Sembilan

2.7K 292 23
                                    

Next next next,, selamat geleng-geleng kepala lagi karena tingkah Fali...

Jangan lupa klik ⭐ nya dan komen ya... Sorry for the typo 🙏🙏 enjoy the story and happy reading 🤗🤗

_________________________________________

"JADI, ALASAN LOE dari tadi planga-plongo gak jelas itu karena takut ketemu sama Bang Arkhan?" Meylan kembali bertanya. Dan Intan mengangguk.

"Emang kenapa kalo loe ketemu sama Mas Dokterku? Dia gak bakalan gigit loe, kan?" Falisha bertanya dengan mulut penuh. Membuat Meylan geleng-geleng kepala.

"Bang Arkhan emang gak gigit. Cuma ya... Gitu." Jawab Intan ragu.

"Kamu gak pernah lihat abangmu kalo ketemu Fali, Kei. Sekali-kali kamu lihat deh." Ujar Galih.

Falisha mendongak. "Emangnya kenapa sama Mas Dokterku kalo ketemu Fali? Mukanya kelihatan banget ya jatuh cinta sama Fali? Fali tahu kok, Mas. Gak usah dibahas." Ujar Falisha dengan percaya dirinya. Galih hanya manggut-manggut saja seraya tersenyum geli. "Oh ya, betewe-tewe. Mas Dokterku suka kesini kapan?" Tanyanya penasaran.

"Biasanya kalo di RS agak santai, dia bakalan kesini."

"Kapan?"

"Ya kapan-kapan."

"Ih, kok nyebelin." Falisha cemberut seraya memberikan tatapan sinisnya.

"Biarin. Jadi kamu kesini mau apa nanyain Mas? Mau terima tawaran Mas buat manggung?" Tanyanya penasaran.

Falisha menyandarkan punggungnya di kursi. "Mas Galih yang punya Sweet Smile. Fali kan udah bilang Fali itu bisanya nyanyi di kamar mandi. Mana bisa Fali nyanyi di atas panggung."

"Ya gak apa-apa. Kamu bisa nyanyi di studio, kok. di lantai tiga. Anggap aja lagi nyanyi di kamar mandi, gak ada yang nonton nya kok." Jawab Galih dengan santai.

"Studio? Cafe ini punya studio? Maksudnya studio rekaman?" Meylan memandang Galih dengan ekspresi penasaran. Galih tersenyum dan menganggukkan kepala.

"Gibran itu sebenarnya suka sama musik. Gitu-gitu juga dia jago loh main alat musiknya." Ucapnya yang dijawab Intan dengan anggukkan.

"Kalo dia suka main musik, kenapa dia gak jadi penyanyi atau pemain band?" Tanya Meylan ingin tahu, tatapannya kini mengarah pada Intan.

"Papa nya Abang itu pengusaha. Sementara Mama itu Dokter, trus Papa Wisnu itu Pilot. Papanya ingin Bang Arkhan jadi pengusaha, sementara Mama maunya Bang Arkhan jadi dokter."

"Bokap loe? Gak mau jadiin Mas Dokterku Pilot?"

Intan menggeleng. "Papa gak mau maksain Bang Arkhan jadi apapun. Kata Papa, biarin aja Bang Arkhan nentuin apa yang dia suka."

Falisha mengerang. "Lah, kenapa bokap loe gak maksa, sih? Kan kalo Mas Dokterku jadi Pilot, lumayan gue bisa numpang pesawat gratis." Rengek Falisha. Meylan memutar bola mata. Sementara Intan memandangnya dengan ekspresi tak percaya.

"Trus, kenapa abang loe milih jadi dokter?" Meylan kembali pada topik awal.

Galih menggeleng. "Gibran menjadikan musik sebagai hobi. Hiburan saat dia sedang mumet. Secara akademis, dia itu sebenarnya punya dua gelar. "

"D-dua gelar?" Tanya Meylan dan Falisha serentak. Galih dan Intan mengangguk bersamaan.

"Otaknya terlalu encer buat di sia-siain. Dia kuliah bisnis untuk memenuhi keinginan ayahnya, dan dia kuliah kedokteran karena ternyata passionnya dia disitu.:" Jawabnya.

"Wooowwww, hebat." Puji Fali dan Meylan lagi secara bersamaan.

Meylan dan Falisha melongo kaget. "Karena kuliah kedokteran itu lebih memakan banyak waktu, kuliah bisnisnya jadi terlambat sarjana. Setelah S2 kedokterannya selesai, dia bearu bisa menyelesaikan S1 Managemen Bisnis." Lanjut Galih lagi. Falisha dan Meylan masih saja menunjukkan wajah terpana.

My Doctor, My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang