6

408 29 0
                                    

"Ada apa lo nyuruh gue ke sini?"

Nava menoleh ketika mendengar suara yang tak asing itu. Ia memasang wajah datarnya sembari menatap Gaza.

"Sini tangan lo"

Gaza mengerutkan dahinya, "Maksudnya?? Woah.. ternyata dibalik sifat dingin lo ada sifat mesumnya juga ya,"

"Jangan mikir aneh-aneh. Sini tangan lo," kata Nava lagi.

"Gimana gue nggak mikir aneh-aneh, orang lo suruh gue ke tempat sepi ini, berduaan lagi. Ya kan? Apa jangan-jangan lo udah terpesona sama kegantengan gue.. ngaku lo, haha"

"Bawel. Sini!" Nava langsung meraih tangan Gaza.

"Ehh.."

Gadis itu mengeluarkan semacam handsaplast untuk menutupi luka di tangan Gaza akibat keroyokan tadi pagi.

"Lo mau ngapain"

"Ck, diem. Asal lo tahu aja, ini plester kesayangan gue. Susah tauk cari motif yang kayak gini. Dan gue terpaksa harus relain plester ini buat tangan lo yang luka gara-gara kejadian tadi pagi."

Gaza terdiam mencoba mencerna apa yang Nava katakan barusan. Hingga kemudian ia mengulas senyumannya, tapi sebenarnya ia ingin ketawa sih. "Cie perhatian"

"Palalu!" seru Nava.

"Udah?"

"Apanya?"

"Ngomelnya"

Nava tak menjawab. Ia melepaskan tangan Gaza begitu selesai memplester lukanya.

"Pulang sekolah gue anter. Ntar Tante Risa nyariin"

"Nggak. Gue bisa pulang sendiri. Lagian gue masih ada urusan. Luka lo udah gue obatin, harusnya lo berterimakasih sama gue"

"Heem.. thanks"

Begitu mendengar ucapan terimakasih dari Gaza, Nava langsung pergi meninggalkan Gaza. Tadinya Gaza ingin menahan Nava, tetapi ia mengurungkan niatnya.

"Baik juga tuh anak" Gaza tersenyum sembari melihat tangannya yang diplester tadi.

***

"Eh.. Gil liat deh, kalo gue perhatiin kayaknya dia selalu sendirian mulu dah. Apa dia dikucilkan sama temen-temennya?" bisik Dani disamping Agil.

Mereka tengah membicarakan Nava yang sedang makan sendiri di meja pojokan kantin yang letaknya tak jauh dari tempat mereka duduk.

"Eemm, gue rasa dia yang mengucilkan temen-temennya. Ngomong-ngomong, si Gajah mana nih? Dari tadi kagak keliatan"

Dani mengedikkan bahunya, "Ngamen kalik"

"Ngaco"

Dani terkekeh.

"Hayoo, pada ngomongin gue lo pada!" seru Gaza yang baru datang. Ia duduk sambil tersenyum lebar.

"Gila lo ya senyum-senyum gitu hah?"

"Tauk. Tumben bener. Lagi bahagia lo?" timpal Dani.

"Kepo" jawab Gaza seraya merapihkan rambutnya ke belakang.

"Tunggu bentar, itu apa tangan lo... bwahahahaaa!! Dari mana lo dapet plester bunga-bunga kayak gitu hah. Lo pikir tangan lo taman bunga??" Agil tertawa puas.

"Eh, mana-mana??" sambung Dani. Ia pun ikut tertawa saat melihat plester motif bunga di tangan Gaza.

"Alay banget lo Jah, sumpah. Haha!"

Nava & Gaza [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang