Dare 1

31 2 1
                                    


"Oke, sekarang giliranku memutar botol." Namja dengan senyum jahil yang lebar membentuk kotak itu mengambil botol kosong soju. Kim Taehyung, namja yang baru saja menyelesaikan darenya yaitu menggigit paha dalam milik si pucat Min Yoongi.

"Hana, dul, set!" Botol tersebut kembali berputar, ke-enam namja yang sedang memainkan dare or dare di sebuah kamar apartement milik salah satu dari mereka, memfokuskan pandangan pada 'botol tantangan' itu.

Sebelum 'botol tantangan' berhenti berputar, yang dijuluki math-hyung bersuara, "bagaimana kita putuskan ronde ini sebagai yang terakhir. Dua orang yang harus mengambil tantangan, yang ditunjuk oleh bagian depan dan belakang botol."

"Setuju!"

Lima dari mereka membalas, Park Jimin yang baru kembali dari toilet meletakkan sebungkus viagra di meja. "Apa yang setuju?"

"JUNGKOOKIE DAN JIMIN!" Namjoon bersorak nyaring, disusul suara tertawa membahana dari yang lain. Terkecuali dua orang yang namanya disebut.

"Aku apa aku?" Yang baru tiba, Jimin kebingungan. Sedangkan Jungkook hanya menghela.

"Dare or Dare last round, dua orang yang harus menerima tantangan," jelas Yoongi.

Memutar mata jengah, Jimin tak perlu bersusah payah tidak terima. Temannya semua setan bersuara mutlak. "Baik, apa dare untukku dan Jungkook."

Hening untuk beberapa detik, kemudian pergerakan tangan Namjoon menjulur mengambil bungkus viagra kemudian menyeringai tipis. "Kalian berdua, makan masing-masing 2 kapsul."

Hoseok menjentikkan jari, "setuju. Dan kalian harus menahannya sendiri, tanpa jalang manapun. Hingga besok pagi." Setan memang, yang lain bersorak setuju.

Jimin seketika lupa cara menutup mulutnya, Jungkook tetap dengan wajah datarnya.

"Oke." Jungkook bersuara, mengamabil 2 kapsul viagra dan langsung menelannya. Disusul Jimin tentu saja.

"Hoahm, aku mengan tuk. Aku akan kembali ke kamarku sekarang," Yoongi beranjak. Di susul Hoseok dan Seokjin. "Kami juga pulang."

"Jungkook, kau menginaplah di apartement Jimin. Mengantisipasi kau curang dan menarik ahjumma apartement untuk efek viagramu." Susul Taehyung, kemudian menarik Namjoon untuk turut pulang.

Tersisa Jimin dan Jungkook.








============DOD===========







Jungkook dan Jimin dilanda keheningan, dengan wajah yang telah memerah total dan keringat di seluruh tubuh. Jimin memijat pelan miliknya yang masih berbalut jeans hitam.

Jungkook membuka kemejanya, "sialan hyung." Jungkook menutup matanya, bersandar pada sofa. Menahan nafsunya untuk tidak melakukan apapun, karena jujur Jungkook merasa aneh untuk melakukan masturbasi. Lebih memilih menyewa diam-diam jalang untuk memuaskan nafsunya.

"Kau tau, Jeon. Mereka semua setan. Keparat aku tidak peduli," menurunkan cepat celananya. Jimin duduk sambil mengangkang dengan mengocok miliknya dengan tempo pelan. Menggigit bibir bawahnya, "shithhh."

"Hyunghh..." Jungkook berbicara dengan nada rendah, mengepalkan tangan hingga menonjolkan urat di seluruh lengannya. "I can help you," ia menatap Jimin dengan sorot dalam.

"Persetan Kook, just do it if you can!" Jimin berhenti dari aktivitasnya, membalas tatap Jungkook dengan ekspresi frustasi.

Double Dare, Jungkook berdiri. Berjongkok di hadapan paha Jimin yang mengangkang lebar, kemudian memasukkan milik Jimin ke dalam mulutnya.

"Fuckhh Jeon," tangan Jimin meremas rambut Jungkook yang telah basah. Memimpin kepala Jungkook untuk bergerak sesuai kemauannya.

"Tu-tunggu Kookhh," Jimin menghujam tenggorokan Jungkook sempurna dengan miliknya, kemudian menembakkan seluruh spermanya. "Akhh... Finally i am," mengdongakkan kepala, Jimin menarik miliknya dari mulut Jungkook. "Thanks, Kook?"

"Nevermind, aku juga perlu bantuamu," Jimin mengangguk seolah paham, membuka resleting Jungkook yang berdiri di depannya. Mengeluarkan milik Jungkook yang tampak lebih besar dari miliknya, menggenggamnya kuat sebelum mengecup puncak kebanggaan Jungkook.

Jungkook mendorong Jimin hingga terbaring di sofa, melepaskan seuluruh celananya sendiri kemudian menindih Jimin di atas sofa. "That's not what i want, i want you, Not a blow or hand job, but your hole." Serak, suara yang Jungkook hasilkan berhasil membuat Jimin bergidik.

"Wait wait, Jeon fuckin Jungkook, i'm not gay. I can't have sex with you." Jimin mendorong tubuh Jungkook, yang terdorong semakin mengunci tubuh Jimin. Jelas siapa yang menang, Jungkook dengan seluruh otot-ototnya.

Jungkook membalikkan tubuh Jimin menjadi tiarap, meletakkan kepala Jimin pada ujung sofa, memasukkan dua jarinya pada mulut Jimin. "Kau tau hyung, maknae kalian ini not a good listener maknae." Kemudian menghujam hole Jimin tanpa aba-aba, membuat yang berada pada kungkungan berteriak teredam dua jari panjang yang memenuhi mulutnya.

Menggila, Jimin menggelinjang. Tubuhnya serasa ingin terbelah dua bagian. Jungkook tidak menggerakkan pinggulnya, membiarkan miliknya tertanam sempurna dalam hole Jimin. Kemudian mengambil belt-nya dan mengikatnya di leher Jimin.

Jungkook mencabut miliknya tiba-tiba, Jimin lagi-lagi meloloskan desahan tertahan. "Lepaskan hyung, Jungkook."

"Tidak sebelum aku mendapat orgasme."








END



hahaha tengah malam gini gatau kenapa otak ngajak buat

dosa, tapi tiba-tiba otak buntu. Sangat membutuhkan masukkan kalian untuk chapter ini. Kalau ada yang mau req dare untuk chapter selanjutnya feel free untuk tinggalkan di komentar atau dm saya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dare or Dare [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang