"Astaga, jangan jangan kakak kecelakaan. Itu kan pesawat yang ditumpangi Kak Rossa dan keluarganya. Astaga. Aku harus segera kesana. Hmmm aku jadi khawatir. " gumam Hera yang tadi baru saja melihat berita di televisi. Ia segera melaju mobilnya menuju tempat kejadian. Walaupun jaraknya sangat jauh, tapi Hera tetap menerjangnya.
"Mudah mudahan mereka semua gak kenapa napa..." gumam Hera lagi sambil melajukan mobilnya.
🌸🌸🌸
Sesampai di tempat kejadian, Hera langsung menuju ke petugas yang bersedia. Ia menanyakan kondisi keluarganya ini. Ia rela berdesak-desakan hanya untuk mencari tahu bagaimana kondisi keluarganya itu.
"Sabar pak, bu. Sabar. Satu-satu ya. Bisa antri memanjang ke belakang. Biar kami mudah memberikan informasinya. Ayo bapak bapak, ibu ibu. Silahkan mengantri! " tutur salah seorang bapak bapak yang agak tua. Sepertinya itu polisi atau tim aparat yang bertugas.
"Kita ini cemas pak."
"Gimana adik saya. "
"Hiks hiks hiks. Pak, ini anak saya satu satunya pak. Tolong segera dicari. Hiks hiks hiks."
Suara ibu ibu dan bapak bapak yang bergerombol disitu saling bertabrakkan. Terngiang. Terdengar lalu pergi. Terkadang suarnya pun simpang siur. Tak dapat diterima dengan jelas.
"Iya saya paham. Silahkan mengantri kebelakang. " ucap Bapak komandan tersebut dengan tegas.
Hera mendapati posisi kedua. Sebab ia mengalah pada ibu ibu yang menangis dan hampir pingsan sebab mencari cari anaknya yang belum ditemukan.
Beberapa menit kemudian, giliran Hera yang mendapatkan layanan dari mereka.
"Ini keluarga saya dari Bandung satu keluarga. Bagaimana? Apakah sudah ditemukan? " tanya Hera tanpa jeda. Ia sangat khawatir.
"Tenang bu. Nama keluarga ibu siapa saja? Dan mungkin ada fotonya? " tanya komandan itu dengan lembut.
Hera mengeluarkan foto yang ada di dompetnya dan menunjukkan satu demi satu namanya.
"Ini kakak ipar saya, kak Arya Darmawan. Ini istrinya sekaligus kakak kandung saya, kak Rossa Imelda. Ini anak sulungnya, namanya Mayscar Amelia. Ini adiknya Dayscar Amanda. Tolong pak carikan mereka!" pinta Hera dengan nada cemas.
"Baik bu. Bolehkah ibu menitipkan nomor WA ibu ke saya? Biar nanti jika ada informasi terkini bisa segera saya hubungi. "
Hera segera mengeluarkan kartu namanya untuk diberikan kepada bapak bapak tersebut. Ia juga menyelipkan foto keluarga May yang merupakan salah satu dari korban jatuhnya pesawat ini.
Setelah mendapatkan pelayanan mengenai informasi terkini korban pesawat jatuh tersebut. Hera diarahkan untuk keluar dari barisan para orang orang yang juga mencemaskan keluarganya.
Hera mengeluarkan ponselnya, ia menanyakan keberadaan adik dari Arya yabg bertugas menjaga perusahaannya. Ia sedang menuju ke tempat kejadian.
Selang 30 menit, adik paling bontot dari Arya, Andi namanya. Ia sudah sampai di tempat kejadian bersama dengan istrinya.
"Bagaimana kak? Gimana kondisinya? Apa sudah dapat informasi?" tanya Andi bertubi tubi kepada Hera. Ia juga sangat kawatir terutama kepada kedua keponakannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Caramell (Disaat Ego Dikalahkan Rasa)
Teen FictionMayscar Amelia, gadis ceria, pintar, dan baik hati, yang kemudian dibully oleh temannya sebab tuduhan yang tidak sengaja ia perbuat. Dalam sehari itu 2 orang yang ia cintai menghilang. Dan satu minggu itu 5 orang yang ia cintai juga menghilang. Dib...