Delapan

2.8K 256 35
                                    

Falisha kembaliiiiii..

Siapa yang rindu?

Ya udah, gak usah lama-lama.. selamat tertawa, sorry for the typo 🙏🙏,, enjoy the story and happy reading 🤗 🤗...

_________________________________________

"LOE TAU CAFE G&G?" Falisha memandangi kedua sahabatnya yang masing-masing masih berkutat dengan kwitansi pembayaran. Mereka sedang berada di kampus untuk menyelesaikan biaya administrasi sidang dan wisuda.

"Tahu." Jawab Intan tanpa mengalihkan perhatiannya dari staff administrasi. Sementara Meylan tampak mengangguk.

"Kenapa? Mau nongki disana?" Tanya Meylan yang tengah melipat nota dan menyelipkannya di salah satu saku dompetnya.

"Loe mau?" Falisha balik bertanya pada Meylan.

"Boleh, masih keburu buat makan siang ini." Ucapnya seraya melirik jam tangannya.

Falisha memandang Intan, menunggu jawaban sahabatnya itu. Gadis itu terdiam, tampak berpikir.

"Loe kenapa? Diajakin malah bengong. Ayok!" Ajak Meylan seraya menarik tangan Intan.

Intan mengekori Falisha dan Meylan pada awalnya, namun setelah sampai di pelataran parkir, gadis itu kembali mematung.

"Gue gak ikut deh." Ucap Intan secara tiba-tiba.

Meylan dan Falisha memandang ke arah gadis itu bersamaan.

"Kenapa? Ada acara?" Tanya Falisha ingin tahu.

"Ada janji?" Meylan turut bertanya. "Biasanya loe main oke-oke aja kalau diajak nongkrong." Ucap Meylan heran seraya merogoh tasnya untuk mencari kunci mobilnya.

"Enggak ah, gue..."

"Loe mau kemana?" Pertanyaan itu muncul begitu saja dari arah belakang Falisha dimana seorang pria berkaca mata tengah memandang Falisha dengan mata memicing tajam.

"Loe pasang GPS di tubuh gue?!" Tuduh Falisha kepada sepupunya dengan wajah cemberut.

"Enggak, Pali." Ilker meletakkan tangan besarnya di atas kepala Falisha dengan santai. "Gue kesini karena kebetulan gue ada perlu sama anak Himafekon—Himpunan Mahasiswa Fakultas Ekonomi. Jangan berprasangka buruk mulu, gak baik." Ilker mencubit pipi Falisha gemas.

Ya siapa yang tidak berprasangka jika setiap kali Falisha berniat pergi meninggalkan kampus, dua bodyguard tak resminya selalu tiba-tiba muncul layaknya jelangkung.

"Ya udah, pergi sono ke ruang Hima. Kenapa malah kesini?" Usirnya, menepis tangan Ilker yang ada di kepalanya dengan kasar.

"Ya kan gue mau tahu loe mau kemana." Jawab Ilker lagi dengan senyum manisnya yang membuat Intan mengalihkan pandangan sementara Meylan memandanginya dengan tatapan kagum yang tak coba ia sembunyikan.

"Gue mau makan siang sama mereka." Jawab Falisha seraya menunjuk kedua sahabatnya. "Loe tahu kan siapa mereka?" Tanyanya ketus yang dijawab anggukkan Ilker.

"Kemana? Hp loe aktif kan? Udah full baterainya? Bawa power bank kan?" Cerocos Ilker lagi.

"Ke G&G Cafe. Hp gue on. Baterai gue.." Falisha merogoh ponselnya, menyalakannya dan menunjukkannya pada Ilker. "Masih 72%. Power bank ada, si Santan kemaren udah isiin daya full." Jawabnya menjelaskan. Ilker mengangguk dengan ekspresi tenang.

"Ya udah, kalo ada apa-apa langsung telepon gue." Perintahnya seraya mengacak rambut Falisha dan melangkah pergi ke area fakultas ekonomi.

"Ishhh, Iler! Rambut gue ini!" Pekik Falisha seraya membetulkan rambutnya yang berantakan. Ia lantas memandang Meylan dan menepuk lengan sahabatnya itu dengan cukup keras. "Sadar, woy. Jangan ileran cuma lihat si Iler." Perintahnya yang membuat Meylan sempat oleng dan menggosok telinganya karena suara Falisha yang teramat kencang.

My Doctor, My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang