Suasana sibuk tampak di ruangan UGD rumah sakit. Kim Taehyung dengan wajah cemas menunggu hingga Yooran selesai diperiksa. Ia langsung bergegas saat Hajoon menelponnya tadi. Ia menerobos masuk ke asrama dengan terburu-buru dan sempat berdebat dengan satpam penjaga asrama. Ia bersikukuh harus masuk kesana untuk menjemput seorang teman karena sudah tidak bisa dihubungi beberapa hari. Ia bahkan sempat menelpon Mirae untuk memastikan hal tersebut dan memberi tahu Taehyung lantai dan nomor kamar mereka. Taehyung diizinkan masuk dengan pengawalan dari penjaga asrama. Ia menemukan tubuh pucat dan lemah Yooran didalam kamar itu. Gadis itu kehilangan kesadarannya, persis seperti Mirae. Taehyung langsung bergegas kerumah sakit terdekat yang bisa ia jangkau. Ia tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk pada Yooran.
"Wali Han Yooran." Suara seorang wanita langsung membuat Taehyung menoleh dan berlari kecil menghampirinya.
Suster itu melangkah masuk keruangan UGD, Taehyung mengikuti dari belakang dengan wajah super cemas. Tampak tubuh lemah Yooran terbaring disana dengan wajah pucat dan infus yang ada ditangannya serta sebuah alat bantu pernafasan berada di hidung gadis itu.
"Kau walinya?" Seorang wanita cantik dengan jas putih khas dokter menyapanya. Seorang wanita berpakaian suster berumur lebih tua dari suster yang tadi tampak menyelimuti tubuh Yooran yang sedikit menggigil.
"Ya, aku temannya."
"Aku dokter Kang, aku yang bertanggung jawab merawat temanmu. Tubuhnya sangat lemah, ia kekurangan gizi dan vitamin serta cairan. Aku rasa dia belum makan apapun beberapa hari ini. Asam lambungnya sangat tinggi, mungkin karena dia mahasiswa yang mudah stress, ini bisa memicu asam lambung berlebih dan karena tidak mengkonsumsi apapun juga. Tubuhnya kelelahan dan panasnya mencapai 39 derajat. Mungkin jika dia berada di kamarnya satu hari lagi dan tidak ditemukan siapapun, ia mungkin akan tewas."
Kata terakhir yang diucapkan dokter cantik itu membuat Kim Taehyung menghela nafas kasar dan mengacak rambutnya kasar. "Apa dia akan baik-baik saja?" Taehyung menatap dokter Kang dengan tajam.
"Emm... Dia mungkin akan sadar dalam waktu lama. Kami akan memberi tahu perkembangannya nanti. Selama suhu tubuhnya bisa menurun perlahan dan bisa menjaga pola makannya, ia akan baik-baik saja."
Taehyung menatap iba kearah Yooran. Jika saja ia tak di telpon Hajoon tadi dan sehari lagi Yooran berada dikamar itu dengan keadaan seperti ini, mungkin ia akan menghadiri acara pemakaman gadis itu beberapa hari kemudian.
"Aku permisi dulu. Aku akan memberi dia suntikan besok pagi. Suster Ha akan memindahkan pasien ke kamar inap."
Taehyung membungkuk hormat, dengan cepat dokter Kang pergi.
"Aku akan mengurus kepindahan pasien ke ruang rawat inap. Kau bisa disini menemaninya selagi aku pergi." Suster Ha pamit undur diri. Hanya tinggal Kim Taehyung dan Han Yooran disana. Ia berdiri dekat dengan Yooran, menyentuh dahi gadis itu. Panas sekali. Beruntung ia bisa bertahan.
Ponsel di saku jaket Taehyung bergetar. Ini dari ponsel Yooran. Ia membawa ponsel itu untuk menghubungi Mirae dan sebagai jaga-jaga jika keluarga Yooran menelpon. Han Gitae Oppa tertulis dilayar. Ah.. Ini mungkin kakak Yooran, batin Taehyung. Ia segera mengangkat telpon itu dan menempelkannya ketelinga.
"Yaa!! Kau dasar gadis sialan. Jika kau sakit pergilah ke apotek dan minta resep dari sana dan bukannya malah merepotkanku. Kau tahu berapa banyak Eomma mu menelponku hari ini? Ia terus bersikukuh agar aku menjengukmu. Kau sungguh merepotkan. Kau sudah menjadi benalu di rumahku. Appa ku bahkan tidak membiayaiku kuliah tapi dia malah membiayai anak sialan seperti mu. Jika kau tidak bisa membayar budimu pada Appaku dan keluarga ini, setidaknya jangan repotkan aku dengan hal bodoh kecil ini. Jika kau tidak sanggup hidup lagi, mati saja dan pergilah keneraka." Suara kasar itu membabi buta dan mematikan sambungan telpon seketika.
Kim Taehyung terdiam. Ia terlihat sangat syok dengan hal barusan. Ia yakin bahwa itu adalah kakak Yooran, namun tidak tahu ia akan berkata kasar seperti itu. Taehyung tidak bisa mencerna kata-kata itu dengan baik. Bagaimana bisa ia mengatakan sesuatu yang sangat kasar seperti itu saat adiknya tengah sekarat dan berjuang hidup disini. Taehyung memasukkan kembali ponsel itu kesakunya. Tangannya sedikit gemetar mendengar kata makian barusan. Ia jadi teringat tentang percakapan ia dan Yooran dimobil beberapa waktu lalu. Ia juga baru sadar mengapa Yooran menangis saat didepan ruang UGD. Itu bukan karena ia khawatir pada Mirae, tapi iri pada Mirae karena Hajoon memperlakukan Mirae dengan sangat baik, berbeda dengan dirinya. Itu juga sebabnya Yooran tidak menjawab pertanyaan Taehyung tentang kakaknya dan langsung meminta turun secepatnya.
Entah kenapa Taehyung merasa ada yang mengganjal tenggorokannya. Hatinya perih seketika. Ia mulai membayangkan betapa berat menjadi Yooran. Saat ia membutuhkan seseorang disampingnya, yang ia dapat adalah penolakan langsung secara kasar. Tangan Taehyung terulur meraih tangan mungil Yooran. Tangan itu terasa panas, sedikit berkeringat dan pucat.
"Yooran-ah... Jangan khawatir. Kau punya aku sekarang. Aku akan melindungimu dan menjaga mu seperti Hajoon menjaga Mirae. Aku berjanji." Ujar Taehyung lirik dengan setetes airmata yang perlahan turun membasahi pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Spring Day |Kim Taehyung| [SELESAI]
FanfictionHidup Min Yooran sudah berantakan dari awal. Ia bosan dengan hidupnya. Terlalu lucu untuk dilabeli sebagai sebuah 'kehidupan'. Hanya satu keberuntungan yang ia miliki, Jeon Jungkook. Hidup Yooran memang tak berubah dengan adanya Jungkook disampingn...