Happy Reading
◽◽◽
Tiga hari kemudian
Hari ini merupakan hari penting di SMA Nusa Bangsa. Para wali murid akan mengambil rapot milik siswa-siswi SMA yang masuk jejeran sekolah favorit itu.
Semua wali kelas sudah menempatkan diri di ruangan kelas. Puluhan buku hasil akhir belajar akan di bagikan sebentar lagi.
Namun, seorang siswa tengah menunggu kehadiran orangtua nya di lobi. Ia kini melirik jam tangan nya, decakan kecil keluar dari mulutnya.
"Mamah jadi dateng gak sih ya? Kalau enggak bisa 'kan gue bisa ambil sendiri."
Gumam nya sambil menatap gerbang.
"Dion, ngapain kamu di sini? Murid lain pada di kantin kamu malah di sini."
Tanya Bu Indah selaku guru BK nya.
"Saya lagi nunggu orangtua saya, Bu. Ambil rapot nya 'kan sebentar lagi."
"Orangtua kamu datang? Siapa? Ayah atau Ibu kamu?"
"Mamah bilangnya sih bakal dateng ya, Bu. Cuma sampe sekarang belum sampe."
Bu Indah menepuk bahu Dion, dia menatap murid nya itu.
"Gapapa, ambil rapot nya 'kan sampe siang."
"Iya, Bu."
"Ya sudah Ibu tinggal ya."
Dion menganggukkan kepalanya dan menunduk sopan. Ia kembali menatap gerbang sekolahnya. Tanganya kini terlipat di depan dada dan bahunya menyender di tembok. Padahal ada sofa di sana, tapi ia lebih memilih berdiri.
Tiga puluh menit berlalu, selama itu orangtua nya belum datang. Dion bahkan sudah berbolak-balik ke toilet, kantin, dan kelaa untuk melihat-lihat. Dan sampai detik ini Mamah nya belum datang.
Dion meraih ponselnya di saku seragam nya. Ia berniat menghubungi Mamah nya.
"Halo, sayang!"
"Iya, halo, Mah. Mamah lagi di mana? Kok gak nyampe-nyampe sekolah?"
"Ah, ini lagi di jalan. Agak macet sekarang, kamu tenang aja ya. Sebisa mungkin Mamah coba untuk cepet sampe sekolahan kamu."
Dion menghela napasnya. Dalam hatinya berkata, kalau kayak gini mending gue ambil sendiri aja kayak biasanya.
"Dion ambil sendiri aja ya, Mah?"
"Jangan dong, sayang. Bentar lagi Mamah sampe, sabar ya."
"Tapi jangan lama-lama ya, Mah. Dion tunggu di kantin, nanti kalau udah sampe kabarin Dion."
"Iya, yaudah Mamah tutup telepon nya."
Dion menyakukan kembali ponselnya. Kini ia melangkah menuju kantin. Ketiga teman nya ada di sana sejak sampai di sekolah. Entah sudah habis berapa piring makanan yang ada di kantin, Dion tidak tau. Yang jelas teman-teman nya tidak mungkin tidak makan di kantin. Apalagi hanya sepiring.
Sesampainya di sana, Dion duduk di sebelah Fito. Tanpa di sengaja, duduknya menghadap Fia di sana, meski hanya dari jauh. Gadis itu tengah bercanda gurau dengan teman-teman nya juga.
"Mamah lo udah sampe?"
Tanya Dimas di depan Dion.
"Masih di jalan."
Jawab Dion sambil menyomot cireng di piring Dimas.
"Beli sendiri dong, yon. Main comot aja makanan orang."
KAMU SEDANG MEMBACA
See You [TAMAT]
Teen Fiction¦ FOLLOW DULU SEBELUM BACA ¦ Lengkap! ♣♣♣♣♣ Ketika sama-sama suka, namun tidak ada yang mau menyatakan perasaannya lebih dulu. Lalu, saat sudah bersama, harus dipisahkan karena suatu hal. Bagaimana kisah mereka? ♣♣♣♣♣ 📌Rank📌 #1 melihatmu [15-6...