TQ | 03. Pertemuan yang di sengaja.

4.4K 43 1
                                    

Masa kini.

Dentuman music yang membuat Abi melebarkan senyumnya, mengalun bersama tubuhnya yang tidak mampu berhenti bergerak.

Abi melompat, memainkan rambutnya, bahkan sesekali dia berteriak.

Dari kejauhan Rio hanya menggelengkan kepalanya menyaksikan bagaimana sahabatnya itu sedang berbahagia bersama dirinya sendiri.

Saat ini Rio sedang duduk bersama seorang gadis menikmati minumannya. Memeluk tubuh seorang wanita dengan mini dress hitam. Sesekali saling mengecup dan menatap dengan intens.

“bermalamlah bersamaku.” Tawar gadis manis itu.

Rio tersenyum lalu menatap Abi yang mendekatinya. “Mari kita dengarkan dulu apa keinginannya.”

Gadis itu mengerutkan alis. Bersamaan dengan Abi yang duduk di samping Rio. “Aku sangat lelah.”

“Mau pulang? Atau masih mau bersenang-senang?”

Gadis itu melepaskan diri dari Rio. “Siapa dia?” Dia tidak suka terlibat dengan pasangan.

“Aku Kakaknya, jangan khawatir.” Abi tersenyum sekilas lalu kembali berdiri. “Bersenang-senanglah, aku akan pulang sendiri nanti. Sekarang aku ingin merokok dulu.”

Abi berjalan keluar dengan membawa tas kecilnya, meninggalkan Rio yang kembali memeluk gadisnya sambil menganggukkan kepala. “Baru kali ini kau melihat kakak adik kompak berada di tempat seperti ini.” Gadis itu tersenyum, dan Rio kembali mencium bibirnya.

Beberapa langkah dari sana, Abi melewati beberapa orang yang tengah sibuk bersenang-senang, dia keluar dan memilih berdiri di sebuah gang samping klub. Abi menyandarkan tubuhnya dan mengambil rokok. Dia menyematkan rokok itu di bibir sambil kembali mencari pemantiknya. “Sial.” Abi melupakan pemantiknya.

Tapi, bersamaan dengan itu seorang pria datang dengan menyalakan pemantik, mendekatkan ke rokok Abi dan tersenyum.

Abi menatap pria itu dan tersenyum. Dia mengisap rokoknya hingga bara api tercipta.

“Hai, Aku Jay.” Jay menyodorkan tangan lalu Abi menerima. Keduanya bersalaman sesaat.

“Aku Abigail, terima kasih apinya.” Dia melepaskan rokok sebentar lalu kembali menghisapnya.

Jay bergeser, dia menyandarkan tubuhnya di samping Abi. “Aku ke sini dengan sengaja. Aku melihatmu keluar lalu aku mengikutimu.”

Abi tersenyum. “Begitukah. Kenapa sengaja mengikutiku?” gadis itu menoleh sambil kembali menghisap rokoknya.

Jay tersenyum dan membalas tatapan Abi. “Karena aku ingin minta bantuanmu.”

Abi menatap ke arah depan lalu menghembuskan asap rokoknya dan menghela napas. “Apa maksudmu?”

“Aku tahu apa pekerjaanmu Abi. Kau menipu pria-pria hidung belang, dan sebagian besar pendapatanmu kamu sumbangkan ke panti a.n anonim.”

Abi mengeraskan rahang lalu menatap Jay. Dia menghisap rokok lalu menghembuskannya. Di tambah dengan tatapan meneliti.

“Kali ini aku ingin kamu membantuku menghadapi wanita tua yang sudah menipu keluargaku.” Lanjut Jay.

Abi masih belum bicara apa pun.

“Aku akan membayarmu mahal, sebutkan saja yang kau inginkan. Kau hanya perlu berpura-pura menjadi kekasihku lalu kita akan menikah.”

Abi menghisap rokoknya lagi dengan otak yang masih berpikir keras. Dia meneliti, apakah mungkin pria di depannya ini sedang mempermainkannya, untuk menipunya atau menjebaknya.

THE QUEEN (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang