Maaf

77 33 0
                                    

Valen melempar begitu saja tubuhnya di atas kasur.Memejamkan mata yang terasa begitu berat.Hari ini entah mengapa terasa begitu berat baginya,padahal dia hanya mengerjakan beberapa berkas saja.Itu pun dia harus berkali-kali keluar masuk ruang bos karena laporan yang salah.Fokusnya benar-benar terpecah hari ini ditambah lagi kepalanya yang terasa pusing.

Aris....nama itu yang terus saja berputar dalam otaknya.Membuatnya hilang fokus karena terus saja melamun.Kerjaan tak ada yang beres hingga hari ini dia sering kena omel bos.Untung masih ada Febi yang dengan suka rela membantunya.

Selain itu nama Farel juga mengganggu pikirannya.Vallen juga khawatir kalau Farel marah besar padanya.Padahal biasanya dia tak pernah seperti ini.Dicuekin,dimarahi,dibentak pun dia masih tetap saja tersenyum.Tak ada kamus tersinggung dalam hidupnya.

Tapi sekarang,kenapa dia pergi?Kenapa dia menghilang begitu saja?Lelahkah dia menghadapi sikap Vallen?Menyerahkan dia memperjuangkan hati wanitanya.

Vallen membuka mata dan menghembuskan nafas lelah."Maafkan sikapku yang selalu kasar padamu. Maafkan aku yang masih terbayang akan masa lalu.Maafkan aku yang belum sanggup menggantikan tempatnya dihatiku untukmu.Maafkan aku...maaf..."

Setitik air mata jatuh disusul deraian air mata lain.Semakin lama semakin deras hingga tak sanggup untuk menghentikannya.Ketakutan itu muncul lagi.Takut ditinggalkan dan takut sendirian.Sudah cukup dulu dia merasakan sakitnya ditinggalkan.Dia tak mau lagi seperti dulu.

Biarlah,biar untuk malam ini saja dia sendiri.Biarkan air mata itu habis sebagai bentuk pelampiasan untuk semua masalah yang membebani.

😂😂😂
Budayakan vote setelah baca ya.Biar author makin semangat nulisnya.

PLEASE,MOVE ON!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang