Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
==========
Kanaya melihat sekeliling, ia memperhatikan lantai bawah terlihat kosong. Dan dengan cepat wanita muda itu menuruni tangga hingga menghasilkan suara yang keras dari heelsnya.
Ia memegang tas bermerknya dan berjalan cepat menuju pintu keluar, ia harus menemui Lucas untuk membicarakan hal ini.
Ia bernafas lega, ternyata semudah ini meninggalkan rumah. Naya berjalan menuju mobil dan dengan cepat menyetir menuju tempat tujuannya.
Hingga satu jam menyetir akhirnya ia sampai, well kemacetan Jakarta membuat Naya muak namun saat matanya melihat Lucas, ia langsung tersenyum berjalan menuju kekasihnya dan duduk tepat di sebelahnya.
Lucas tersenyum, "satu lagi ya." Ucapnya pada salah satu bartender yang setelah ini akan menyiapkan satu minuman untuk Kanaya.
Lucas mencium pipi Kanaya yang setelah itu langsung memerah, "kamu mau ngomong apa?" Lucas bertanya.
Raut wajah Kanaya berubah, tak secerah sebelumnya. Kini membuat Lucas khawatir.
"Kenapa?" Lucas kembali bertanya.
"Kamu ga bakal percaya sama hal yang bakalan aku bilang kali ini."
"Ada masalah sama papa kamu lagi? papa kamu nyuruh kita putus lagi?" Lucas menggenggam tangan Naya, seperti biasa laki-laki ini memang selalu pintar menenangkannya, tentu membuat Kanaya semakin jatuh cinta.
"Ini bahkan lebih buruk lagi." Kanaya terlihat semakin kesal.
"Just tell me what happened, so we can figure it out." Lucas mencium kening Naya, gadis itu tersenyum kembali, Lucas selalu tahu cara untuk mengembalikan senyum Naya yang hilang.
Minuman yang Lucas pesan untuk Kanaya datang, "thanks." Bartender itu tersenyum.
"Papa jodohin aku."
Lucas mematung sedangkan Naya hanya menunduk, "sampai sejauh itu?"
Naya mengangguk, "bahkan dia jodohin aku sama duda anak satu."
Lucas makin terkejut, "papa ancem aku kalo aku gamau nikah sama cowok itu, aku ga bakalan di anggap anak."
"Jadi keputusan kamu gimana?" Lucas bertanya sembari menenangkan Naya.
Ini sebenarnya adalah hal yang sulit bagi Lucas, tapi ia tahu hubungannya akan berakhir seperti ini. Cepat atau lambat.
"Aku belum kasi keputusan lah sayang, menurut kamu aku mesti gimana?"
