TUJUH (bertemu)

227 23 12
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak!

Happy Reading Readers❤
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Sadarlah...aku mohon"
-Juan Aditya-

Sudah satu bulan ini gadis yang terbaring lemah di rumah sakit tidak sadarkan diri. Selama satu bulan itu juga Juan setiap hari datang di rumah sakit untuk melihat perkembangan Bulan. Setelah pulang dari Spanyol, Juan langsung ke rumah sakit saat Alan memberi pesan padanya.

Flashback

"Setelah ini kita pulang kan?" Tanya Egel

"Gak, kita ke rumah sakit," jawab Juan

"Hah? Lo gila ya Juan! Astaga...gue butuh istirahat"

"Lo mau istirahat? Sini gue buang lo dari pesawat supaya lo bisa istirahat selama-lamanya alias MATI," sinis Juan

"Iya-iya kita ke rumah sakit. Mulut lo makin lama makin pedas saja"

"Hm"

Juan memejamkan kedua matanya. Perjalanan masih jauh ke Indonesia tapi Juan mendapat pesan dari Alan bahwa Bulan telah sampai di Indonesia dan sekarang berada di rumah sakit.

Egel menatap Juan yang sudah tertidur pulas. Terlihat sekali di wajahnya kalau Juan begitu lelah dan butuh istirahat.

"Tanpa lo sadari lo lakuin ini semua demi Bulan dan perasaan lo ke Bulan udah mulai muncul dengan sendirinya," gumam Egel

End Flashback

JUAN AND BULAN

Saat ini Juan berada di ruang perawatan VVIP sambil melihat sosok yang masih memejamkan kedua matanya disertai oksigen di hidungnya dan infus yang tertancap di tangan kanannya.

"Bar-bar. Bangunlah"

"Sampai kapan lo seperti ini? Gue kembali Bulan. Cepatlah sadar dan katakan 'hei tampan' gue akan selalu datang disini sampai lo buka mata"

"Gue tunggu lo Bulan"

CEKLEK

"Lo pulang sana, biar gue yang jaga Bulan"

"Enggak. Gue akan tetap disini sampai Bulan sadar dari masa kritisnya"

Alan menghela napas. "Juan perhatikan diri lo, lo itu baru aja sampai dari Spanyol jangan buat diri lo kelelahan. Sekarang lo pulang sebelum gue larang lo datang kesini"

"Ck, baiklah," kesal Juan

Juan berdiri dari duduknya dan pergi tanpa mengatakan satu kata pun.

Tatapan Alan menjadi sendu melihat adik kecilnya terbaring lemah. Alan merasa bahwa dia tidak pantas disebut kakak, Alan tidak bisa melindungi Bulan.

"Cepat sadar bocil bar-bar"

Alan duduk di samping brankar sambil menatap wajah Bulan. Wajah itu terlihat begitu lelah dan dipenuhi beban dalam hidupnya.

Juan and Bulan (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang