih alias harus bed rest.

Doyoung membungkuk hormat dan mengucapkan terima kasih begitu sang dokter dan suster pamit. Doyoung menggenggam tangan Jaehyuk.

"Abang bikin panik, huhu. Udah 2 hari Abang gak sadar," Ucap Doyoung. Sedangkan Jaehyuk hanya tertawa kecil dan tidak membalas karena tubuhnya masih sangat lemas.

"Abang tuh udah dibilangin jangan kecapekan. Appa kan juga udah bilang suruh ambil cuti buat istirahat. Bandel banget sih." Doyoung mulai mencebikkan bibirnya— siap menangis.

"Abang... baru bangun juga," Balas Jaehyuk dengan suaranya yang serak dan lemah.

Doyoung segera mengambil segelas air putih dan membantu sang Kakak untuk meminumnya. Baru saja Doyoung menaruh gelasnya, pintu kamar Jaehyuk terbuka menampakkan Jinan dan Byounggon yang baru kembali.

Family ; junhwan [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang