Days to Remember

26 3 0
                                    

Regan Arshad Bagaskoro terbangun dari tidur panjangnya selama hampir 2 bulan. Ketika dia terbangun semua orang mengucapkan syukur tetapi Regan hanya terdiam menatap orang-orang yang berada dikamar inapnya. Dia seperti merasa ada yang kurang tapi entah apa.

            "Aku kenapa bisa ada disini?" tanya Regan yang seketika membuat semua yang berada diruangan tersebut terdiam.

            "Kamu tidak ingat apa yang terjadi sama kamu, Nak?" tanya Prita sang Mama.

            Regan mencoba mengingat namun hanya bayangan samar yang muncul dan kepalanya pun berdenyut sakit.

            "Aku sedang menyetir mobil lalu semuanya menjadi gelap," jawab Regan sambil memijat pelipisnya.

            Prita terdiam dan sorot matanya berubah menjadi sendu. Dokter pun akhirnya datang dan segera memeriksa kondisi Regan. Dokter pun menjelaskan kalau Regan mengalami retrograde amnesia yang dimana dia tidak dapat mengingat kejadian atau kenangan dimasa lalu serta informasi-informasi yang familiar sebelumnya atau tepatnya Regan tidak dapat mengingat kejadian sebelum kecelakaan yang terjadi padanya. Dokter pun menyarankan untuk keluarganya tidak memaksakan Regan untuk dapat segera mengingatnya. Setelah menjelaskan hal itu, dokter pun pamit dan keluarga Regan akhirnya sepakat untuk tidak memberitahu Regan apa yang sebenarnya terjadi padanya dengan alasan untuk kebaikkannya. Sementara Regan, dia hanya terdiam sambil berusaha mengenyahkan perasaan asing yang dia rasakan.

***

"Gua kenapa bisa ngalamin kecelakaan itu?" tanya Regan pada sahabatnya, Leon.

            "Lo habis dari acara pernikahan Gerry sama Sila tapi karena lo ngerasa gak enak badan akhirnya pulang duluan dan maksa buat nyetir sendiri padahal udah gua tawarin buat anterin lo balik sampai akhirnya lo ngalamin kecelakaan itu," jelas Leon.

            "Benarkah?" tanya Regan memastikan dan Leon mengangguk.

            Regan terdiam dan entah mengapa dia merasa kalau Leon sedang menyembunyikan sesuatu darinya.

            "Udah lo gak perlu mikirin hal itu lagi. Yang penting sekarang lo udah sadar dan sebentar lagi pulih," ucap Leon berusaha mengalihkan perhatian Regan. Regan hanya mengangguk walau hatinya merasa seperti ada yang dia lupakan dan itu sangat penting untuknya.

***

Regan sedang jogging di Minggu pagi yang cerah mengelilingi kompleks perumahannya. Langkahnya terhenti ketika melihat seorang gadis dipinggir jalan yang sedang kebingungan karena rantai sepedanya yang terlepas, Regan pun mendatangi gadis itu.

            "Rantai sepeda nya lepas?" pertanyaan Regan mengejutkan gadis itu dan langsung menoleh kearah Regan. Regan terdiam entah mengapa dia merasa seperti déjà vu.

            "Astaghfirullah! Bikin kaget aja! Iya, mana aku harus mengantarkan pesanan kue ini sekarang," jawab gadis itu.

            Tanpa diperintah, Regan langsung berjongkok untuk membantu gadis itu membenarkan rantai sepedanya. Gadis itu pun menyingkir dan membiarkan Regan membantu. Tatapan gadis itu pun tanpa Regan sadari berubah sendu.

            "Sudah. Silahkan dicoba dulu," ucap Regan pada gadis itu. Gadis itu pun mencobanya sesuai perintah Regan.

            "Alhamdulillah. Terimakasih banyak, ya! Kalau begitu aku pergi dulu, ya!" ucap gadis itu sambil tersenyum manis.

            "Sama-sama. Hati-hati dijalan," balas Regan.

            Setelah gadis itu pergi kepala Regan berdenyut sakit, sekelebat ingatan muncul dikepalanya. Dia pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya tetapi sayangnya semuanya masih samar-samar. Regan pun akhirnya memutuskan untuk segera kembali kerumahnya.

Days to RememberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang