Es potong

25 16 11
                                    

Happy reading^^
Jangan lupa vote ya!

Maaf kalo ada typo,pahamin aja lah ya




———————
Tringgg
Bunyi pintu Cafe yang sangat familiar bagi Disty,karna ini adalah Cafe favorite-nya,bukan hanya karna Cafe ini terletak tidak jauh dari rumahnya,Cafe ini juga nyaman,juga banyak menu yang sangat cocok dengan selera Disty.





"Ahh~,Mau pesen seperti bisa ya ka Disty?"
"Iyap, I know you already memorized my order"
"Oke,tunggu sebentar ya ka"
Sebenarnya Disty dipanggil "ka" bukan berarti ia tua,namun Pelayan yang kenal akrab dengan Dity sudah biasa memanggil dia begitu.




Disty kalo datang ke Cafe ini selalu sendiri,ia senang disini,sangat cocok dengan perasaannya.
"Ini ka,pesanan andalan"
"Oke,makasih ya,din" panggil saja,dinara.
"Ka gimana akhir-akhir ini"
"You know,seperti biasa gada apa apa,cuma ada anak baru doang"
"Sapa tuh,cewe apa cowo?"
"Cowo"
"GANTENG GA?" Dinara sentak berdiri dan langsung berteriak membuat semua mata memandang ke arahnya



"Shutt,Dinara!!"
"Oh iya maap kaa,hehe,ganteng ga?"
"Mayan sih"
"Siapa yang mayan ganteng?"suara berat dan tangan yang memegang pundak Disty berasal dari belakangnya.
"Dih apaan si lu megang mee.."
"Apa?"
"L..leon?"
"Eh maksud gue brian?"
"Hooh nape emang?lu sering ke sini?"
"Iya"

Gubrakk
Sesuatu jatoh ke lantai
"Eh maaf maaf ka disty,maaf ganggu,saya ke dalam dulu,permisi" kata Dinara yang tadi ga sengaja menjatuhkan alas makan.

"Lah?nape tuh" kata Disty
"Hadeh" tanpa di sadari disty,leon sudah duduk di kusri dengan posisi berhadapan dengan Disty
"Balik ke tadi,Lu sering kesini?"
"Iya,mang nape?"
"Selera lu bagus,gue juga dulu sering kesini"
"Oalah"

Hening.

"Eh leo-eh maksud gue brian"
"Udeh kaga ngape panggil aja leon,kalo lu nyamannya manggil leon"
"Serius gapapa?"
"Iya,Disty" sambil memberikan senyumnya yang hangat,makin nambah gantengnya,kebiasaan.

Sontak pipi Disty Mulai memanas,dia sudah tidak tau pipinya memerah atau tidak,yang penting sekarang adalah dia baper!








Banyak yang mereka bahas,sambil meminum kopi favorite masing masing,Leon Suka dengan Americano Coffe,dan Disty menyukai Caramel Latte.
Sangking sukanya dengan kedua coffe tersebut,sampai sampai mereka tadi membahas tentang kopi sampai ke akar akar.





Tak terasa Hari Sabtu ini akan berakhir,Disty melihat ke jendela Cafe,langit mulai Berwarna Oranye,Disty sudah rindu dengan keset bertuliskan welcome di depan rumahnya.



Ia berniat untuk pamit pada Leon,namun disaat yang sama..

"Eh gua duluan ya" Bersamaan
Mata mereka saling bertemu dengan tatapan tidak percaya bahwa hal itu akan terjadi.

"Ah,samaan,yauda kalo gitu,lu mau gue anter gak?"
"Gausah deh,rumah gue deket doang,jalan lima langkah juga udah nyampe"
"Boong ye lu"
"Beneran anjir"
"Okelah kalo gitu,tiati ye" Leon pergi membayar duluan dan pergi.
Disty masih duduk termenung disitu.
Ia memikirkan sesuatu.


Leon?bukan.




"Gue belum puas minum Caramel Latte-nya dong."
"Apa gue beli lagi aja ya?"
"Ntar gendut"
"Ah bodo,Caramel latte adalah hidupku"

Dengan sigap dan tekad yang kuat ia menggugurkan Niat dietnya,dan memesan Caramel Lattenya.


"Pstt,ka Disty"
"Kaaa"
Disty sontak menoleh mencari sumber bisikan tersebut
"WOEE BUSET LU NGAPAIN DI BELAKANG GUE SAMBIL BISIK BISIK"
"Pfttt,lu tetep bodoh seperti biasanya ya,dikejutin gini aja sampe gitu"
"Ah udeh bodo,nape?"
"Tadi itu namanya siapa ka"
"Ohh itu,temen sebangku gue,Leon,Nape emang?"
"Ka,keknya gue suka deh sama dia kak"
"Nanti gue salamin,bay" Disty membuka pintu dan langsung pergi dari situ,males dengerin Dinara Kalo udah masalah cinta cintaan.




"Lah,elu katanya balik?"
"Yah ketahuan gue"
Di trotoar terdapat Leon yang sedang menikmati Es potongnya.
Tau kan abang kemarin?iya,Yang curcol,haha
"Gile lu ye,Senja senja gini makan es,sakit perut mampus lu"
"Maaf,tapi anda salah,gue kebal" sambil membusungkan dadanya dan menepuk nepuk dada sebelah kiri ,layaknya pahlawan.
"Dih najis"


"Lu mau gak nih?"
"Takut sakit perut gua"
"tenang neng,makan es nya abang gabikin sakit perut,Loh ini teh siapanya Leon?pacar?"
"GAKK!" Bersamaan.
"Weladalah,malah samaan kek opo toh iki"
"Dahlah,gue beliin lu,lu mau apa kaga terserah,nih bang,Vanila ye"
"Loh lu kok tau gue suka Vanila?"
"Nebak doang sih"
"Idih anjir"








Es potong Disty meleleh,Sampai ketangan,Leon yang melihat itu sergap mengambil tisu dari Gerobak abangnya,terus ngelap Tangan Disty


Mata mereka bertemu lagi,Leon tersenyum.
Kan,kebiasaan,heran.



"Lu cewe apa gimana sih,masa gitu doang juga"
Ambyarrr
"Bodoamat"
"Dih marah,Dih ngambek"
"Dahlah,gue mo pulang,rindu gue sama keset welcome rumah gue,bay"
Tanpa jawaban dari Leon,Disty pergi.









Saat sampe dirumah,Disambut oleh Varo yang sedari tadi melihat adiknya itu berduaan dengan Leon.
"Calon?"
"Lu diem,kalo lu masi ngerocos gue sobek mulut lu"
"Oh iya,Dia bukan sapa sapa gue,najis!"
Disty menjelaskan dengan nada ketus dan tatapan tajam.


"Sebenernya gue sama dia satu rahim gak sih?turunan dari sapa judes amat"
"Ngomongin sapa varo?"
"Ibu denger ya,jangan coba coba ngumpatin ibu di belakang"

"Oalah,sekarang gue paham,wkwk" batin varo
"Iyaa bu"







____________________________________
Hay gan,balik lagi sama bacotan gue
Bagemana gan?
Maapin kalo ga ngena dihati mah.

AYO,JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT YA^^

SorrirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang