32. Benar-benar Berakhir

48 9 0
                                    

Happy Reading

◽◽◽

"Maafin aku."

Ucap Dion tanpa semangat.

"Apa? Maaf kenapa, Kak?"

Fia tak tau pasti maksud ucapan Dion, tapi ia tetap saja takut. Kalau saja Dion memutuskan dirinya.

"Aku tau kamu nunggu lama banget buat kita bisa sama-sama. Tapi, maaf. Kita gak bisa terlalu lama buat sama-sama. Kalau kamu tanya alasan nya kenapa, ini demi kamu."

Selesai Dion berucap, detik itu juga Fia mulai menangis. Air mata nya yang ia tahan akhirnya jatuh. Perasaannya benar-benar tak bisa di tutupi, kalau ia takut dan kecewa pada Dion.

"Ini? Yang kamu gak tau itu keputusan yang bener atau nggak? Kamu salah, Kak. Kalau kamu lakuin ini demi aku, gak dengan kamu putusin aku. Itu justru nyakitin aku."

"Aku berharap, banget, kalau kita bisa sama-sama terus. Tapi, gak bisa, Fia."

"Kenapa sih, Kak? Aku gak tau kamu punya salah apa sampai kamu mutusin aku. Kalau kamu cerita, kita bisa dapetin solusinya sama-sama."

Fia mengusap air mata di pipi nya. Dion yang melihat itu sebenarnya tak tega, tapi ia tak mau berbuat lebih. Ia tau Papah nya masih mengawasinya. Ia juga tidak mau Fia kenapa-kenapa.

"Maaf. Suatu hari nanti kamu pasti tau alasan aku. Biarin aku pergi dan lebih baik hubungan kita berakhir sampai di sini."

Deg.

Kali pertama menjalin hubungan dan ini juga menjadi kali pertama Fia di putuskan oleh seorang lelaki. Sebelumnya ia jelas tak pernah merasakan patah hati sampai se dalam ini.

Kini, melihat Dion berdiri dan hendak pergi sebelum ia menjawab Dion, air matanya kembali jatuh. Fia menutup wajahnya dengan telapak tangan nya, lalu mengusapnya.

Dion benar-benar pergi tanpa ingin tau apa yang Fia ingin Fia katakan. Yang jelas, Fia tidak mau putus. Dan sekarang hubungan nya sudah benar-benar berakhir. Dion sudah pergi dan ia tak bisa berbuat apa-apa.

"Salah gue apa sih? Gue nunggu dia dua tahun lebih, secepat ini? Secepat ini harus pisah?"

◽◽◽

Hari-hari berlalu, Fia masih sama. Masih dengan suasana hati yang kata orang namanya patah hati.

Hanya teman dekatnya yang sudah tau kalau ia putus dengan Dion. Dan di antara mereka, hanya Nafla yang merespon dengan respon yang luar biasa.

Bahkan, Fia saja sampai tidak tau harus berbuat apa. Saat Nafla yang saat itu tiba-tiba berdiri dan menghampiri Dion yang kebetulan di sekitar mereka, gadis itu dengan berani nya memberi tamparan di pipi kanan Dion.

Bohong kalau Fia bilang ia tak peduli lagi dengan Dion. Tapi, saat itu ia juga tidak bisa berbuat apa-apa. Semua mengalir begitu saja.

"Fia, temenin gue ke perpustakaan ya! Yang lain lagi pada ke kantin."

Ajak Syifa yang berdiri di depan Fia.

"Iya, ayuk."

Syifa langsung mengangguk di sertai senyum cerah nya. Beberapa menit kemudian, mereka sampai di perpustakaan. Fia berjalan sendiri di antar rak-rak buku yang tinggi karena Syifa meninggalkan nya.

Hingga mata Fia tak sengaja menatap dua lelaki yang terduduk di bangku. Beruntung nya, ia melihat mereka dari belakang dan hanya nampak punggung dua lelaki itu.

"Dan apa itu artinya Kakak lebih suka kalau kita cuma diam-diam an kayak dulu lagi?"

Ucap Fia menatap sana.

See You [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang