Perfect Love 60

988 76 18
                                    

Semua orang masih berdiam di tempat masing-masing menunggu jawaban dari papap.

"Kita restui anak kita pap, tapi kita lihat dulu kedepannya jangan langsung memutuskan menikah, kita kan baru kenal dengan calon menantu kita ini". Bisik mamam.

Papap menarik napas berat dan menatap Ray dan Kyla bergantian.

"Kyla beneran udah siap dengan apa keputusan yang kamu buat? Siap dengan resiko kedepan, siap melayani suami kapanpun, siap menjalan kan tugas sebagai istri dan juga ibu nanti nya seperti adik kamu?". Tanya papap memastikan.

"Insyaallah kyla siap pap". Ucap Kyla mantap.

"Kalau kamu nak? Om akan menyerahkan seluruh tanggung jawab Kyla ke kamu. Apa kamu siap menafkahi Kyla lahir batin?".

"Insyaallah siap om. Sekarang ini Ray lagi memegang usaha Ray sendiri yang Ray bangun dari nol, kebetulan usaha yang Ray ambil itu di bidang properti". Jelas Ray mentap mata papap dengan berani.

"Hem baiklah ajak orang tua mu kesini untuk menemui om". Ucap papap Mario tersenyum dan menepuk bahu Ray.

"Iya om, terimakasih".

Kyla girang bukan maen dia sangat senang mendengar keputusan sang papap. Ia menoleh ke arah Zara dan tersenyum.

Dan Zara entah kenapa melihat ini semua ia terbayang dengan kisah cintanya yang terhalang restu orang tua nya dengan Angga. Kyla dengan gampang nya mendapatkan itu semua.

"Kamu kenapa sayang?". Merangkul Zara dan menatap wajah Zara yang terlihat sekali perubahan mimik wajahnya.

"A gak sayang aku cuma lagi kebayang waktu kita kehalang restu papap, dan Kyla mendapatkan nya dengan mudah". Ucap Zara sedih.

"Sayang, semua orang punya jalannya masing-masing, dan jalan kisah cinta kita seperti ini tapi kan pada akhirnya kita menyatu dan menjadikan cinta ini sempurna dengan kehadiran Rey dan Ara". Ucap Angga sedikit berbisik agar tidak terdengar yang lain.

"Iya Angga aku ngerti, aku juga senang kok kalau Kyla bisa nikah cepet dan nyusul kita punya baby".

Angga terseyum mendengar tanggapan Zara, memang dulu kisah cinta yang di jalani oleh Angga Zara begitu rumit. Mulai dari restu orang tua, salah paham, dan perdebatan-perdebatan kecil yang memicu pertengkaran akhirnya tidak saling kabar.

Tapi sekarang lihat lah mereka berhasil membina rumah tangga dengan harmonis tapi tetap dengan krikil-krikil yang bertaburan sepanjang jalan menjadi tantangan untuk mereka berdua.

"Nak Ray sekarang menetap di mana?". Tanya papa Roby.

" Kebetulan Ray sudah punya rumah di Jakarta dan Ray ingin menetap disana setelah menikah om".

"Jadi gini loh pap, Ray itu masih ngambil kerjaan sebagai anak band, dia pinter main drum". Jelas Kyla melanjutkan.

"Hemm keren yah, ternyata drummer". Kikik mamam.

"Nanti anak kalian les drum nya sama Ray aja biar gak keluar duit". Ucap mamam lagi.

"Ihh apaan sih mam. Masak gitu ngomongnya". Papap menoleh ke arah mamam.

"Iya bener tuh mam, Zara setuju. Itung-itung hemat, iya kan sayang?".

Angga hanya tersenyum tak enak melihat respon sang papap mertua. Sebenarnya dia juga setuju, benar kata istrinya. Hahah.

"Sama anak pelit Lo, gimana sama ponakan Lo nanti".

"Cie udah ngomongin ponakan, gak sabar ya Bu pengen nyoblos? ".

"Eh bukan gitu, eh emm itu.... Heh emang lo bakal dapet ponakan dari gue aja? Kak Din kan bisa, Sadam kan ponakan Lo juga". Ucap Kyla gagu.

"Iya deh iya, ngalah".

"Sudah Kyla Zara malu dong, berantem mulu heran".

"Ayo nak Ray minum".

Mereka malam itu membicara banyak hal, di tengah obrolannya Zara mendengar panggilan dari bi Rumi kalau anaknya nangis, jadinya Zara permisi untuk keatas.

Tapi tak lama Angga malah memasuki kamarnya dan merebahkan tubuhnya sambil memeluk dirinya dari belakang.

"Kok kesini? Gak ikut ngobrol lagi?"

"Mau ngobrol sama siapa sayang, orang Ray nya udah pulang, semua juga udah balik ke kamarnya".

"Hehe kan aku gak tau sayang, yaudah sekarang kamu bersih-bersih, ganti baju baru boleh tidur".

"Iya sayang ku, tapi kita ituan ya?"

"Gak".

"Kenapa gak?".

"Aku capek, nanti kalau kita ituan akunya capek kamu gak puas lagi". Senyum genit Zara keluar.

"Ih gemes deh, gak papa asal bisa masuk". Ucap Angga berlari menuju kamar mandi untuk bersiap.

"Ahh niatnya mau ngerayu biar gak jadi malah jadi semangat gitu. Ampun". Menepuk jidatnya dengan telapak tangannya.

Angga keluar yang mengunakan celana boxernya saja langsung menaiki ranjang sekaligus menaiki tubuh Zara, jadilah mereka mandi keringat malam itu beronde-ronde.

Lain halnya di kamar papap mamam mereka sedang duduk berhadapan membahas masalah anak nya yang tiba-tiba datang membawa seorang pemuda ingin melamarnya pula, tanpa persiapan apun mereka pun baru mengenalnya tadi.

"Pap. Papap kenapa malah nyuruh Ray bawa orang tuanya kesini?". Tanya Mamam heran.

"Mam dengerin papap dulu ya?".

"Papap itu gak mau gagal menjadi papap yang baik untuk kedua putri kita, cukup waktu Zara saja. Jangan sampai terulang lagi mam, papap gak bisa lihat putri kita menangis karena keegoisan papap".

"Papap yakin mam, jika anak kita sudah membawa seseorang yang sedang dekat dengannya berarti dia pun sudah yakin dengan orang itu". Lanjut papap

"Pap...".

"Kita restui hubungan anak kita ya mam".

Sofia menatap nanar wajah suaminya, dulu nya pria didepannya ini sangat keras kepada semua anak-anak. Terlebih soal percintaan, ia ingin anaknya mendapatkan pasangan yang benar tulus mencintai anaknya.

"Iya pap, mamam juga setuju". Mario memeluk tubuh Sofia dengan erat dan semoga ini yang terbaik untuk putrinya.


Tekan bintang jika suka kakak

😊😊😊


PERFECT LOVE[SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang