^DUA^

16 7 3
                                    

"mana tuh anak kamu ga pulang, pulang, nyusahin aja" ucap mama tiri nya Ara yang bernama lia

"Sudah lah biarkan saja, sebentar lagi juga pulang." jawab ayah nya ara, yg bernama dodi.

"Tapi pah, nanti Ara kenapa kenapa gimana?" Tanya Nana selaku kakak tiri Ara, walaupun kaka tiri tetapi dia masih bersikap baik kepada Ara.

"Jangan dipikirin sayank, dia gapapa" ujar dodi

    Sebenarnya Dodi sangat khawatir dengan anak kandung nya itu, tetapi dia sangat gengsi untuk mengungkapkan isi hati nya, lagian rasa benci nya kepada Ara tak pernah pudar

Flashback on

"Ara tolong buatin ayah kopi panas ya, nanti taroh di meja kerja nya ayah" ucap Dodi lembut

"Ayah mau keluar dulu sebentar" lanjut dodi

"Iya ayah"

6 menit kemudian

   Ara segera manaruh kopi panas yang telah ia buat ke meja kerja ayah nya, tiba² kaki nya menambrak benda yang cukup besar, seketika Ara pun terjatuh, ia meringis kesakitan, ia kaget melihat kopi nya tumpah ke semua dokumen kantor ayah ya, OMG

     Ara bergegas membersihkan semua kotoran kopi yang menempel di salah satu dokumen itu, tetapi nihil semua nya basah dan robek, ketukan pintu terdengar dari luar sana, jantung ara berdekup kencang, itu pasti ayah nya. dia akan di marah habis habisan!

"Ara sudah selesai belum membu-" ucapan Dodi terhenti

"KAMU APAKAN INI HAH! SEMUA DOKUMEN KANTOR AYAH RUSAK GARA GARA KAMU, ARRGGHH BISA² BANGKRUT SAYA, DASAR ANAK PEMBAWA SIAL!"

Rasa sesak menusuk dihati gadis kecil tersebut. Air mata nya tidak bisa di halangi.

"Maaf ayah, hiks hiks Ara ga sengaja" ucap ara di sela isakan tangis nya

"MAAF KAMU BILANG!ENAK YA, KALO AYAH BANGKRUT GIMANA?! INI SEMUA SALAH KAMU!!"

"AYO IKUT AYAH!"

"kemana ayah Ara takut hiks"

"Anak seperti kamu harus saya kasih pelajaran!?"

     Emosi Dodi sudah di atas rata-rata, ia menyeret ara ke dalam gudang, kemudian mengambil rotan tebal, setalah itu

Plakk plakk

     Tubuh mungil Ara di cambuk menggunakan rotan itu, Ara masih berumur 8 tahun, masih sangat kecil jika untuk di kasar kan seperti itu. Apa lagi yang melakukan nya ayah kandung sendiri, jahanam sungguh!

"Ayahhhhh jangan?!! , hiks hiks maafkan Ara ayah, Ara ga sengaja, huaaaaa bunda tolong Ara" teriak Ara histeris hingga terdengar di seluruh ruangan.

     Mendengar teriakan ara, bunda nya lari tergesa-gesa menuju gudang. Sesampai nya di depan pintu gudang , dia mendengar suara serak yang keluar dari mulut Ara

"Bunda t-olong Araa" suara parau dan lemah itu sungguh siapapun yang mendengar nya sangat merasakan iba

"Mas stoop mas jangan lukai anak kamu sendiri!!" Teriak bunda ara dari luar pintu

     namun tidak di respon oleh Dodi , dia tetap mencambuk ara tak henti².

"MAASSS STOOOPP"

"Ara masih kecil mas, dia tidak tau apa apa" suara parau kini telah menghantui tenggorokan bunda ara.

"Mas lebih baik kamu menyiksa aku"

Tok....tok..tok..

Bunda ara terus mengetok pintu gudang dengan keras. Tetap juga tidak direspon oleh dodi

Sekarang dia mulai mencari cara supaya Dodi berhenti melakukan kekerasan itu.

"MAS BERHENTI !!!!KALO TIDAK AKU AKAN BUNUH DIRI! SEKARANG JUGA!!?!" Teriak bunda lancang!

Dodi yang mendengar kata kata dari istri nya itu, segera keluar.

Tetapi terlambat. bunda keburu menggores silent ke urat nadi nya. Posisi nya sangat mengenaskan, wajah yang cantik kini menjadi wajah yang terlihat pucat. Tangan yang indah kini menjadi aliran darah yang lancar. Terlambat!

Ara yang sedang melihat bunda nya tersungkur. mata nya memanas, hati nya rapuh, kini air mata nya keluar sangat deras, membasahi ke 2 pipi chubby nya. IA KEHILANGAN BUNDA! ya, dia kehilangan bunda nya di umur yang masih sangat kecil.

Ara berjalan gontay, dengan keadaan yang masih terlihat mengenaskan, wajah yang lebam, kulit putih kini menjadi goresan biru. Dia tidak perduli keadaan nya sekarang. Ia lebih memilih pergi menemui bunda nya.

Dia menangis sejadi jadinya. Dodi? Sekarang dodi terdiam sambil menatap istri nya dengan tatapan kosong.

Ada rasa menyesal yang dalam di lubuk hati nya.

Setelah tragedi meninggal nya bunda, hampir 1 tahun ara berdiam diri dikamar, menangis meratapi nasibnya, tatapan nya kosong.

Dodi juga tidak lagi bertindak kasar dengan ara tetapi dia tidak pernah lagi berbicara, 2 tahun setelah istri nya meninggal, Dodi menemukan kekasih baru untuk menemani kehidupan nya. yang sudah memiliki 1 anak, umur nya lebih tua, di bandingkan Ara.

Rasa benci nya tak kan pernah pudar, ia selalu membandingkan Ara dengan anak tiri nya.

.
.
.

Jangan lupa vote dan koment
Dukung cerita ini sampai tamat😊

Terimakasih 💜
   

PERGITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang