🍒Nungguin yaaaa ??? Hehhe
Selamat membaca💜Matahari mulai menampakkan dirinya disertai sinar terang yang mulai menerangi bumi. Kicauan burung terdengar ramai di alam bebas. Tetesan embun perlahan - lahan menghilang digantikan sejuknya udara pagi hari. Sinar matahari menembus sampai ke dalam suatu ruangan. Ruangan yang ditempati seseorang yang masih enggan membuka kedua kelopak matanya. Wajahnya begitu damai seakan tak terganggu oleh sinar sang fajar.
'Eung'
Lenguhan itu berasal dari seseorang yang sudah semalaman penuh tidak sadarkan diri. Wanita itu perlahan - lahan membuka kedua matanya, beradaptasi dengan sinar terik yang menerpa matanya. Setelah sadar tiba - tiba ia terbangun dari tidurnya. Wajahnya panik dan tubuhnya bergerak gelisah. Sampai seseorang masuk ke ruangan itu dan melihat wanita itu yang gelisah di atas ranjangnya.
"Sinbi... Tenang sayang." bujuk Min Young seraya memegang lengan putrinya.
"Jungkook Oppa dimana, Eomma ? Kenapa aku disini ? Aku ingin bertemu Jungkook Oppa." cecar Sinbi dengan berbagai pertanyaan.
Min Young memeluk Sinbi guna menenangkannya. Min Young mengusap surai panjang Sinbi.
"Sayang tenangkan dirimu. Kita bertemu dengan Jungkook tapi setelah kau makan ya. Kau belum makan dari kemarin. Kau harus lebih memperhatikan kesehatan bayimu." nasehat Min Young.Sinbi sudah tidak seperti tadi. Wanita itu sedikit tenang sekarang. Namun sekarang isakan tangis yang Sinbi keluarkan. Sinbi membalas pelukan Min Young dengan tangannya yang meremat baju bagian belakang sang ibu.
"Aku tidak bisa hidup tanpa Jungkook Oppa di sampingku, Eomma. Kenapa Tuhan memberikan ujian yang begitu berat padaku ? Aku tidak terima, Eomma." Sinbi menangis kejar. Ia menyalahkan ujian yang Tuhan berikan padanya. Tuhan seakan - akan mempermainkan hidupnya sekarang.
"Sinbi dengarkan Eomma. Tuhan tidak akan memberikan ujian yang berat apabila tidak sebanding dengan kemampuan dari setiap orang. Semua ini pasti segera berakhir. Kuncinya, kau harus sabar dan kuat. Jangan siksa dirimu, sayang. Sekarang kau makan setelah itu kita bertemu Jungkook." ucap Min Young setelah memberikan Sinb nasehat dan semangat.
Min Young melepaskan pelukan mereka. Wanita paruh baya itu mengambil makanan yang tadi dibawakan oleh perawat. Satu suapan ia berikan pada Sinbi. Sinbi menerimanya walaupun tidak semua masuk ke dalam mulutnya. Tidak apa, setidaknya Sinbi mau makan. Pikir Min Young.
--------------
Sesuai dengan janji Min Young, Sinbi dibawanya ke ruangan Jungkook. Suara dari monitor yang pertama kali menyapa Sinbi dan Min Young saat mereka baru memasuki ruang rawat Jungkook. Min Young mendorong kursi roda Sinbi agar lebih dekat dengan ranjang yang ditempati Jungkook. Sinbi meringis melihat banyaknya alat medis yang berada di seluruh tubuh Jungkook.
Ya Jungkook koma.
"Eomma, tunggu di luar."
Min Young keluar, meninggalkan Sinbi bersama dengan Jungkook. Sinbi memegang telapak tangan kanan Jungkook. Telapak tangan itu ia dekatkan dengan pipinya.
"Telapak tanganmu sungguh dingin. Kau harus cepat bangun, Oppa. Aku sangat kesepian tanpa kau disisiku. Aku merindukan omelanmu karena aku yang nakal, aku rindu pelukanmu, aku rindu ciumanmu dan aku merindukan--- tanganmu yang mengelus perutku. Bayi kita merindukan ayahnya." Sinbi menangis terisak. Ia sudah tidak bisa membendung air mata yang ingin tumpah dari kedua matanya. Tangisannya terdengar sangat pilu, sampai Min Young yang mendengarnya ikut menitikan air mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Destiny || J.J.K & H.S.B (✔)
RomanceJeon Jungkook Pria berumur 28 tahun yang sangat kaya raya dan karir yang gemilang. Bagaimana tidak, Jungkook adalah tipikal orang yang sangat Workholic. Dunianya hanya berisikan kerja, kerja dan kerja. Bahkan Jungkook tidak punya waktu untuk memiki...