ONE

124 19 17
                                    

Part one lebih banyak sudut pandang pemeran pria, tapi ada sudut pandang pemeran wanita ya.
Selamat membaca.

Malam ini langit tampak cerah. Tak ada suara petir seperti malam sebelumnya. Namun hal itu tak membuat suasana menjadi tentram.

Di kawasan sepi sudut kota Yogyakarta, terdengar suara jeritan gadis yang berjalan terseok seok, tangan yang dicekal membuat gadis itu tak bisa banyak bergerak dan melawan.

Manik hitam pekat seseorang menatap tajam pria setengah abad yang berada beberapa meter didepannya. Memperhatian dua sejoli didepannya dari dalam mobil yang ia parkirkan.

Beberapa menit kemudian, lelaki itu berhasil membawa gadis yang sedang terisak ke dalam hotel, tepat disamping mobil yang ia parkirkan.

Jika dilihat dengan seksama, pakaian gadis itu bisa dibilang cukup minim, terlihat berantakan dengan sobek di beberapa bagian seperti telah terkoyak hewan buas.

Rasa penasarannya cukup tinggi hingga ia melangkah kearah resepsionis dan bertanya, "Permisi, boleh saya meminta data pasangan tadi?"

"Maaf, kami tidak bisa asal memberi data pengunjung."

Dengan terpaksa pria tersebut mengeluarkan tanda pengenal dan beberapa card lainnya.

Ia menemukan fakta bahwa pria tadi adalah Hanjo Wijoyo. Seorang politikus yang sedang dicurigai melakukan korupsi di negara berkembang ini.

Setelah mengetahui beberapa informasi, ia kembali melangkah menuju lift.

Mengetuk pintu dengan nomor 509 guna mengetahui apa yang terjadi.

Pintu terbuka, menampilkan pria yang ia lihat saat didalam mobil dengan keadaan acak acak an. Bahkan ia bisa melihat resleting celana pria dihadapannya ini terbuka.

Ia mendorong pria dihadapannya. Berjalan semakin jauh ke dalam kamar lalu menemukan gadis yang sedang terisak ditengah ranjang.

"APA YANG KAU LAKUKAN BRENGSEK?!!"

Ia murka, tak percaya dengan apa yang dilakukan pria dihadapannya. Ia tak mengenal gadis yang pria itu bawa, namun ia merasa sangat prihatin, tubuh gadis itu bergetar karena ketakutan.

"Aku hanya bersenang senang." Ujar pria berjalan sempoyong mendekati gadis ditengah ranjang.

Kembali menerjang dengan ciuman paksa, namun gadis itu memalingkan wajah guna menghindar. Membuat pria yang tengah mabuk itu geram, menampar dengan cukup keras.

PLAK!!

Pria bertubuh tegap itu tak menyangka, pria dihadapannya sebrengsek itu melecehkan dan bermain kasar dengan seorang wanita.

Pria itu memberikan beberapa tinjuan guna membuat jera pria yang tengah mabuk. Namun bukan tersadar dan merasa bersalah, politikus itu justu semakin melantur tak jelas karena mabuk. Lalu ambruk bersamaan dengan kesadarannya yang hilang.

Memakaikan jaket ke gadis yang sedang meringkuk diatas ranjang lalu membopong meninggalkan pria tua itu menuju parkiran.

Didalam mobil, pria itu kebingungan menghentikan tangis gadis disampingnya. Beberapa kali ia menanyakan alamat rumah gadis itu, namun yang ditanya hanya diam.

Wanita yang duduk di samping kemudi tampak menahan isakkan tangis. Sedari tadi, pria disampingnya bertanya kemana ia pulang. Ia tak menjawab, ia bingung dan merasa malu.

Bingung bagaimana cara ia berterimakasih, malu karena pria itu melihat ia dititik terendah dan hampir dilecehkan.

Beberapa menit kemudian, gadis disamping kemudi itu tertidur. Ia membawa gadis itu ke apartemennya yang berada di tengah kota.

Membopong ke arah kamar, lalu menyelimuti. Tangannya tergerak untuk menyentuh bibir yang sedari tadi menggoda untuk dicicipi. Mengusap perlahan lalu beralih ke pipi chubby, terlihat bekas tamparan disana.

Sedikit panik dan dengan terburu buru pria itu mengecek suhu gadis dihadapannya. Cukup tinggi.

Ia mengganti pakaian tak berbentuk yang dipakai gadis itu dengan kaos oblong oversize nya.

Tergoda? Tentu saja.

Namun ia bukan pria brengsek yang akan mencuri kesempatan.

Mencari beberapa cara menurunkan suhu tubuh dengan cepat di google. Membuka pakaian yang ia dan gadis itu kenakan. Lalu merapatkan tubuh mereka diatas ranjang.

Setelah tiga jam menunggu, tubuh gadis itu sedikit membaik. Ia kembali memakaikan pakaian mereka. Lalu tertidur.

Gadis itu terbangun saat merasakan elusan diperutnya. Menoleh kebelakang menemukan seseorang dengan wajah khas bangun tidur.

Ia terkejut lantas menjerit, "Ada apa?" Jawab pria disampingnya.

"Apa maksudmu?" Tanya wanita itu bersungut sungut. Mencoba melepaskan diri dari pelukan pria itu.

"Apa maksudku? Aku hanya membantumu."

"Membantu seperti apa yang kau maksud?!"

"Kau tertidur, dan aku tak tau alamat rumahmu."

"Lalu untuk apa kau memelukku, Hah? Apa tak ada kamar lagi hingga kau mencob-" Ucapannya terpotong oleh ciuman tiba tiba dari sang pria.

Memperdalam tautan guna mencecap rasa manis dari bibir gadis disampingnya. Lalu melepaskan saat gadis itu mulai kehabisan napas.

"Semalam kau demam, aku tak bisa membiarkan seseorang mati diapartemen ku."

"Apa yang kau lakukan?!" Tanya gadis itu memukuli pria dihadapannya dengan napas yang memburu.

Walau semalam ia hampir dilecehkan, namun ciuman tadi adalah ciuman pertamanya. Yang artinya, akan ia ingat di sisa hidupnya.


-20 Mei 2020-

The Bastard CopsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang