3 ⚘ pertemuan awal di hari yang buruk

2.1K 259 154
                                    

Pagi hari ini mendung.

Awan gelap menyapa dari langit, lengkap dengan hembusan angin yang cukup keras.

Waktunya memang cocok untuk bergelung dalam selimut. Tapi apa boleh buat, hari ini hari Senin. Awal minggu yang cukup suram karena cuaca benar-benar mendukung untuk bermalas-malasan di rumah.

Rasa malas seperti meningkat sebesar 50% dari biasanya — oke cukup, ini berlebihan.

Karena pada dasarnya, Maxwell memang malas untuk pergi ke sekolah.

Kalau saja ibunya tidak sedang di rumah, dia pasti akan meminta manajernya untuk mengambil jadwal siang — dibandingkan harus pergi ke sekolah pagi-pagi seperti ini.

Ibunya bilang, kalau Maxwell tidak pergi ke sekolah, wanitu itu akan menyita seluruh koleksi mobil-mobil miliknya.

Sudah jelas, Maxwell tidak mau ibunya menyita koleksinya. Mobil-mobil koleksinya itu adalah kesayangannya setelah sang ibu.

Jangan tanya dimana ayahnya, karena Maxwell sudah tidak bertemu dengan pria itu, kira-kira dua tahun.

Dengan rasa malas, Maxwell keluar dari mobilnya. Lengkap dengan jas sekolahnya dan dasi. Tas sekolah disampirkan di bahunya yang sebelah kanan — sedangkan bahu satunya lagi ada hoodie miliknya yang sengaja tidak dia gunakan.

Seluruh murid yang juga sedang berjalan di koridor, lantas menoleh.

Maxwell tersenyum — menyeringai — dan menyibakkan rambutnya kebelakang.

Tidak ada yang tidak mengenal Maxwell Gideon Hwang. Model majalah yang benar-benar sukses di usianya yang muda.

Parasnya yang rupawan dan juga sejuta pesona miliknya, benar-benar tidak bisa di tolak.

Benar-benar pacar idaman.

Karena terlalu asik tebar pesona, Maxwell sampai tidak sadar akan sekitar — benar-benar fokus membuat banyak orang terpesona. Hingga secara tidak sengaja, Maxwell menabrak seseorang.

Banyak yang terkesiap terkejut. Prince-charming mereka menabrak seseorang.

Maxwell meringis. Seragam putihnya ternodai cat warna.

Yang menabrak tadi lantas saja menunduk takut. "Maaf. Aku tidak sengaja."

Surai hitamnya yang agak ikal, jatuh terkulai, sukses menutupi seluruh wajahnya.

Maxwell hanya menghela nafas, "Tidak masalah. Tapi bisa bantu aku membersihkan cat dari seragamku?"

Yang menabrak tadi langsung menoleh, "Astaga, ayo ke lokerku. Aku menyimpan satu kaus yang bisa sunbae pakai."

Maxwell mengangguk dan mengikuti pemuda yang tubuhnya lebih kecil darinya — orang yang menabraknya.

Jangan bingung, Maxwell benar-benar tidak mengerti sama sekali tentang cara untuk menghilangkan cat di pakaian — dia di departemen seni tari, bukan departemen seni rupa.

Keduanya berhenti di deretan loker yang berjejer rapi di koridor. Orang yang menabraknya tadi langsung membuka loker miliknya dan mengobrak-abrik isinya.

Sekilas, Maxwell membaca nama yang tertera di luar loker — Yang Kiran.

Maxwell sedikit memundurkan tubuhnya ketika melihat orang tadi berbalik dan menyerahkan satu kaus warna hitam polos.

"Seragam sunbae biar ku cuci dulu di rumah, ya? Maaf untuk kecerobohanku," ujarnya pelan sembari membungkukkan tubuhnya.

"Tidak masalah. Kalau boleh tau, kamu dari departemen seni rupa, ya?"

Pemuda tadi lantas mengangguk, "Yang Kiran, kelas satu dari departemen seni rupa. Salam kenal, sunbae!"

Kiran tersenyum.

Untuk sesaat, Maxwell merasa perutnya seperti di aduk-aduk.

Sial, senyumnya benar-benar membuat sistem otak Maxwell seperti berhenti.

Untuk pertama kalinya, Maxwell merasa kalau senyum milik Kiran merupakan senyum yang paling indah, yang pernah dia lihat.

Kiran mengernyit heran. "Sunbae? Kenapa?"

Maxwell tersentak saat merasakan tangannya digenggam oleh Kiran.

Astaga, Maxwell ingin menangis. Tangannya benar-benar lembut.

"Ah, tidak. Aku berganti pakaian sebentar, kamu disini saja, nanti kuberikan seragamnya ke kamu."

Kiran mengangguk pelan dan menuruti perkataan Maxwell untuk diam menunggunya.


.

.

.

halo:)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

halo:)

sudah lama ya? hehe

jujur, aku ga pede mau publishnya:(
banyak yang kupertimbangin semenjak aku revisi cerita ini, mulai dari konsep, alur, sampe ke gaya bahasa.

tapi berkat support dan liat komentar-komentar kalian, aku memutuskan,

"yah, setidaknya sudah mencoba, 'kan?"

kuputusin buat pub chap pertama? hehe:D

aku minta kritik dan saran kalian, boleh?

gak mau panjang-panjang,
terimakasih untuk supportnya

01.06.20
Ti☘

crazy rich koreans ; skzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang