Vania mulai tersadar, perlahan lahan ia membuka matanya karena cahaya terang dan nuansa berwarna putih yang dilihatnya, ia juga merasakan sakit ditangannya karena infus yang terpasang tangannya.
"huaaa sakit tangan aku gara-gara infus sialan ini, pokoknya aku mau kabur" teriak vaniaDan tiba-tiba..
Ceklek..
Dokter zaki memasuki ruangan vania, dan tersenyum kepada vania. Senyum yang dapat membuat para kaum hawa diabetes saking manisnya..Manis banget senyumnya.. Batin vania.
"selamat siang vania" sapa dokter zaki
"siang" ucap vania cuek karena dokter itu membuat vania tidak jadi kabur akibat kedatangannya dan membuat moodnya makin buruk."bagaimana keadaanmu, sudah makan? apakah masih pusing?"
"sudah dok.. Pokoknya vania mau pulang dokteeeerrr, vania dah gak papa udah sehat" bohong vania
"beneran udah makan?" selidik dokter zaki, pasalnya ia melihat bubur yg masih utuh di atas nakas.
"udah" bohong vania lagi.
"udah darimana tuh bubur masih ada utuh dan tidak tersentuh sedikit pun"
".." bingung vania mau ngeles gimana, dia merutuki betapa o2n tidak lihat - lihat dulu sebelum berbohong."dok tangan vania kebas, lepas ya infusnya."
"kamu masih butuh, udah saya periksa kamu dulu ya"
"..." diamDokter zaki pun mengeluarkan stetoskopnya lalu mulai memeriksa vania dengan serius, mengecek tekanan darah, suhu tubuh dll.
"hemm vania, gimana mau sembuh makan aja engga, maag kamu kambuh akibat kamu gak makan, suhu kamu 38°c, tekanan darah 90/80 mmgh gitu bilangnya gak papa".. Omel dokter zakiVania pun tidak mendengarkan omelan dokternya dan memilih tidur karena dia udah pusing ditambah omelannya sang dokter makin pusing aja..
"vaan.. Ada orang ngomong didengerin astagfirullah" ucap sang kaka yang tiba-tiba masuk ke dalam ruang rawat inapnya. Vania yang mendengar suara kakaknya langsung bangun membuka matanya.
"iya-iya kak".
"makanya kalau malam itu digunain buat istirahat, kalau lagi kerja itu jangan lupa makan sesibuk apapun kamu. Awas aja aku aduin sama mama papa biar kamu gak dibolehin lagi kerja disana" cerocos Vian kaka vania.."aaaah kakaaaa.. Jangan dong iya vania gak akan ngulangin lagi" rengek vania
"ekhem" deheman dokter zaki membuat mereka mengakhiri perdebatan.
"hehe sorry Zak gue ampe lupa ada loeh disini.. Udah gua mau pergi dulu ada jadwal sama pasien, kamu urus adik gua yang bandel ini ya kalau perlu suntik aja biar diem tuh anak"..
"eeh awas kamu bang" teriak vania dengan geram kepada sang kakak yang udah keluar meninggalkan kamar rawatnya. Orangtua vania tidak memperbolehkan anak-anaknya berkata "loeh gua" karena menurut mereka itu kasar. Makanya ia memanggil kakaknya dengan "kamu" walau saking kesel dan begitupun sebaliknya."vania karena kamu bandel maka saya akan hukum kamu, sekarang baring lagi dulu" perintah dokter zaki dan di turuti oleh vania walau dalam hati asli takut apalagi disuntik. Ya dokter zaki memang akan menyuntiknya dan sekarang tengah mengeluarkan jarum suntiknya dan siap menyuntik vania.
"huaaaa dokter mau nyuntik vania? Vania gak mau dook" vania pun berniat kabur namun berhasil ditangkap oleh sang dokter. Lalu dengan bantuan dua suster yang memegangi vania yg sudah menangis ketakutan, dokter zaki pun menyuntik vania.
"aaaauuch sakiiit doook.." dan akhirnya vania tak sadar an diri karena sang dokter menyuntiknya obat penenang. Ya dokter zaki memberi vania obat tidur agar dia tidak banyak gerak saat ia akan menyuntiknya lagi.Hmmm cantik.. Astagfirullah bukan mahrom hoi zaki (ucap dokter zaki dalam hati).
Waaaah akhirnya part 2 kelar, jangan lupa vote dan komen kalian please..biar aku semangat nulis, dan ini cerita pertama juga kalau ada yg mau Kritik silahkan😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Overprotective Dokctor🌹❤️
Teen FictionVaniazahra seorang gadis yang sangat ketakutan bila menyangkut dengan rumah sakit dan segala yang ada didalamnya.. Muhammad zaki seorang dokter muda, tampan, mapan dan overprotective menyangkut kesehatan.. Happy reading❤️ ini cerita pertama aku, maa...