Twins?

787 37 11
                                    

''Hai nama saya... Ki..rana Faradilla'' aku mengambil nafas ''kalian bisa memanggil saya Kira'' sambungku menatap flatshoes.

Aku malu...

Kali ini aku menjadi murid baru,pindahan.

''Haiii Kiraaaa!" Sapa mereka serentak. Aku menatap mereka sekilas menebarkan senyum,dan kembali menatap sepatu datarku.

''Ayo silakan duduk...hmm'' Terlihat dari manik mataku,Guru itu sedang mencarikan bangku kosong untuk ku singahi. ''Ok kamu bisa duduk satu meja dengan Deren'' sambungnya menunjuk arah meja deretan kedua dari belakang,barisan ketiga dari pintu masuk. Astaga.

Aku mengangguk mengerti setelah mendapat intruksi dari guru itu,yang ku yakinkan dia adalah Walikelas di kelas baruku.

Seketika selang beberapa detik Walikelasku itu keluar,keadaan kelas menjadi ricuh, ramai,dan.. bising.

Ada saja di antara mereka mengajakku berkenalan terkecuali Deren,ya teman sebangkuku.

Kelihatannya dia orang yang dingin,dari tadi dia sama sekali tidak menegurku bahkan melirikku. Ah yasudahlah.

Hari berganti begitu cepat,tak terasa aku sudah mengabadi disekolah itu selama 2 minggu lebih.

Yang ku ketahui Deren adalah Ketua kelas dikelas ini,dan ternyata benar Deren pendiam tak banyak bicara berteman atau sekedar ngumpul bareng dengan teman Cowoknya saja jarang.

Teman baruku kini bernama Pika. Matanya berwarna coklat terang, rambutnya terikat menjadi Pony tail. Manis.

Terkadang aku suka kikuk dengan orang-orang yang menyapaku dengan nama 'Karina'.

Hey!

Namaku Kirana bukan Karina.

Ingat!.

Entah mereka yang salah dengar namaku yang sudah menjalar keseluruh kelas atau memang tak bisa membedakan nama Kirana dengan Karina?. Lupakan.

Δ

''Pagi Pika'' ujarku menyapa Pika saat tiba di mejanya yang bersebelahan dengan mejaku dan Deren.

''Deren?dia gak masuk ya pik?''. Tiba tiba saja pertanyaan itu keluar dari mulutku. Astaga.

''Sepertinya,kenapa?" Pika yang terlihat menyeritkan kening menatapku dengan aneh. Hih.

''Gapapa ko,tumben aja biasanyakan dia dateng lebih dulu'' Kataku seraya meletakan tas slempangku di atas meja.

''Yaudahlah biarin aja'' Balasnya cuek. Apalah Pika ini,selalu saja begitu.

Jam pertama pelajaran Bu Eni, guru Ips. Jam pelajaran pertama berjalan begitu cepat pada akhirnya berganti mata pelajaran berikutnya, Matematika.

Huft.

Aku membenci pelajaran hitung-hitungaan seperti ini.

''Permisi bu, boleh saya izin ke toilet?," ucapku sopan mengangkat tangan kananku ke atas.

Guru yang terlihat sedang menulis sesuatu, menatapku sekilas dan setelah mendapatkan anggukan darinya aku berlari kecil keluar kelas.

Yap,itu satu-satunya cara untuk keluar saat pelajaran yang tak kusukai berlangsung. Cara itu manjur,yeayy!.

Brrukk

Bokongku mencium lantai koridor sekolah, aku meringis kesakitan seraya mengusap-usap bokongku yang terasa sakit.

Aku ditabrak seseorang, dan kini iya menjulurkan tangannya. Untuk membantuku bangun, sepertinya.

''Aduh maaf ya maaf gak sengaja,'' ucapku terperangah. Membungkuk-bungkukan badan.

Twins?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang