***
Dua hari setelah meeting itu, Jiyong masih belum bergerak. Ia masih berada di kantornya memikirkan semua hal yang sudah pernah ia dengar. Sembari memangku semangkuk pop corn sebagai camilan, pria itu duduk memandangi TV yang sudah lama dimatikan.
"Hyung-"
"Kurasa aku baru saja melakukan kesalahan,"
"Ya?" tanya Seungri, yang baru saja menegur Jiyong karena pria itu terus melamun di sofa lantai tiga. "Kesalahan apa? Kau menyesal mengambil kasus ini?"
"Aku terlalu banyak berpikir," ucap Jiyong sembari menyalakan kembali TV di depannya dan menunjukkan foto-foto di lokasi kejadian kematian Jungkook pada Seungri. "Tidak ada mainan apapun di dekat pria itu. Padahal malam itu Jungkook dan Rose sedang berdebat karena paket berisi mainan Jungkook baru saja datang. Rose menyebut Jungkook boros karena membeli mainan itu," jelas Jiyong sembari terus mengganti foto di layar televisinya, menunjukkan kalau tidak ada kotak paket apapun di sana. "Paket mainannya hilang dan tidak ada yang sadar kalau mainan itu hilang,"
"Berarti ada orang yang masuk? Kaki tangan?" tanya Seungri dan Jiyong menganggukan kepalanya. Ada orang yang mencuri kotak paket mainan itu– yang itu artinya, ada sesuatu dalam kotak mainan tersebut. "Bagaimana kalau ada racun di dalam mainan itu? Mungkin hanya Jungkook yang menyentuh mainan itu?"
"Polisi yang harus mencari mainan itu," balas Jiyong. "Ambilkan handphoneku," suruh Jiyong sembari menunjuk handphonenya yang sedang di isi dayanya. "Akan ku pastikan kalau pembunuhnya orang luar," ucap pria itu sembari mulai menghubungi seseorang dengan handphonenya.
Seungri bertanya bagaimana Jiyong akan memastikan hal itu dan ia bilang ia akan memakai trik meja kartu. Seseorang yang baru saja membunuh pasti akan menunjukkan perubahan besar dalam hidupnya. Kalau ada seorang pembunuh dalam sekelompok pemain kartu, hanya ada dua orang yang perlu di perhatikan– si pemain aman yang tiba-tiba tidak sabaran, dan sebaliknya, si pemain tidak sabaran yang tiba-tiba memilih lemparan kartu aman. Akan ada perubahan psikologis dalam diri si pembunuh yang tidak pembunuh itu sadari– itu inti dalam trik meja kartu.
"Rose, bisa kita bicara sebentar?" tanya Jiyong dan tentu saja Rose mengiyakannya. Kali ini Jiyong menanyakan penghuni lainnya pada Rose. Adakah sikap penghuni lain yang berubah setelah kematian Jungkook dan Rose tidak bisa menyebutkan satupun nama dengan pasti.
"Uhm... Aku tidak tahu," jawab Rose. "Bobby terlihat sedih, tapi ia tidak menunjukkan rasa sedih itu dengan jelas. Dia terlihat sedih, tapi tidak terlihat berbeda. Dia tetap sibuk dan diam seperti biasanya. Mino juga tidak terlihat begitu berbeda, dia kembali sibuk mencari pekerjaan. Semua orang butuh uang, aku mengerti kalau Mino harus terus mencari kerja walaupun keadaan kami sekarang begini. Kalau Lisa... Dia jadi sedikit pendiam, apa itu bisa disebut berubah? Mungkin diam adalah caranya menunjukkan rasa sedihnya," jelas Rose dan Jiyong berterimakasih atas jawaban-jawaban tersebut.
Setelah selesai menerima jawaban dari Rose, Jiyong menelepon orang yang kedua– Bobby. Hanya saja, malam itu Bobby tidak menjawab panggilannya. Jadi tanpa mau repot-repot menunggu, Jiyong menelepon Mino. Malam itu, Mino menjawab panggilan Jiyong, mendengar pertanyaan Jiyong kemudian menjawabnya, memberi jawaban yang hampir sama dengan Rose.
"Apa Rose, Bobby dan Lisa terlihat berbeda akhir-akhir ini? Mungkin ada sikap mereka yang berubah setelah kematian Jungkook?"
"Rose berubah," jawab Mino. "Dia menghindari ruang tengah sekarang. Dia pasti terpukul karena melihat kekasihnya tewas seperti itu. Kalau Bobby, dia tidak banyak berubah. Dia tetap mengejar-ngejar Lisa seperti biasanya, tapi kurasa Lisa juga berubah. Dia jadi sangat pendiam, terlihat gugup dan khawatir, mungkin melihat Jungkook bukan pemandangan yang baik untuk para gadis," jawab Mino.
Mino sempat penasaran tentang alasan Jiyong menanyakan itu, namun saat ia bertanya, Jiyong tidak memberinya jawaban. Jiyong hanya bilang kalau ia punya sesuatu yang mengganggunya. Jiyong sama sekali tidak membagi penemuannya. Dan setelah panggilan Mino berakhir, sebuah panggilan baru saja masuk ke handphone Jiyong– panggilan dari Bobby. Bobby sudah bilang kalau Lisa jadi lebih sering murung setelah Jungkook tewas, jadi Jiyong hanya menanyakan Rose dan Mino ketika Bobby balas meneleponnya malam ini.
"Rose kelihatan sedih, tentu saja dia sedih karena kekasihnya baru saja tewas. Justru aneh kalau dia tidak sedih sama sekali. Tapi Mino... Kurasa dia baik-baik saja? Dia tidak terlihat begitu sedih, dia tetap sibuk dengan hidupnya sendiri seperti biasanya. Tidak ada yang tiba-tiba ceria setelah masalah ini," jawab Bobby malam itu.
Seungri masih di sana ketika Jiyong menelpon, pria itu kemudian bertanya bagaimana hasilnya. Dan Jiyong bilang mereka bisa mencoret tiga nama dari keempat terduga mereka.
"Secepat itu?" tanya Seungri, sedikit bingung karena ketiba-tibaan Jiyong. "Hanya karena trik meja kartu yang bahkan- bagaimana bisa?"
"Kita tahu ada orang lain disana. Tapi disaat semua orang ada di kamar masing-masing, Jungkook tewas. Kalau kita bisa bicara tentang kaki tangan, sekarang siapa yang mungkin punya kaki tangan? Rose? Dia bahkan mengomel karena Jungkook membeli mainan, dia tidak akan sudi membayar kaki tangan. Jadi Rose dicoret. Lalu Bobby? Dia mungkin saja menyewa kaki tangan tapi sikapnya sebelum dan sesudah kejadian itu tidak berubah, dia tetap fokus pada Lisa. Dia tidak begitu memperhatikan Rose apalagi Mino. Bahkan seorang psikopat akan menunjukkan rasa senangnya setelah membunuh orang, tapi apa yang Bobby lakukan? Dia masih dan tetap fokus pada gadis yang disukainya-"
"Bisa saja Bobby sebenarnya senang tapi menutup-nutupi perasaannya?"
"Kalau begitu, dia akan merasa aman dan semakin berusaha mendekati Lisa. Dia punya uang, warisan itu. Dan melihat Lisa murung, dia pasti akan mengajak Lisa pergi berlibur. Aku sudah menang sekarang, tidak ada lagi Jungkook yang mencoba mendekati Lisa, aku bisa mendapatkan Lisa untuk diriku sendiri dan akan kubawa dia, akan kubuat dia jadi milikku, lalu kalau Lisa menolak? Sudah pasti dia akan lebih aktif lagi,"
"Jadi Bobby dicoret?"
"Hm," angguk Jiyong. "Lalu Mino, Mino membenci Jungkook, tapi bukan Jungkook yang ingin dia bunuh. Dia ingin membunuh orang yang memecatnya– Kim Jennie. Kalau dia dendam pada Jungkook, dia pasti akan senang sekali karena telah membunuh Jungkook. Tapi apa yang dilakukannya? Dia tetap mencari kerja, tetap berusaha menjalani hidupnya yang tidak menyenangkan. Jadi Mino juga dicoret,"
"Lisa?" tanya Seungri. "Dia tidak dicoret?"
Jiyong menggelengkan kepalanya. Dia tidak ingin berhenti mencurigai Lisa sampai ia tahu betul siapa pelaku yang sebenarnya.
"Bobby, Mino bahkan Rose sedih karena kematian Jungkook," jawab Jiyong. "Tapi Lisa tidak terlihat sedih, dia justru terlihat khawatir."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Help Me, Monsieur!
FanfictionSeorang pria berusia dua puluh enam tahun ditemukan tewas di ruang tengah sebuah penginapan dua lantai. Di lantai atas, ada dua orang tamu yang baru saja masuk ke dalam kamar masing-masing. Di lantai bawah, si penjaga penginapan tengah berbaring di...