Uhukk uhukkk "apa-apaan pertanyaanmu itu, konyol sekali," keluh Nana.
"jadi benar kau menyukainya...? "
"kau ini... Aku saja baru mengenalnya tadi saat di ruang rektor," jelas Nana tapi entah mengapa Vella merasa kalau Nana sedang berbohong.
"hei... Aku duluan, aku mau pergi ke toko buku dan menjemput Alvaro. Kau bisa pulang sendiri...? " tanya Nana saat makanannya sudah habis."Ya... Dio akan menjemputku setelah ini."
"yaudah, Aku duluan bye... " Nana bergegas keluar dari cafe dan melajukan mobilnya.
'huh... Padahal aku sanggup mengontrol degup jantungku saat di kantor rektor tadi, selalu saja seperti ini... Memuakkan' batin Nana.
Seperti biasa Nana melirik jam tangannya sesampainya ia di gerbang sekolah Alvaro. Pukul 15.55
Nana masih terpikir tentang ucapan Vella tadi. Kalau saja Nana punya kebranian, ia pasti akan menjawab 'ya' dengan lantang. Apalah daya, nyalinya sekecil debu, mana berani Nana bilang begitu, ditempat umum pula, sial.
Nana menyandarkan dahinya diatas kemudi mobilnya.
"sedang banyak pikiran nona...? " tanya seorang laki-laki. Nana menoleh kearah jendela mobilnya yang terbuka separuh.
'itu Loey, apa dia sedang menjemput Clarisa...? ' batin Nana.
"aku tau aku tampan, kau tak perlu memperhatikanku sampai seperti itu."
Nana tersenyum kecil. Laki-laki dihadapannya ini benar-benar berbeda 180 derajat dengan sikap adik perempuannya. 'Clarisa yang manis saja tidak pernah senarsis ini' batin Nana.
"Kak Loey, apa kau selalu senarsis ini dikeseharianmu...? " tanya Nana.
"Aku tidak narsis, aku hanya berbicara tentang fakta," Elak Loey yang hanya diangguk i oleh Nana. Tidak lama kemudian tampaklah Alvaro dengan wajah datarnya. Dibelakangnya ada Clarisa dengan wajah cemberutnya.
"Hei, manis... Apalagi yg Alvaro lakukan kali ini...?" tanya Nana.
"Aku tidak menggangguny-"
"Diam kau, bocah nakal..." potong Nana.
"Tidak kak, Alvaro bahkan membantuku dari godaan siswa usil."
"Ohoo gentelman sekali kau dude," ujar Loey menyikut pelan Alvaro.
"apaan sih kak!" desis Alvaro.
"lalu apa yang membuatmu cemberut?" tanya Loey.
"Tidak ada, aku hanya lapar. Makan yuk kak, ajak kak Nana sekalian," pinta Clarisa pada kakaknya.
"eh enak aja, ngajakin kak Nana. Terus aku harus jalan sendiri pulang kerumah gitu...? Gak gak... Enak ajaa"
"dih, Al... Sensi amat kyk orang pms. Ya kamunya juga ikutan lah... " jelas Clarisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Setangkai Bunga
FanfictionNamaku Rosalina Alba, panggil saja aku Nana. Mungkin itu alasan kenapa aku amat menyukai bunga. --- 'Aku tidak menyangka kalau harus berakhir seperti ini. Sudah buka kado kecil dari ku belum? Aku merancang dan menyelesaikan itu seorang diri. Ku har...