~RAJA dihati RATU~
A story by Prasastitrisnaa
Follow my social account
Instagram : prasastitrisnaa
Facebook : prasastitrisnaa
(✷‿✷)
Senyum itu seperti hansaplast. Bisa menutupi lukanya tapi tidak dengan rasanya.
(✷‿✷)
Kabut tebal menyelimuti jalanan yang tampak sepi pengendara. Jam dipergelangan tangan gadis itu menunjukkan pukul setengah lima pagi hari. Ia bersama seorang lelaki yang tengah memboncengnya membelah jalanan menembus dinginnya embun pagi. Tubuh gadis itu menggigil. Ia mendekap badannya.
Merasa ada yang tak beres, lelaki yang tadinya tengah fokus memperhatikan jalanan akhirnya menepikan kuda besinya.
“Ta, kedinginan?” tanyanya pada gadis yang duduk di jok belakang kuda besinya.
“Ha—eng—“ belum sempat gadis itu menyelesaikan ucapannya namun lelaki itu sudah menyampirkan jaket yang ia pakai ke tubuh mungil gadis tersebut.
“Pakai! Dingin.” gadis itu hanya mengangguk dan tersenyum simpul kearah lelaki yang tadi menyampirkan jaket ke tubuhnya itu. Meskipun nada bicara lelaki itu datar namun dalam hatinya gadis itu menjerit senang. Lantas mereka pun melanjutkan perjalanan yang sempat terhenti.
Kurang lebih lima belas menit kemudian, mereka sampai tujuan. Lelaki itu memarkirkan motornya didepan gerbang rumah bernuansa putih dengan halaman yang luas. Ia melirik kebelakang kearah gadis yang diboncengnya.
“Ini rumah lo?”
“I—Iya.” lelaki itu hanya menganggukkan kepala dan setelahnya ia melepas helm full face yang ia kenakan. Gadis itu turun dari motor tersebut. Ia mengucapkan terimakasih kepada lelaki itu dan mengucapkan maaf karena merepotkan.
“Ken, gu—gue makasih banget sama lo. Maaf gu—gue jadi ngerepotin.” gadis itu mengucapkannya sembari menunduk dan gugup. Pasalnya sedari tadi jantungnya tak karuan rasanya. Ia tak berani menatap manik lawan bicaranya.
Sedangkan lawan bicaranya itu terkekeh dan tersenyum geli melihat kelakuan gadis dihadapannya itu yang menurutnya sangat lucu. Apalagi ditambah gadis itu terlihat salah tingkah.
“Santai aja.”
“Kalau ngomong sama orang, tatap orangnya. Bukan malah nunduk,” gadis itu menggaruk kepalanya yang tak gatal lantas ia menatap lawan bicaranya itu yang terkekeh melihat dirinya.
“Ishh, apa—apaan sih lo, gu—gue jadi salting kalau lo tatap gitu,” cicit gadis itu kelewat jujur. Ia merutuki dirinya sendiri mengapa ia mengatakan hal itu. Bodoh, pikirnya.
“Lo lucu kalau lagi salting.” blush. Pipi gadis itu merah bak tomat. Sedangkan lelaki itu puas menertawakan gadis dihadapannya tersebut yang kini blushing.
“Udah, jangan gitu lagi, Ken! Gue malu,” gadis itu menutupi wajahnya dengan telapak tangan.
“Iya, gue pulang dulu. Jangan lupa sarapan pagi sebelum sekolah nanti,” sebelum benar-benar pergi lelaki itu sempat mengacak pelan pucuk kepala gadis itu.
“Ya udah, sana!” lalu lelaki itu memasangkan kembali helm full face di kepalanya dan menunggangi kuda besinya.
Sedangkan gadis itu tengah memegangi dadanya yang kekurangan pasokan oksigen akibat perlakuan lelaki yang tadi mengantarnya pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAJA dihati RATU
Подростковая литература[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Aku selalu berharap bahwa kamu akan datang Datang kepadaku Dan memberiku sebuah kepastian Mengenai tergantungnya sebuah hubungan Aku tidak dapat untuk mengakhiri Karena pada dasarnya Aku mencintaimu sampai detik...