gizi

1.8K 92 4
                                    

Genap sudah 2 tahun alvi menganyam pendidikan agamanya di pesantren Al-Fath,  ya nama Al-Fath (kemenangan) tujuan dari nama pesantren tersebut adalah tidak lain agar setiap santri maupun pengasuh pondok bisa memperoleh kemenangan atau keberhasilan dalam tolabul 'ilmi,  menang melawan hawa nafsu dan menang melawan segala perkara bathil, tujuannya ialah agar semua santri santri bisa menjadi orang yang khasil (berhasil).

2 tahun memang merupakan waktu terlalu masih sebentar untuk seseorang yang menganyam pendidikan di dunia pesantren,  bahkan banyak riwayat bahwa para ulama terdahulu menganyam pendidikan berpuluh puluh tahun. Tapi tak bisa di pungkiri bahwa banyak cerita cerita dari perjuangan para ulama yang meninggalkan kesan manis, lebih tepatnya keberkahan dalam menuntut ilmu yang sampai saat ini, masih banyak yang bisa menikmati nikmatnya ilmu yang terus menerus diturunkan kepada santri santri yang semakin lama terasa semakin meluas dan dapat memberi manfaat untuk setiap jamaah jamaahnya.

Tahun kedua alvi berada di pondok pesantren memberikan pengalaman yang luar biasa dan beraneka macam,  ada kesedihan dan ada kebahagiaan ada pula kesulitan dan ada pula kemudahan tapi yang terpenting dari adanya kesedihan dan kesulitan ada Allah yang selalu menunggu hambanya untuk datang dan bermunajat pada-Nya.

*****
Entah bagaimana dalam kurun waktu 2 tahun keluarga pengasuh pondok bisa hafal dengan alvi.

"Mbak bisa tolong panggilin mbak alvi", dawuh bunyai ros pada salah satu santrinya.
"Baik bu",santri itupun bergegas mencari alvi.

"Assalamualaikum mbak alvi", ucap salah satu santri menghampiri alvi yang sedang asik nugas dengan sifa.

"Waalaikum salam,  iya dek,  kenapa? ".
"Mbak di panggil bu nyai, di pawon (dapur)", jelas santri tersebut.

"Eh.. Kenapa lo mbak? ", jawab alvi yang terlihat sedikit khawatir karena tidak biasa.

"

Kurang tahu mbak"

"Yaudah mbak, terimakasih, tak kesana sendiri", jawab alvi dan bergegas pergi.

*****
"Assalamualaikum buk", salam alvi didepan pintu yang terbuka sedikit yang menampakkan seorang wanita paruh baya yang sedang asik mengupas bawang putih.

" waalaikum salaam,  ayo sini mbak tak kasih pekerjaan",ucap bu nyai ros.

"Maaf buk, ada apa lo kok manggil saya? "

"Ini lo mbak, ibuk minta tolong bantuin ibuk masak, soalnya nanti malam teman-temannya balya mau main ke sini".

"Oalah nggeh buk",alvipun lantas ikut nimbrung.

Suasana dapur pun menjadi hening,  hanya ada suara dari bunyi bumbu yang mulai di tumis dan menciptakan aroma yang nikmat, namun ada air mata yang menetes karena menahan pedih dari bawang yang dikupas lalu diiris, alvi beberapa kali mengusap airmatanya karena ini pertama kalinya ia terjun ke dapur untuk memasak.

"Vi.. Tau gak dia bilang dia mau nikahin kamu",bisik amanda.

"Aku tahu siapa yg kamu maksud",jawab alvi tanpa rasa penasaran karena ia tahu siapa yg di bicarakan teman sebangku diniyah malamnya ini.

"Hahaha....iya vi, dia semangat banget kalau aku ngebahas kamu..aku bilang kedia kalau kalian itu serasi..kayak drama korea ", alvi menengok amanda dengan wajah kesalnya.

"Nda.. Kamu itu kenapa suka banget ngebahas aku sama dia, cobak jangan ngebahas aku, cobak deh gak usah nyangkut nyangkutin aku sama pembicaraan kalian",kesal alvi.

"Iya iya.. Maaf vi".

"Gak ada gizinya lagi sayurnya, kalau yang motong ghibahin orang".

Alvi menengok dan alangkah terkejutnya ia entah sejak kapan balya sudah duduk tak jauh dari tempat duduk mereka dan menyimak pembicaraan mereka.

"Gak papa mbak.. Omongan pawon(omongan dapur) emang gitu kok".

"Lo gus.."

my coldest ustadz Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang