10. Tak sama

39 5 5
                                    

"Bismillah, nggak akan kembali kemasa lalu, jika didasari dengan niat lillah"

REGITA

Kini sudah berlalu satu semester, dan Regita bahkan Aisha masih sama seperti biasa walau, terkadang mereka disibukan dengan kesibukan mata pelajarannya masing-masing.

"Gita kita lama tak berkumpul bareng dan tak terasa kita sudah hampir semester 2,dan ditambah lagi kamu semakin hari menjadi pribadi yang baik, aku senang sekali mendapatkan teman yang sejalan denganku, semogga kita teman sampai jannah" tutur Aisha yang kini berada samping Regita.

"Iya Aish terimakasih, kamu tiada bosan mengajakku dalam kebaikan, hingga sampai hatiku terketuk untuk menjadi seorang muslim yang sebenarnya, aku berharap kamu masih setia membimbingku kearah yang lebih baik lagi" Jawab Regita dengan suara lembut.

"Kita sama-sama belajar, jika salah satu dari kita salah kita saling tegur" Aisha menggenggam tangan Regita.

Kali ini Aisha masih ada kelas mengharuskan mereka tidak bisa lama-lama untuk bersama, jadilah mereka berpisah, Regita sudah selesai jam prakteknya, kini ia berencana ingin kesebuah toko buku, ingin mencari beberapa buku yang akan ia butuhkan.

Regita ketoko buku menggunakan angkutan umum seperti biasa, selain ia juga malas membawa kendaraan ia ingin saja seperti biasanya.

Saat sampai ditoko buku, ia langsung membuka pintu terdengar suara dentingan saat ia mendorong pintu tersebut hingga satu pegawai toko buku menyapanya dengan ramah.

"Selamat datang di dairy book, semoga dapat menemukan apa yang anda cari" sapa seorang laki-laki menggunakan sragam toko dengan ramah, Regita menyambutnya dengan tersenyum dan langsung mencari buku yang ia inginkan.

sudah beberapa putaran ia menghampiri setiap rak buku tentang kedokteran, ia belum menemukan buku yang ia inginkan.

Regita menghela nafas "ya kali nggak ada" gumamnya terdengar oleh seseorang.

"Lo Regita kan? Regita Nanda? " suara perempuan yang membuat Regita menoleh keasal suara yang menyebutkan namanya.

Saat tatapan mereka beradu dengan perempuan tersebut melihat Regita dari bawah sampai atas hingga membuat Regita risih.

"Iya saya Regita, kamu siapa ya? " Regita benar-benar lupa siapa sosok perempuan ini, apakah dia teman SMAnya?

"Wah lo lupa sama gue? " perempuan tersebut tidak menyangka, ia tidak dikenali.

"Maaf" ucap permintaan maaf Regita yang memang benar-benar lupa, pasalnya ia tidak mengingat bahwa ia mempunyai teman dengan gaya seperti ini.

"Sombong ya sekarang, gue Dewi temen SMA lo" jelasnya. Regita kaget Dewi anak IPA-1 yang dulunya ia sangat terkenal agamis, ia selalu berpakaian syari, tapi ada apa dengan sekarang membuat Regita hampir tidak mengenali sosok Dewi yang memakai pakaian minim, rambut tergerai dadanan yang sangat berlebih sama seperti ia dulu sebelum memperbaiki diri.

"Ah maaf, iya aku ingat apa kabar" Regita basa-basi untuk mencairkan suasana.

"Hahah iya baik, lo jadi ukhti-ukhti sekarang Git? " ucapnya dengan nada yang didengar ditelingah kok nggak mengenakan.

"Alhamdulillah, Allah masih memberi secercah cahaya sama aku" jawab Regita dengan senyuman.

"Jangan terlalu alim, nanti balik lagi kepenampilan masa lalu, mending jadi diri sendiri, asal nggak ngelakuhin yang aneh-aneh" ucap Dewi membuat Regita tersentak kaget.

"Bismillah, nggak akan kembali kemasa lalu, jika didasari dengan niat lillah" jawab Regita dengan hangat.

Dewi tersenyum remeh "lihat aja nanti, oh iya lo masih pacaran? Percuma lo Git hijab panjang nutupin dada, baju panjang sampek terseret-seret kalau masih pacaran, mending jadi biasa aja"

My friends HijabersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang