Alunan musik romantis, tatanan bunga, dekorasi elegan dengan paduan warna putih dan juga emas sudah menjadi satu kesatuan yang menghiasi funcion hall Hyatt Hotel, Seoul. Jajaran tim keamanan pun sudah dikerahkan seraya tamu mulai berdatangan. Ketua koordinasi lapangan yang bertugas untuk selalu mengecek kelangsungan acara pun sudah terlihat berbicara dengan tim nya yang lain melalui handy-talkie yang menempel pada telinganya; sebagai pertanda bahwa acara pernikahan Jisoo dan juga Chaeyoung akan segera berlangsung.
Para tamu undangan yang sedari tadi berdatangan pun sudah melakukan check-in dibagian depan funcion-hall tersebut. Dengan pengamanan yang cukup ketat; Chaeyoung memilih kartu undangan yang hanya dapat di akses dengan barcode, jadilah tidak sembarang orang dapat ikut menjadi saksi atas bersatunya cinta ChaeSoo.
Tapi masih belum ada tanda-tanda keberadaan para grooms-man dan juga brides-maid disini, dimana yang dimaksudkan adalah Lisa, Seulgi, Bambam, Wendy yang akan menjadi pengiring Jisoo, dan juga Jennie bersama Irene yang menjadi pendamping Chaeyoung.
Sebelumnya, Jisoo sudah meminta ijin pada Lisa untuk menjadikan Jun sebagai penabur bunga bersama dengan Anna; gadis kecil lucu yang berumur seusia Jun, ia adalah saudara sepupu dari Chaeyoung. Dan Lisa jelas menyetujui hal tersebut selama Jun tidak merasa keberatan.
"aw, our Chaeyoung already sold" ucap Irene yang tengah berdiri dibelakang Chaeyoung yang tengah duduk menghadap cermin,
Jennie terkekeh gemas lalu ikut bergabung bersama Irene dan juga Chaeyoung sambil berhati-hati memeluk memeluk leher sang calon pengantin; takut jika dirinya malah merusak tatanan make-up, aksesoris dan gaun yang sudah dikenakan olehnya.
"kau sangat cantik, Chaeyoung-ahh.." bisik Jennie, Chaeyoung terkekeh dan melirik ke arah Jennie melalui cermin dihadapannya,
"thank you, Unnies" bisiknya,
"aku tidak menyangka, kau akan lebih dulu menginjakkan kaki pada jenjang ini Chaeyoung-ahh, seriously.." timpal Irene,
Haru, sungguh...
Chaeyoung sudah memajukan bibirnya kedepan, matanya pun sudah berkaca-kaca, namun ia tetap berusaha sekuat tenaga untuk tidak membiarkan airmatanya merusak make-up yang sudah terukir pada paras cantiknya.
"sssshhh...don't cry, kau mau Jisoo membatalkan pernikahan ini hanya karna make-up luntur diwajahmu?" celetuk Jennie sambil mengusap pundak Chaeyoung, padahal ia sendiri sudah tidak tahan dengan airmatanya yang sedikit lagi akan ikut terjatuh,
tok tok tok
Irene, Chaeyoung dan juga Jennie langsung melirik ke arah pintu,
"Chaeyoung-ahh calon istrimu sudah menunggu, Jja.." ucap Appa Chaeyoung yang sudah rapih dengan tuxedonya,
Chaeyoung menghela nafasnya dan mengangguk,
"nee, Appa.." jawabnya singkat.
***
Jisoo berjalan lebih dulu diatas altar dengan Tuxedo yang di rancang khusus untuk dirinya, dengan dibelakangnya diikuti oleh Lisa, Bambam, Wendy dan juga Seulgi yang bertugas sebagai Grooms-man. Senyuman merekah pada bibir berbentuk hati miliknya.
Para tamu undangan langsung berdiri untuk menyambut kedatangan sang calon pengantin. Mereka yang mulai terbawa suasana romantis akibat alunan musik yang diisi oleh pengiring biola dan piano pun tidak kuasa menahan senyumnya. Benar-benar terasa sakral.
Lisa, Bambam, Wendy dan juga Seulgi jelas tau bagaimana paniknya Jisoo saat berada di ruang rias tadi, keempatnya cukup bangga melihat bagaimana Jisoo dapat menyembunyikan rasa gugup dengan senyum yang terus tercetak diwajahnya. Jauh dari apa yang mereka saksikan tadi.