Lebih indah dari Lentera
16/05/20
10:56 pm
~•~Hari ini adalah hari pertama Yin Wei menjadi pelayan di kerajaan Jin. Setelah melalui hari yang melelahkan, dia tidak bisa tidur dengan tenang ketika malam hari. Dia ingat ada festival lentera malam ini, dia ingin sekali menghadirinya. Tapi dia tidak memiliki izin untuk keluar. Dia kemudian memikirkan sebuah cara dan menemukannya.
Memakai baju merah muda dan memasukkan beberapa koin ke bajunya, Yin Wei berjalan mengendap-endap dari kamarnya. Sebenarnya dia tidak ingin melakukan ini. Karena jika ketahuan, dia akan kehilangan pekerjaannya. Tapi dia ingin sekali melihat festival itu.
Sampai di halaman, kemunculan seseorang benar-benar mengagetkannya. Yin Wei hampir saja jantungan. Seorang pria telah memergokinya. Pria itu terlihat seperti penjaga. Yin Wei mengambil napas kemudian menghampiri pria itu. Dia akan mengajaknya kompromi.
"Bisakah kau melepaskanku? Kali ini... saja." Yin Wei menunjukkan jari telunjuknya.
Pria itu berkerut.
"Apa kau mencuri?"
Yin Wei menggeleng cepat.
"Aku tidak mencuri. Aku hanya ingin keluar dari sini. Tapi aku tidak mendapat izin. Aku pelayan baru di sini."
"Untuk apa kau ingin keluar?"
"Melihat festival lentera."
"Aku tidak bisa mempercayaimu."
"Kumohon. Aku ingin sekali melihat festival itu." Yin Wei memegang tangan pria itu. "Jika kau tidak percaya, kau bisa ikut denganku untuk membuktikannya. Bagaimana?"
Pria itu berpikir. Kemudian mengangguk.
"Terima kasih. Aku akan mengingat kebaikanmu." Yin Wei tersenyum senang.
...
Yin Wei berjalan di depan sementara pria itu di belakangnya. Tak ada percakapan membuat Yin Wei merasa bosan. Dia kemudian berbalik menatap pria itu.
"Kenapa kau tidak mengatakan apapun?"
"Memangnya aku harus mengatakan apa?"
"Ng.... Bagaimana kalau kita berkenalan. Namaku Yin Wei. Kau?" Yin Wei mengulurkan tangannya.
Pria itu menatap tangan Yin Wei kemudian menjabatnya.
"Yan Cheng."
"Yang Cheng? Mulai sekarang aku akan memangilmu Cheng Cheng."
Pria itu diam tapi tak lama dia tersenyum.
"Tidak buruk."
"Lalu, apa pekerjaanmu di istana? Apakah seorang penjaga?"
Yan Cheng diam. Dia seperti berpikir.
"Sesuai tebakanmu."
"Benar kan? Aku memang pandai menebak." Yin Wei berbangga diri.
Yan Cheng lagi-lagi tersenyum. Dia suka cara berbicara Yin Wei. Begitu ceria. Seperti tak ada beban.
"Kita hampir sampai. Wah.... Lihat! Orang-orang sudah menerbangkan lentera. Ayo kita pergi. Kita harus menerbangkan juga." Yin Wei menarik tangan Yan Cheng.
Yan Cheng patuh. Dia mengikuti setiap langkah Yin Wei.
"Paman, berikan kami itu." Yin Wei mengeluarkan koin. Dia membeli dua lentera untuk diterbangkan.
"Ini untukmu." Yin Wei memberikan satu lentera untuk Yan Cheng.
"Untuk apa?" Dahi Yan Cheng berkerut. Seumur-umur, dia belum pernah menerbangkan lentera.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yin Wei & Pangeran Ke-9 (Tamat)
Short StoryDia sosok yang menakutkan di kerajaan Jin. Semua takut menatap matanya. Tapi seorang gadis tak berpengaruh sama sekali. Dia begitu santai ketika berbicara dengan Pangeran Ke-9 dan berani membalas tatapan matanya Warning! Cerita ini alurnya berbelit...