terkabul ?

22 6 0
                                    

Rumor mengatakan, kalau kita melempar koin ke dalam puncak air mancur tersebut maka permohonan kita akan terkabul.

Konyol.

Aku hanya menatap tak minat remaja-remaja kasmaran yang melempar koin kesana, berharap hubungan mereka akan bertahan hingga jenjang yang lebih serius.

Lagipula air mancur tersebut bukanlah tuhan yang bisa mengabulkan permohonan manusia bukan? Untuk apa percaya pada hal semacam itu?

Tapi... sepertinya melakukan hal tersebut tidak buruk juga.

[~]

Hari ini adalah hari yang terburuk!!!

Bayangkan saja! Aku datang ke sekolah lima menit setelah bel masuk berbunyi dikarenakan alarm ku yang tidak berdering pagi ini sehingga aku terlambat.

Karena itu, aku dihukum membersihkan lab yang sudah sangat berdebu dan kotor. Baiklah aku akui itu salahku. Namun, sesampainya di kelas buku pr ku ketinggalan di atas meja belajarku. Apa yang kudapat? Berdiri di lorong sambil mengangkat satu kaki dan memegang telinga sampai akhir jam pelajaran. Oke, mungkin itu salahku juga.

Saat jam istirahat makan siang. Aku berharap bisa makan dengan tenang. Tapi apa kalian tahu? Seorang anak perempuan bernama Fii tersandung dan tidak sengaja menumpahkan susu cokelat padaku. Alhasil aku memakai kemeja penuh noda susu sampai pulang sekolah. Aku kesal, namun wajah bersalah Fii yang hendak menangis membuatku tidak tega memarahinya.

Saat pulang sekolah, aku berjalan menuju minimarket untuk membeli beberapa makanan ringan. Sayangnya, dompetku tertinggal di rumah dan aku hanya bisa membeli sebotol teh hijau dan sebungkus keripik kentang kecil. Aku menghela nafas, mungkin ini lebih baik daripada tidak sama sekali.

Tapii...

Ketika aku kembali melanjutkan perjalanan menuju rumah, aku tersandung dikarenakan ada lubang kecil di trotoar namun makanan ringanku yang jatuh digigit oleh anjing lisr dan dibawanya pergi.

Aku berdecak kesal dan berdiri. Dihadapanku terdapat air mancur 'pengabul permohonan'. Tidak kusangka aku sampai disini.

Beranjak, kemudian aku duduk di kursi yang tersedia dan menatap air mancur tersebut. Beberapa orang terlihat melempar koin ke puncaknya, ada beberapa yang masuk dan ada yang tidak sedangkan aku menatap mereka dengan tatapan datar. Aku mengambil teh hijauku, membukanya, kemudian meminumnya.

Aku sontak menyemburkan teh yang aku minum. Kenapa rasanya seaneh ini?!

Aku menatap botol teh hijau tersebut. Ini betul-betul teh yang sering aku beli, tapi kenapa berbeda?

Teringat sesuatu, aku membalik botol itu dan melihat tanggal yang tertera disana. Ternyata teh ini telah kadaluarsa. Mendesah pelan, kulemparkan botol tersebut kedalam tong sampah. Namun bodohnya botol tersebut mengenai anak kecil dan lolipop yang dipegangnya jatuh, membuatnya menangis dan aku berakhir dimarahi oleh ibu anak tersebut.

Aku kembali menatap air mancur. Merogoh saku ku, dan ternyata ada koin kembalian disana.

Baiklah.. tidak ada salahnya untuk mencoba, bukan?

Lalu aku mendekati air mancur tersebut. Menatapnya dengan sedikit harapan, kemudian melempar koin ke puncaknya.

"Beri aku keberuntungan, sebentar saja"

Tak kusangka, koin yang kulempar masuk tepat ke puncaknya. Membuatku merasa sedikit puas meski aku tahu air mancur itu tidak benar-benar bisa mengabulkan permohonanku.

[~]

Raiden.."

Suara itu samar-samar terdengar. Aku menggeliat dan menarik selimut untuk menutupi seluruh tubuhku, mencoba kembali tidur dan menganggap apa yang kudengar hanyalah suara dari pikiranku.

Raiden dan Permohonan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang