Author pov
Semenjak hari kelulusan sebulan yang lalu, Vanilla mendadak menjadi Pengacara (pengangguran banyak acara). Bagaimana tidak, setiap harinya ia digeluti oleh tugas-tugas rumahan, belum lagi turnamen-turnamen game nya.
"Van, ada Chico tuh di luar" teriak mama nya Vanilla.
Vanilla yang sedang memasak pun terpaksa menghentikan aktivitasnya sebentar.
"Mamah itu masakan Vanilla liatin dulu dong takut gosong hehe" ujar Vanilla pada mama nya.
Mamahnya mengangguk paham dan langsung meninggalkan Vanilla dan Chico di ruang tamu.
"Emang kamu bisa masak?" tanya Chico dengan raut wajah tak percaya.
"Kok muka lo minta di tampol ya?" ucap Vanilla.
"Cium aja jangan tampol" goda Chico.
"Cium tuh bantal" Vanilla melempar bantal sofa ke muka Chico.
"Galak mulu, tar saya pergi nyesel loh" ujar Chico.
"Dunia terlalu kejam untukmu, semoga tenang di sana ya sayang" Vanilla mengusap kepala Chico.
"Jahat banget doain saya mati" Chico cemberut.
"Hahahaha Canda, btw mau ngapain kesini? Minta sumbangan?" tanya Vanilla.
"Minta jatah" ucap Chico ngawur.
"HEH!!!" Vanilla menoyor Chico.
"Hahaha jadi gini, si Bagas ngajakin main katanya mau kenalin calon nya, terus saya ngajak kamu biar gak ngenes banget" jelas Chico.
"Anjir gue di jadiin properti nih-_-"
"Kan kamu pacar saya geblek" ucap Chico sembari mencubit hidung Vanilla.
"Oh" ucap Vanilla singkat.
" Astagfirullah Oh doang" ucap Chico sembari mengelus dada.
"Bawel lo, yauda gue mandi dulu" ucap Vanilla sebelum meninggalkan Chico.
Beberapa menit kemudian Vanilla telah siap dengan balutan kemeja putih dan ripped jeans nya. Ia membiarkan rambutnya terurai begitu saja.
"Kamu mau nguli dimana?" tanya Chico spontan saat melihat ke arah ripped jeans Vanilla.
"Nguli?" Vanilla mengernyitkan keningnya.
"Itu celana kok robek-robek kaya kuli proyek" ujar Chico.
"Nora lo, ini tuh fashion" ucap Vanilla.
"Cecan mah bebas ya" Chico menggelengkan kepala nya.
"Jelas dong hahaha, yu berangkat" Vanilla menarik tangan Chico. Menggeret sih lebih tepatnya wkwk.
Mereka pun berangkat menuju tempat yang Bagas Share.
***
"Itu Bagas bukan sih?" tanya Vanilla saat matanya melihat pria berjaket denim yang sedang berbincang dengan seorang wanita di depannya.
"Iya tuh, yauda yu kesana" ucap Chico lalu menggandeng Vanilla.
Vanilla dan Chico pun menghampiri Bagas. Mereka langsung terkejut saat melihat siapa wanita yang ada di hadapan Bagas.
"Neng lisa?" tanya Chico.
"Iya hehe" ucap Lisa sembari tersenyum kikuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
ICE GIRL VANILLA ( Telah Terbit )
Подростковая литератураTerimakasih pernah hadir walau tak sampai akhir. Pernah singgah walau mungkin tak pernah sungguh. Pernah mengukir tawa walau hanya sementara. Bila kau memang untukku, sejauh apapun jarak memisahkan pasti akan dipersatukan kembali. Semoga saja. **...