.
.
.
Orang-orang bilang perbedaan itu indah. Tapi tanpa disadari banyak orang malah menjadi kalah. Kalah dengan keadaan. Kalah karena perbedaan. Entah mengapa perbedaan selalu diperdebatkan. Banyak yang berusaha untuk tidak terkalahkan. Agar tidak ada sangkalan. Agar tidak ada bantahan. Padahal perbedaan itu sulit untuk dibandingkan.
Tak terpikirkan olehku apa yang ada di kepala mereka. Padahal kita sudah merdeka. Merdeka untuk berpendapat. Harusnya bisa saling hormat. Tak terpikirkan olehku apa yang ada di hati mereka. Padahal kita sesama manusia. Manusia yang tak berdaya. Harusnya bisa saling kerja sama.
Namun, perbedaan seakan menjadi sebuah tembok yang tinggi. Menjadi jarak pemisah antar hati. Hati yang tak lagi memiliki nurani. Sebab kini sudah mudah untuk menghakimi. Tak lagi melalui lisan. Melainkan melalui ketikan. Kini sudah mudah untuk memberi hujatan. Hujatan yang muncul karena perbedaan.
Perbedaan bertransformasi menjadi permasalahan yang tak kunjung usai. Atau mungkin... memang tidak ada niatan agar bisa selesai. Ingin tetapi seperti ini. Saling menghakimi. Merasa dirinya tak tertandingi. Hingga bisa melukai. Ironisnya luka yang ada tak berdarah. Tapi bisa membuat orang terlihat payah.
Kalian semua perlu sadar!
Berbeda bukan berarti buruk. Bukan pula berarti lebih baik. Tak ada yang terlihat superior. Tak ada yang terlihat inferior. Berbeda itu hanya pilihan. Tak perlu untuk dibesar-besarkan.
.
.
.
- eashavath, 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Nuraga
Short Story[BERBAGI RASA] nuraga /nu.ra.ga/ ark a simpati; berbagi rasa Sekumpulan tulisan yang sejatinya didedikasikan untuk diri sendiri. Berasal dari keresahan yang tidak dapat diucapkan kepada orang banyak secara langsung. "Hanya ingin berbagi rasa. Harapa...