Wilona
"Mi, ada kabar dari nico puji tuhan papi sudah sadar, kita kerumah sakit sama sama yuk, mami mau kan?" Aku berharap mami mau menerima ajakanku
"Syukurlah, iya boleh.. mau ke rumah sakit kapan?" Mami tersenyum membuatku sangat lega, sejak kehadiran kevin aku merasa ia mampu membuat hubungan mami dan papi yang bisa dibilang kurang baik menjadi sangat baik sekarang
"Sekarang gimana? Kita siap siap terus berangkat.." aku sangat antusias
"Oke sayang..."
Aku memeluk mami...
"Makasih ya mi... wilo sayang banget sama mami..." bisikku lalu ku cium kedua pipi mami secara bergantian
Rumah Sakit
Sesampainya di rumah sakit, kami menjenguk papi secara bergantian, aku masuk ke dalam ruang icu, kakiku melangkah perlahan, ku dekati pria paruh baya yang tengah terbaring di atas tempat tidur itu.
Tiga selang infus menancap bersamaan pada tangan kanan dan kirinya, alat bantu pernapasan pun masih terpasang, namun ia sudah bisa menyambutku dengan senyumnya yang hangat, aku semakin mendekat padanya, lalu duduk dikursi yang ada di samping tempat tidurnya.
"Papi..." sapaku lembut
"Sayang..." suaranya terdengar sangat lemah
"Sssstttt... papi jangan banyak bicara dulu ya..."
Ia tersenyum padaku, senyumnya sungguh teduh merasuk hingga ke relung jiwaku
"Maafkan papi nak..." ucapnya lagi, kali ini ia terlihat sedang menahan air matanya
"Gak ada yang perlu dimaafkan pi, karena papi gak pernah punya salah sama wilona... udah ya.. papi istirahat, wilona temenin disini..." kataku sambil ku perbaiki selimut yang membungkus tubuhnya
Air mata justru menetes mengalir membasahi pipinya
"Papi kok nangis sih.. jangan nangis pi.. wilona jadi ikut sedih nih...." aku membantu menyeka air mata papi dengan kedua tanganku
"Maafkan papi belum bisa jadi ayah yang baik untuk kamu dan kakakmu lala...
"Papi selama ini egois... maafkan papi ya nak....
"Iya iya papi.. udah ya, wilo gak mau papi mikir yang berat berat dulu, papi harus cepet pulih, cepet sehat lagi, nanti kita jalan jalan kemanapun yang papi mau ya..." ucapku berusaha membuatnya agar tetap tenang
"Papi sangat bersyukur kamu memiliki kekasih seperti kevin, papi percaya...(papi menghentikan kalimatnya)
"Papi percaya dia bisa membahagiakan kamu, menjaga kamu, dan membimbingmu nak..." lanjut papi
Aku menyongsong senyum setelah mendengar kalimat papi
"Maaf kak, waktu berkunjung sudah habis, saatnya pasien beristirahat kembali..." tiba tiba suster masuk mengingatkan, jika memang waktu berkunjung di ruang icu ini dibatasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER JADIAN -Part 3- By Yani Nugrahawati
RomanceCerita ini hanya fiktif belaka, tidak ada unsur kesengajaan menyinggung kisah dari siapapun, mohon maaf jika ada kesamaan nama atau kejadian. Author tulis atas dasar tingkat kehaluan author yang merajalela hingga ke langit ketujuh.. hahaha... Kisah...