9. Kepingan

282 16 0
                                    

Selamat membaca 🖤🖤🖤

Terima kasih sebelumnya kerena sudah mau sejauh ini membaca sweet Dimas🖤

⚠️Belum revisi, typo bertebaran. Siapkan mata dan hati kalian karena part kali ini cukup panjang ⚠️

*****
Untuk apa tuhan menciptakan mata kalau seseorang menilai manusia dengan telinga -Dimas Julian Dhinata

Ada banyak hal yang membuat manusia berubah termasuk masa lalu mereka, rasa sakit dan luka itu datang saat bahagia hampir ditemukan -Nabila

*****

"Abang malu-maluin bela tau!" Ucap Nabila kesal membanting tas sekolahnya di sofa ruang tamu.

Sejak kejadian yang menurut Nabila memalukan disekolah tadi, gadis cantik itu terus saja mengomel kepada Ifand disepanjang perjalanan pulang hingga sampai rumah.

"Salah Abang dimana bel? Abang kan cuma tanya Dimas mana? Abang enggak tau kalau reaksi mereka bakal kaya gitu." Ucap Ifand melakukan pembelaan. Laki laki itu merasa tidak ada yang salah dengan ucapanya yang bertanya tentang keberadaan Dimas.

"Halah, entut kuda. Pokonya Bela kesel!!! Dimas itu terlalu terkenal di sekolah bang, sekali aja ada yang nyebut namanya, langsung deh geger. Liat aja besok bela pasti kena gosip lagi." Ucap Nabila kembali berteriak frustasi.

"Gosip in apa? siapa yang mau gosipin cewek kuper kaya kamu gitu?" Ucap Ifand tenang, laki-laki itu menyerahkan gelas jus jeruk dingin kepada sang adik.

Nabila malah semakin menjadi, mencak mencak tak jelas kepada Ifand.  Ifand hanya bisa berusaha sabar menghadapi adiknya yang masih kekanak-kanakan itu.

"Minum dulu."

Nabila langsung menghabiskan jus jeruk pemberian Ifand itu dalam satu tenguk. Benar kata orang marah itu butuh banyak tenaga, sampai-sampai tenggorokan Nabila kering akibat terlalu panjang mengomel.

"Abang kenapa yang jemput bela? pak Budi kemana emang? Pakek acara bawa mobil sport lagi. Abang tau enggak itu bikin cewek cewek disana mimisan, atau Abang emang sengaja mau tebar pesona, kurang di kantor atau di kampus ceweknya? Sampai mau cari anak SMA juga?!"

Ifand kembali menghela nafas panjang. Kesabarannya hari ini harus begitu diuji "Pak Budi sakit bel, Abang baru pulang kuliah, apa hubungannya naik mobil itu sama temen-temen kamu mimisan?"

"Nanti kalau bela bilang besar kepala bang yang ada!" Ucap Nabila mengendus kesal.

"Gemesnya adik Abang ini." Ifand mencubit pipi cabi Nabila. Gadis itu meringis akibat perlakuan sang kakak itu.

"Udah, bela mau mandi, makan, oh iya nanti Alya mau kesini jangan ganggu dia." Ucap Nabila.

Gadis itu sudah pergi menghilang dari balik tangga, Ifand sendiri? Lak laki itu diam mematung dengan perasaan aneh saat Nabila mengatakan bahwa dia akan datang kemari.

*****

Cafe
20.00pm

Di atas Rooftop, Dimas tengah menikmati secangkir kopi hitam, dan beberapa batang rokok yang sudah mati dilantai semen itu. Saat sedang suntuk, malas dirumah, penat dengan semua yang memberatkan, disini lah Dimas akan mengistirahatkan pikiran, dan hatinya. Bisa dibilang ini tepat favoritnya setelah rumah tidak lagi bisa diajak bicara tentang keluh kesahnya.

Hari ini tidak begitu buruk untuk Dimas  seperti biasanya, namun ada satu dua hal yang mengganjal di hatinya. Tentu saja salah satunya berhubungan dengan gadis yang beberapa hari ini selalu menganggu pikirannya.

Sweet DimasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang