17

9 13 0
                                    

Anna terkejut dan sebisa mungkin mencoba menahan perubahan ekspresi wajah nya tapi gagal.

Azka melanjutkan ucapan nya “ Sebelum gue lahir dia udah jadi pelacur. Gue sendiri? Anak hasil hubungan gelap nyokap gue sama orang yang sama sekali sampe sekarang gue nggak tau. Gue ada dan tumbuh di lingkungan kayak gitu. Menurut lo selain jadi anak yang kayak gini bisa jadi yang gimana lagi gue? ”.

Lidah Anna mendadak kelu. Azka tersenyum pahit menatap lekat-lekat mata Anna yang sama sekali tak berani menatap  nya.  Dan dengan muka merah padam Azka berjalan menjauh, meninggalkan Anna yang diam seperti patung.

Beberapa saat lama nya Anna seperti terhipnotis dan ketika kesadaran nya kembali, Azka sudah jauh di deoan nya. Anna tak bisa mengendalikan diri nya dan berteriak memanggil “ Azka! ”.

Tapi cowok itu tetap melangkah dan seolah-olah tidak mendengar apapun. Anna bergerak ceoat menyusulnya, menghentikan langkah Azka “ Azka! ” panggil Anna lagi.

Azka berhenti dan hanya menunduk, beberapa detik setelah nya liquid bening jatuh ke tanah. Anna terkejut karena air mata itu adalah air mata Azka. Yah...mata cokelat itu meneteskan air mata nya.

“ Gu-gue ” Anna bingung sendiri akan bicara apa “ Gue nggk akan bilang ke siapa pun ” dan hanya itu yang bisa dia katakan.

Azka menggeleng, entah apa maksudnya. Tapi dia tidak menjawab dan hanya beringsut meninggalkan Anna yang kebingungan dan serba salah.

^^^

Azka sedang duduk sendiri di kursi panjang depan ruang perpustakaan yang sepi. Tidak seperti biasa nya Azka menyendiri sambil membaca buku. Normal nya dia akan berada di kantin dan berceloteh riang bersama teman-teman nya membicarakan hal-hal yang tidak penting. Menggunakan waktu istirahat nya untuk hal-hal konyol dan tidak berguna.

Anna memberanikan diri menghampiri Azka.

“ Azka ” .

Cowok itu mendongakan kepala nya. Tapi segera berpaling dan kembali membaca buku nya yang sangat tidak menarik untuk di baca.

“ Azka ” Anna jadi merasa kikuk tapi dia sudah terlanjur niat jadi harus bisa bicara sesuatu “ Soal kemaren— ”.

Azka berdiri cepat di depan Anna “ Lo nggak ada kerjaan lain sekarang?! Nggak usah ganggu gue! Gue nggak mau ngomong sama siapa pun apalagi sama lo! Pergi dari sini, atau gue yang pergi ” Azka beranjak.

“ Tunggu! ” Anna menahan nya dengan cepat “ Gue cuma mau bilang kalo gu— ”.

“ Gue nggak peduli! ”.

“ Dengerin gue dulu! Gue nggak— ”. Nampak nya Azka memang tidak peduli. Cowok itu bahkan berjalan dengan langkah lebar meninggalkan Anna.

“ Gue nggak ngomong sama siapapun soal ini. Maafin gue. Gue nggak tau ”.

Anna masih dengan posisi nya yang diam di depan perpustakaan. Sementara Azka sudah jauh sekarang. Anna bingung harus bagaimana. Dia pun memutuskan untuk kembali ke kelas dan mencoba melupakan segala nya.

^^^

Angin dingin terasa menusuk. Anna mengeratkan jaket nya. Om Dito menyuruh nya pulang cepat dengan alasan cafe tidak terlalu ramai.

Anna melirik jam tangan nya menunjukan pukul 22:00. Anna menyambar tas nya dan melangkah keluar halaman parkir sembari mencari ponselnya.

Baru saja Anna akan menelpon Radit dia merasa seperti ada orang di dekat nya. Dan ternyata benar. Azka berdiri memandangi nya dengan tatapan aneh dan dingin. Anna merasa ngeri dengan Azka sekarang, dia lebih mirip seperti hantu.

Anna memaksakan tersenyum “ Azka. Nganter nyokap? ”.

Azka tidak langsung menjawab. Cowok itu masih diam sambil terus menatap nya sampai berapa detik. “ Gue nunggu lo ”.

Anna kaget dan saat ini jantung nya berdegup kencang “ Ooh? Emang nya ada apa? ”.

Azka semakin mendekatkan diri nya. Anna hanya diam, berusaha membuat Azka tidak lagi merasa tersinggung “ Gue cuma mau minta maaf soal tadi siang. Gue udah keras sama lo. Gue bingung nggak tau mesti gimana. Biasanya kalo ada satu orang pun yang udah tau tentang gue, gue langsung pindah sekolah. Gue malu. Tapi gue belum ada sebulan sekolah, rasa nya terlalu cepet kalo gue mau pindah lagi ”.

“ Gue nggak akan bilang ke siapapun. Lo nggak perlu khawatir ” jawab Anna cepat.

Azka tersenyum “ Gue percaya. Thanks ya ”.

“ Lo nggak perlu pindah sekolah ”. Azka mengangguk.

“ Kenapa lo mau lakuin ini? Maksud gue bukan nya lo nggak suka sama gue? Lo bisa aja buat gue jauh dari lo mulai sekarang dengan nyebarin rahasia gue itu ”.

Anna berpikir sesuatu, mencari jawaban yang tepat untuk pertanyaan Azka “Mmm...ya karena gue rasa sekarang kita temen. Ya kita temen. Ya kayak gitu kalo temenan harus bisa jaga rahasia ”.

Azka tersenyum heran “ Lo mau temenan sama gue? ”.

“ Iya. Emang kenapa? Asal lo tetep sopan ke gue, gue mau jadi temen lo. Tapi kalo lo nggak sopan dan punya maksud jelek ke gue...mesum-mesum gitu...gue tebas lo! ” Ancam Anna yang sukses membuat Azka tertawa.

“ Oke Anna. Gue janji nggak bakalan aneh-aneh sama lo ” ucap Azka mantap “ Kita temenan ” Azka mengulurkan tangan nya dan langsung di terima oleh Anna.

Anna jadi teringat betapa Oliv dan Rea memuji-muji Azka dan berharap bisa dekat dengan cowok itu meski cuma beberapa menit. Anna tidak bisa membayangkan kalau mereka sampai tahu sekarang dia sudah berteman dengan Azka, pasti akan merasa iri dan dia akan di introgasi habis-habisan. Dan Sesil? Mungkin Anna akan di coreng dari nama-nama sahabat cewek itu.

Scroll—

THE ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang