Manda yang selalu mencintai Yogyakarta pada setiap sudutnya. Duduk menghilangkan cemas dan gelisah di warung samping selokan Mataram.
Wajah linglung dan mata cokelat muda yang berair karena letih, terlihat dari penikmat es teh di siang hari itu. Teman-temannya mengenal Manda dari sifatnya yang tak terduga. Pernah sekali, dia bahkan menyelamatkan anak ayam yang tersangkut di selokan, meskipun sedang dalam perjalanan menuju wawancara kerja pertamanya. Dia tipe wanita seperti itu.
Manda duduk di dekat sambil memandang selokan yang tenang. Angin berhembus ikut menambah cita-rasa hari itu.
Dia melihat sesuatu di kejauhan, atau lebih tepatnya seseorang. Orang itu juga memandangnya dengan penuh kekesalan.
Rudy Auliansyah
Manda menelan ludah. Dia tidak siap untuk bertemu Rudy.
Ketika Manda melangkah keluar dan Rudy mendekat, dia bisa melihat senyum canggung di wajahnya.
"Sudah lama ya di sini? Aku sudah menunggu di rumahmu, sejak pagi tadi"
Rudy menatap dengan serius, dengan sedikit kekecewaan. Dia berbisik, "jika kamu memang tidak ingin, kami akan pulang."
Manda menoleh ke belakang, membuka catatan lusuh yang ia sampul rapi. Membolak-balik kertas dan mulai panik.
"Manda, ayo kita pulang."
Rudy mencoba membujuk sekali lagi. Manda masih mencari catatan yang hampir penuh. Entah apa yang di carinya.
Mereka saling memandang dengan perasaan cemas, seperti dua katak yang saling canggung setelah lama tidak bertemu karena terpisah jalan tol. Di temani suara motor yang lalu lalang, dan seruput teh yang belum habis.
"Kamu pasti cemas dengan masa depan, seperti biasa."
"Aku mengenalmu sejak dulu, bisakah kamu memandangku seperti saat memandang kucing yang nyangkut di pohon, tanpa ragu kamu ambil, tanpa perduli apa yang akan terjadi setelahnya"
Manda memandang jari-jari Rudi yang tampan dan matanya cerah. Tak menemukan yang ia cari di buku. Ia berlari menuju kasir dan mengambil kertas kecil.
Wajahnya memerah, tangannya gemetar menulis satu kalimat yang ditunggu Rudy.
"Iya Rud, ayo pulang!"
***
Title : The wind blew like hopping cats.
Judul : Angin bertiup lucu, bagai kucing yang melompat.Ceritanya agak lucu, nggak nyangka sih bisa jadi gitu. 😁 kalau dibaca lagi, sepertinya terlalu banyak hidden meaning dari ceritanya..
KAMU SEDANG MEMBACA
Secerca Terang dalam Mendung Abadi
Short StoryKumpulan kisah yang dibuat menggunakan kecerdasan buatan