19-Toilet Perempuan
"TUMBEN, Rallea pake topeng hari ini."
Sesuai jadwal, lawan hari ini adalah SMA Angkasa. Tak ada yang tahu kenapa lawannya bisa sampai anak SMA Angkasa yang notabene nya jauh dari kata brandal, tawuran, dan sejenisnya, bahkan Rallea. Hanya Trean yang mengetahuinya.
"Kali ini ribut gak pake serangan maut. Biar seru dikit. Masa baru liat gue udah pingsan duluan," balas Rallea cuek.
Sore ini, mereka sedang dalam perjalanan menuju markas, tempat tongkrongan, andalan anak SMA Angkasa. Mulai dari angkatan tertua, hingga angkatan yang sekarang.
Tiba di dekat markas SMA Angkasa, Trean mencabut kunci motornya dan turun disusul Rallea dan Draco di belakang.
Jarak markas dan posisi pasukan POORU lumayan jauh namun POORU sudah dapat melihat beberapa anak SMA Angkasa. Draco menghampiri Trean karena rasa penasarannya.
"Tuh anak yang nantang?" Trean mengangguk.
Rallea ikut bergerak menghampiri Trean yang masih berbincang dengan Draco. "Yang mana bang?" tanya Rallea
Draco mengarahkan dagunya sementara bibirnya mendekat ke telinga Rallea. "Yang itu. Jaket ijo army, lagi duduk." bisik Draco.
Rallea mengangguk kaku.
Lalu Rallea memberi isyarat berkumpul, semua pasukan sudah siap, berdiri dengan sikap istirahat di tempat.
Trean dan Rallea mengatur dan mengingatkan kembali strategi yang tadi sudah dibuat kepada semua anggota POORU yang ikut hari ini.
"Jadi? Sekarang?" tanya Rallea. Trean mengangguk.
Rallea menurunkan topengnya yang hanya menutupi mata hingga sekitar hidung, sehingga wajahnya kini sudah tertutup lalu memberi isyarat pada pasukan di belakangnya lalu melangkah angkuh menghampiri anak-anak SMA Angkasa.
"Hai," sapa Rallea sedikit genit.
Pusat perhatian anak SMA Angkasa kini berpindah pada Rallea dan POORU. Tepatnya hanya Rallea. Meskipun Rallea memakai topeng, namun sepertinya pesona sang Panglima Tempur tak akan pernah hilang dan tertolak.
Seorang yang bisa dipastikan juga merupakan Panglima Tempur dari perkumpulan anak SMA Angkasa bangkit dan melangkah mendekati Trean, Draco, dan Rallea.
"Ini Panglima Tempur lo? Heh," Si panglima tempur bertanya lalu memalingkan wajah pada teman-teman di belakangnya yang tertawa meremehkan, kecuali sang ketua, dia paling bengis, sadis, kasar.
"Gue, Prama Vegario." Prama mengulurkan tangannya pada Rallea.
Rallea berdecih lalu menghempaskan tangan Prama dan menunjukan senyum sinisnya. "Loh kenapa? Kok, lo mirip temen gue ya? Dia cantik, kayak lo. Atau, lo itu, emang temen gue ya?" Prama memundurkan wajahnya terkejut dengan tebakannya.
"HALAH BANYAK OMONG, SERANG!!" Suara Trean mengawali pertempuran antara POORU dan anak SMA Angkasa, Wildest.
***
"Tunggu. Woi," Prama yang sedang diobati oleh Mega, berlari kala Rallea dan POORU bersiap pergi.
Prama meringis kala jarinya menyentuh bekas luka di sudut bibirnya yang bahkan kini sudah membiru. Dengan tertatih Prama berlari menghampiri yang berdiri angkuh dengan tatapan malas. "Nama lo siapa?" tanya Prama.
"Gak penting buat lo tau," balas Rallea cuek.
"Penting!"
Rallea berdecak.
"Rallea?" suara Draco memanggil Rallea membuat Prama tersenyum senang. "Ayok," ajak Draco, Rallea mengangguk dan melewati Prama dengan sengaja menabrak Prama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Official [SELESAI - REVISI]
Ficção Adolescente[TAHAP REVISI - ROMBAK] My 1st story Ini adalah tentang dia, yang datang dan menjadi segalanya. Dia, yang membuatku sempurna, namun pergi saat aku semakin mencintainya. Ini adalah tentang dia, yang punya 1001 cara meluluhkan, dan punya lebih dari 1...