Epilog

1.6K 214 25
                                    

***

Kira-kira lima bulan telah berlalu sejak Jiyong memberitahu Lisa kalau ia sudah menemukan pelakunya. Jiyong tidak bisa menangkap pelakunya, ia tidak berwenang atas hal tersebut jadi yang bisa mereka lakukan hanya menunggu polisi menyelesaikan pekerjaan mereka. Menangkap si pelaku, ternyata butuh waktu yang sangat lama– sebab pelakunya ternyata sangat licin, sulit digapai dan terus mengelak. Hal yang selalu terjadi ketika menangkap penjahat sekaya Jennie Kim.

"Sudah ku bilang kan, mereka berempat terlalu miskin untuk bisa membeli racunnya," komentar Seunghyun, yang siang ini tengah duduk di lantai satu kantornya. Pria itu duduk bersama Yongbae sedang Daesung ada di posisinya– membuat kopi. Mereka tengah menonton berita yang kebetulan tayang siang itu. Berita tertangkapnya Kim Jennie, si pengusaha kaya raya karena kasus pembunuhan sekitar enam bulan yang lalu. Jennie dijatuhi hukuman sepuluh tahun penjara karena racun yang ia bubuhkan di hadiah milik korban, juga karena luka tusuk yang ada di perut korbannya. "Bisakah kau membelikanku kopi instan saja? Aku tidak mau minum kopi Daesung lagi,"

"Hei aku sudah belajar membuat kopi dari ahlinya," protes Daesung yang kemudian berkata kalau empat bulan lalu Lisa sudah mengajarinya membuat kopi– saat Seunghyun sedang pergi keluar kota untuk kasusnya sendiri. "Tapi sudah empat bulan ini aku tidak melihat Lisa lagi, apa Jiyong hyung sudah putus dengannya?"

"Jiyong berkencan dengan Lisa?" tanya Yongbae, yang juga pergi bersama Seunghyun selama beberapa waktu terakhir. Mereka pergi ke Jeju untuk sebuah kasus dan baru kembali setelah kasus itu selesai. Baru saja selesai kemarin dan hari ini mereka baru tiba kembali di kantor.

"Uhm... Tidak tahu," jawab Daesung. "Tapi Lisa selalu datang dan mengekori Jiyong hyung, Jiyong hyung juga tidak keberatan dengan itu jadi ku pikir mereka berkencan," tutur Daesung bersamaan dengan datangnya Lisa ke kantor tersebut. Gadis itu turun dari taksi dengan perutnya yang lebih besar dari empat tahun lalu.

"Wow, ada drama apa lagi ini?" komentar Seunghyun sementara Yongbae justru bangkit untuk naik ke lantai tiga, Jiyong ada di sana, baru saja naik sekitar dua puluh menit lalu.

Lisa datang dengan senyumannya, membuat dua pria di dalam kantor tersebut gugup karenanya. Bayangan akan permintaan pertanggungjawaban sampai drama-drama klise lainnya sudah berputar di kepala Seunghyun juga Daesung.

"Halo, oppa," sapa Lisa yang sedikit kesusahan untuk mendorong pintu kaca kantor tersebut, membuat Seunghyun lantas bergegas bangkit dan membantu Lisa dengan pintunya. "Terimakasih, oppa sudah kembali dari Jeju? Lama tidak melihatmu. Halo Daesung oppa, apa Jiyong oppa ada disini?"

"Kau hamil?" tanya Daesung, mengeluarkan isi kepala Seunghyun yang wajahnya terlihat begitu bingung. "Kau belum menikah kan? Apa itu anak-"

"Ya," jawab Lisa sembari menganggukan kepalanya kemudian meraih kursi terdekat dan duduk di sana. Ia hanya berjalan dari taksi sampai ke tempatnya duduk sekarang, namun rasanya kakinya sudah hampir putus karena lelah. "Dia menghamiliku tapi tidak mau menikah denganku," ucap Lisa membuat Seunghyun langsung mengumpat– suaranya tidak keras namun cukup untuk menunjukkan rasa kesalnya. Bisa-bisanya Jiyong bersikap bodoh begitu– pikir Seunghyun. Bahkan Daesung ingin memukul Jiyong sekarang, karena pria itu enggan bertanggung jawab atas putranya.

"Padahal aku sebatang kara, eomma dan appaku sudah meninggal delapan tahun lalu. Pamanku di Osaka, dan aku tidak punya siapa-siapa lagi, tapi Jiyong oppa-"

"Ya! Lalisa! Kenapa kau kesini?!" seru Jiyong, sosoknya belum terlihat namun suara serta bunyi langkah kakinya sudah terdengar sampai ke telinga Lisa juga dua pria di depannya.

"Ya! Kwon Jiyong! Bisa-bisanya kau-"

"Dokter menyuruhmu tetap di rumah sakit! Kenapa kau melarikan diri kesini?! Bagaimana kalau kau pingsan lagi?!" omel Jiyong, yang sekarang berdiri di depan Lisa kemudian mengecek keadaan gadis itu, memastikan tidak ada satupun luka atau tanda-tanda kesakitan padanya.

"Dia merindukan appanya," jawab Lisa sembari mengusap perutnya sendiri. "Tapi dia bilang, dia bosan melihat appanya datang ke rumah sakit, jadi dia memintaku mengantarnya ke tempat kerja appanya," ucap gadis itu membuat raut wajah Jiyong melunak.

"Anakku, pasti sulit ya? Eommamu terus saja menjadikanmu alasan," balas Jiyong, sembari mengusap perut Lisa kemudian mencium perut itu– seolah ia bisa mencium anaknya kalau melakukan itu.

"Hehe oppa bingung ya?" tanya Lisa sembari menatap Seunghyun juga Daesung yang kini menatapnya aneh. "Aku sebatang kara disini, tapi Jiyong oppa meninggalkanku sendirian di rumah sakit, jadi aku kesini, bosan sekali di rumah sakit sendirian– itu yang ingin aku katakan tadi, sebelum Jiyong oppa menyela," jelas Lisa membuat Seunghyun, Daesung dan Yongbae langsung mendesah kesal.

"Apa yang dia katakan padanya? Aku tidak mau bertanggung jawab?" tanya Jiyong disusul jitakan kecil di kepala Lisa. "Jangan menyebar kebohongan disini, kau sedang mencari masalah denganku?"

"Ya, aku bosan di rumah sakit sendirian," balas Lisa sembari menganggukan kepalanya. "Biarkan aku tetap disini ya? Ya? Aku tidak mau tinggal di rumah sakit," rengek Lisa sembari menarik tangan Jiyong, membujuk agar Jiyong pria itu menuruti permintaannya. Sementara itu, Daesung dan Seunghyun sudah lebih dulu berbalik– mereka malas mendengar rengekan itu, mereka enggan mendengar urusan rumah tangga orang lain.

"Kalian sudah menikah? Atau akan menikah? Bisa-bisanya kau menikah tanpa mengundangku," komentar Yongbae yang sekarang duduk di sebelah Lisa. Hanya pria itu yang penasaran akan hubungan Lisa dan Jiyong, sementara dua pria lainnya sudah malas karena ekspetasi mereka baru saja dihancurkan.

"Belum, kami akan menikah setelah aku melahirkan," jawab Lisa yang tentu saja menumbuhkan tanda tanya di antara pria-pria itu, kecuali Jiyong. "Jiyong oppa, ingin mengundang anaknya ke pesta pernikahan itu," lanjut LIsa menjawab pertanyaan yang belum seorang pun tanyakan. "Tapi, kenapa Jennie Kim membunuh Jungkook? karena dia berselingkuh dengan Jungkook? atau karena dia marah saat tahu Jungkook hanya memanfaatkannya?" 

***

Tamat sungguhan

Help Me, Monsieur!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang