Aku adalah retak yang mencoba tuk tersamarkan.
Aku adalah rapuh yang berharap agar tak patah.
Aku adalah debur ombak yang berusaha untuk surut.
Sementara kamu adalah batu, tidak menyerap dan berubah dengan pesat.Jauh didalam hatiku rindu, sepi dan amarah saling bersinggungan.
Menciptakan bising yang memekakkan indera pendengaran.
Mengeluarkan aroma busuk yang bahkan enggan aku hirup.Namun pada akhirnya aku tetap sakau.
Pada tiap luka yang kau toreh, aku tetap memaafkan.
Tak peduli sakitnya, aku tetap candu.
Pada tawamu, binar matamu, bahkan hangat pelukmu.Kubiarkan saja rasa itu menari-nari.
Kesana kemari tanpa henti berkelana.
Hingga tak seorangpun tahu bahwa,
aku benci ketika harus berulang kali memberi maaf.Polewali, 06 Mei 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Puisi
PoetryBerlatih puisi, namun ditertawai. Menelisik pada diksi, disangka sedang menggalau. Dilema seniman pemula, kadang dianggap orang gila.