Mendidik anak itu susah-susah gampang. Ya ga sih? Iyain aja deh yaaa... akuur😁
Susahnya apa? Misalnya kalau anak ga patuh ga mau diatur, ya kan? Pusing sendiri.
Nah, gampangnya yaitu dengan marah, bila anak melakukan yang ga sesuai dengan keinginan orang tuanya atau jika anak melakukan kesalahan. Dikerasin aja supaya nurut, masih kecil inii..., lagi pula ada pasal 1 dan pasal 2. Pasal 1 orangtua ga pernah salah. Kalau salah, kena pasal 2 nya yaitu kembali ke pasal 1. Tapi apa memang begitu cara yang benar? Tentu ga dong.
🌸
Cara mendidik anak yang baik memiliki banyak metode. Tingkat kesuksesannya bergantung dari metode yang diterapkan orang tua pastinya. Sebagai orang tua, kita dituntut untuk mempunyai cara mendidik anak yang baik dan benar agar anak terbentuk memiliki pribadi yang berakhlak mulia dan diterima oleh lingkungan. Saat anak masih berusia 0 tahun, orang tua memiliki peran paling utama dan pertama dalam perkembangan otak sang anak.
🌸
Anak Lahir di Atas Fitrah. Hadits yang mulia menyatakan, setiap anak yang lahir dilahirkan di atas fitrah. Kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Majusi, atau Nasrani, HR. Al-Baihaqi dan Ath-Thabarani. Makna hadits di atas adalah manusia difitrahkan (memiliki sifat pembawaan sejak lahir) dengan kuat di atas Islam. Tetapi, tentu harus ada pembelajaran Islam dengan perbuatan atau tindakan. Peran penting itu ada pada seorang ibu. Ibu adalah madrasah pertama bagi anak. Dalam mengasuh anak, tugas dan tanggung jawab ibu begitu besar. Bukan hanya mengasuh tapi juga mendidik.
🌸
Sebelum adanya Alvaro, mungkin aku termasuk salah satu ibu yang belum punya ilmu agama dalam mengasuh dan mendidik anak. Hampir setiap hari Akhtar dulu kudengarkan lagu-lagu English song for kids, tepuk-tepuk, serta lagu-lagu anak lainnya, itu bukannya ga bagus, bagus juga sih. Tergantung ke mana kita akan arahkan anak kita, sesuai fitrhanya kah? Dan mau dijadikan apa anak tersebut. Itu peran kita sebagai orangtua sepenuhnya. Sampai pada satu ketika biidznillah, malam itu aku ga sengaja menemukan sebuah postingan seorang anak hafiz Qur'an di IG. Allah gerakan hatiku untuk kepoin akun IG tersebut. Aku begitu penasaran cara orangtuanya mengajar dan mendidik anaknya menjadi hafiz. Kustalking postingannya sampai ke bawah-bawah ke yang paling bawah. Postingan demi postingan di akun itu membuatku tak henti-hentinya menitikkan air mata, bahkan banjir air mata. Sesekali aku menoleh dan menciumi anakku, penyesalan demi penyesalan kurasakan sangat dalam menusuk-nusuk dadaku yang sesak karena isakku, penyesalan demi penyesalan terus menerrorku. "Ke mana saja akuu selama ini?", sesalku tak henti, seharusnya Alvaro bisa menjadi seperti anak itu bahkan bisa lebih, karena fitrah bakat yang Allah berikan kepadanya sangat besar. Dari postingan di akun tersebut aku melihat bagaimana orangtuanya menjalin komunikasi ke anak kembar mereka itu dengan lembut, setiap berbicara dengan dalilnya, mengajarkan tentang surga dan neraka dengan apik sesuai usia anaknya. Mereka senantiasa mengulang-ulang hapalan anaknya setiap hari dan memutarkan murotal di rumahnya di saat anak-anaknya tengah bermain. Sehingga alam bawah sadarnya merekam apa yang dia dengar.
🌸
Dulu sulit untuk kupercaya cara tersebut dapat membuat anak mengingat apa yang didengarkan, lalu bisa menjadi penghapal isi Al-Qur'an. Namun, kemudian aku berfikir, jika didengarkan lagu saja anak-anak dapat mengucapkan kata-kata dalam lirik dengan fasih irama dan cengkok yang pas dengan penyanyi asli, kenapa ayat-ayat suci Al-Qur'an tidak? Kutoleh Alvaro yang tengah pulas tidur di sebelahku, bayi kami yang sudah berusia satu tahun itu. Memang tidak lama setelah kepergian Akhtar, Allah melihat kami mampu move on dengan resep ikhlas yang overdosis. Allah amanahkan dan percayakan kepada kami kembali seorang anak laki-laki, MasyaAllah, maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?. "Ya Allah mau kubawa ke mana anakku ini? Mau kujadikan apa dia?", tangisku pecah melihatnya. Kuciumi keningnya, berlinang air mataku menyesal setahun ini waktu terbuang sia-sia. Kalau saja dari dulu aku sudah dapatkan pencerahan ini mungkin kata-kata pertama yang dia ucapkan adalah ayat suci Al-Qur'an. Ini belum terlambat! inii belum terlambat! segala kesedihan dan penyesalan kubuang dan hempaskan, aku kembali optimis. "Bismillah, Ya Robbku, jadikan ia anak yang salih, sesuai fitrah keimanan yang ada pada dirinya", doaku lirih sambil mencium keningnya.
🌸
Mungkin banyak orang di luar sana yang inspiarasinya di dapat dari orangtua hebatnya, guru hebatnya, suami hebatnya, penulis hebat dan orang-orang hebat lainnya, sementara aku, lain dari yang lain. Akun IG itu adalah cahaya yang menerangi langkahku hingga aku berani tuk berhijrah dan akun IG itu memberikanku inspirasi untuk mendidik Alvaro. Akun IG itu merupakan langkah awal untuk kami mengasuh, mendidik, dan membesarkannya secara islami, hingga saat ini kami sudah bisa merasakan buah dari itu semua, di usianya 4 tahun lebih 4 bulan dia sudah khatam Iqra' dan mengaji Al-Qur'an dengan lancar. Menjelang TK tahun ini harapan kami dia bisa khatam Al-Qur'an. Hapalan Juz 30nya juga lumayan Alhamdulillan. Harapan kami Alvaro bisa menjadi hafiz Qur'an. Aamiin Yaa Robbal'aalaamiin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cahaya yang Menginspirasi
Short StoryKisah bagaimana seorang ibu menemukan cara dalam mendidik anak, cara yang sesuai dengan syari'at Islam. Diharapkan cara ini dapat menjadikan anaknya salih sesuai fitrah keimanan anak yang Allah takdirkan lahir ke dunia ini yaitu fitrah Islam dan ima...