|Venus|

86 13 53
                                    

Autophile
💜Venus💜

Autophile💜Venus💜

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


|💜_💜|

"Setiap kejadian adalah takdir. Lalu apakah pertemuan kita juga merupakan bagian dari takdir?"

|💜_💜|

Aku memandangi buku harian Altair. Manusia dari planet mana dia? Apa sekarang masih jamannya menulis dibuku harian? Terlebih lagi dia seorang pria. Aneh.

Aku yakin pasti begitu menyadari buku hariannya hilang, dia akan mati-matian mencarinya. Karena sepertinya ini buku yang penting. Sebenarnya aku penasaran isi buku ini, tapi aku bukan orang yang tidak punya sopan santun. Aku harus menghargai privasinya.

Aku menimbang-nimbang, sebaiknya aku biarkan buku ini disini, atau kubawa pulang? Tapi jika aku bawa pulang apa aku bisa bertemu dia lagi dan mengembalikan buku ini.

Setelah cukup lama berpikir aku memutuskan untuk membawa pulang buku ini. Aku segera berjalan menuju kasir untuk membayar buku yang akan kubeli.

|💜_💜|

Kota Bandung kembali diguyur hujan. Kali ini disertai dengan kilat, membuatku sedikit takut. Pasalnya aku sendirian dirumah.

Ayah belum pulang kerja, mungkin sebentar lagi. Aku memandang jarum jam dinding yang sudah menunjukkan pukul sebelas lewat lima belas menit.

Tiba-tiba saja lampu dirumahku padam. Seketika suasana semakin mencekam. Aku mulai berpikiran yang tidak-tidak.

Tenang Venus, ini hanya mati lampu. Tidak perlu panik! Pasti sebentar lagi menyala.

Namun lampu tak kunjung menyala. Akhirnya aku bangkit dari meja belajarku dan mencari lampu cas. Seketika kamarku kembali terang, walaupun masih agak gelap. Yang penting tidak segelap tadi.

Kubaringkan diriku dikasur dan  melamun,memikirkan Ayah. Ayahku adalah seorang mandor proyek. Makanya setiap sebelum matahari terbit Ayah sudah harus berangkat. Sebab Ayah harus memastikan para pekerja proyeknya. Jam pulang Ayah pun bervariasi, tapi Ayah akan pulang paling cepat setelah magrib dan paling lama larut malam. Seperti malam ini.

Ayah benar-benar bekerja keras untuk menghidupiku. Membayar kebutuhan rumah, dan kebutuhan sekolahku. Walau aku mendapatkan beasiswa, tak dipungkiri ada beberapa hal yang harus kubayar sendiri. Dan itu memerlukan uang yang cukup banyak.

Jadi sendirian adalah hal yang wajar bagiku. Aku lebih sering menghabiskan waktuku sendirian dibandingkan bersama orang lain. Lagipula aku juga lebih nyaman menyendiri.

AutophileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang