Chp. 7

670 62 23
                                    

Brakk ...

Jiyong dengan penuh emosi melempar laporan tentang sebagian suplai makanan yang seharusnya akan dikirim pada hotel Accord namun ternyata hilang. Bahkan si pelaku dengan sengaja menggantinya dengan heroin yang ditaruh pada sebuah kardus. Seungri yang mendengar suara keras itu harus mengelus dadanya karena terkejut. Belum pernah sekali pun Seungri melihat atau pun mendengar bosnya semarah ini.

"Seungri-ah, bisa kau ke dalam sebentar!" Jiyong memanggilnya dari saluran telponnya.

"Ne, sajangnim."

Tidak ada satu menit, Seungri sudah menghadap bosnya. Dengan menahan rasa takutnya, dia sedang menunggu Jiyong mengatakan sesuatu yang tak kunjung bicara sejak dirinya di dalam ruangan. Seungri hanya memperhatikan Jiyong yang masih memejamkan mata dengan bersandar pada kursi kebanggaannya.

"Jika tidak ada yang penting, sebaiknya aku kembali ke mejaku." Seungri sudah tidak sabar lagi menunggu Jiyong bicara. Sudah 3 menit dia hanya memperhatikan Jiyong.

"Kau suka pergi ke club?" Akhirnya Jiyong membuka mulutnya, hanya mata saja yang masih terpejam.

"Hm lumayan."

"Siapa pria yang bersamamu waktu ke club?"

Baiklah kini Jiyong mulai usil ingin mengetahui pria yang menemani Seungri bulan lalu saat di Monsant. Padahal itu sudah lewat sebulan, tapi Jiyong baru menanyakannya.

"Jawab aku, Lee Seungri!" Jiyong sudah membuka matanya dan memberi tatapan tajam pada sekretarisnya itu, membuat Seungri merinding.

"Dia temanku."

"Teman? Kau yakin hanya teman?"

Seungri sudah kembali dengan kejengkelan akan pertanyaan bosnya itu.

"Memangnya apalagi selain teman. Dia benar-benar temanku!" jawabnya sinis.

"Siapa namanya?"

"Oh Sehun."

"Baguslah kalau hanya teman."

"Apa yang dia maksud? Lagipula ada apa jika Sehun temanku? Orang ini sulit ditebak!" gumam Seungri dalam hati.

"Temani aku ke Monsant malam ini!" Lagi-lagi Jiyong menyuruh seenaknya pada Seungri. Kalau pun ditolak, rasanya tidak mungkin. Karena dengan kondisi Jiyong saat ini sungguh tak berani bagi Seungri untuk membantahnya.

"Ne sajangnim." Dengan amat terpaksa dia menerimanya.

Lantai dansa sudah di penuhi orang-orang yang berdatangan hanya untuk bersenang-senang meski jam baru menunjukkan pukul 11 malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lantai dansa sudah di penuhi orang-orang yang berdatangan hanya untuk bersenang-senang meski jam baru menunjukkan pukul 11 malam. Si pemilik sudah bertengger di tempatnya sekitar satu setengah jam yang lalu bersama dengan sekretarisnya. Namun dia meninggalkan sendiri Seungri bersama Taeyang dan Daesung.

Love Or Glory (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang