"Dua tiket ke Waisai plis!"
Seorang lelaki jangkung menerobos antrian dari belakang Amira. Ia menoleh kesal ke arah lelaki yang sekarang tepat berada di hadapannya. Amira terpaku di depan loket pembelian tiket kapal yang bertuliskan Bahari Expres tujuan Sorong - Waisai. Lelaki itu memunggungi Amira, tepat di depan wajah Amira sebuah Carrier Consina 60 Liter berwarna biru langit yang tampak terisi penuh. muka Amira memerah pertanda penuh amarah, Amira siap meledak. Ia sungguh tak tahan untuk memaki lelaki tak tahu diri di hadapannya itu.
Lelaki itu berbalik badan. Amira bersiap dengan sumpah serapah yang sudah tersusun rapi di benaknya untuk dilontarkan. Tetapi sebelum semua itu terjadi, tiba-tiba lelaki itu menyodorkan sepotong tiket kapal Bahari Expres bertuliskan Rp 125.000,00 kepada Amira.
"Ini tiket buat kamu"
"Maksudnya ?" Amira bingung, melirik orang di samping kiri dan kanannya.
"Aku tahu kamu lagi solo travelling, cewek cakep kayak kamu harus ditemenin, boleh kan ?"
Amira tak menggubris lelaki itu, hasratnya untuk marahpun hilang seketika. lelaki aneh pikirnya, Amira sungguh tak tertarik dengan lelaki yang sok kenal dan sok asik pada pertemuan pertama mereka. Amirapun sama sekali tak tertarik dengan tiket gratis pemberiannya. Amira berlalu, ia maju menuju konter tiket.
"satu tiket ke Waisai" Amira memesan.
"Maaf untuk tiket kapal dengan jadwal jam 09.00 pagi ini sudah habis" kepalanya kembali mendidih mendengar penjelasan ibu penjaga konter tiket.
"sialan" gumamnya.
"Hai, gue Juna" lelaki itu kembali mendekati Amira.
"Nih tiketnya, anggap aja sebagai tanda perkenalan dari gue. suerrr, gue bukan orang jahat. ni lo boleh cek dompet gue, ada KTP, SIM, dan NPWP juga. selain baik, gue juga taat pajak. heheheee" candaan yang menurut Amira tidak lucu sama sekali.
Amira tampak berfikir, kapal berikutnya menuju Waisai adalah pukul 14.00 siang nanti. semakin lama menunda keberangkatan maka semakin lama juga kesempatannya untuk bertemu dengan Kris. Amira memutuskan untuk mengambil tiket dari tangan Arjuna.
"Gue Amira, gue bakalan bayar tiket ini.."
"Boleh, 10 kali lipat ya.. sesuai hukum ekonomi, semakin langka barang maka semakin tinggi harganya".
"Elu Calo ?" Pekik Amira.
"Becanda kali, serius amat neng. Udah lu ambil aja tiketnya, gue ikhlas kok"
Amira tak menjawab, ia hanya menunjukkan raut wajah tanda setuju.
"Ayo keruang tunggu dulu, masih ada 30 menit lagi sebelum kapalnya jalan".
Amira berjalan mengikuti Arjuna dari belakang. Lelaki jangkung dengan rahang yang tegas, rambut ikal sedikit gondrong menambah kesan maskulin yang muncul dari wajahnya. Kaos ekspedisi hitam dengan merek terkenal di Indonesia dipadukan dengan celana cargo kream yang membuat kakinya terlihat lebih jangkung. Sekali lihat kamu pasti bisa menebak kalau dia adalah gambaran umum dari backpacker sejati.
Arjuna membalikkan badan, wajah semi oriental dengan mata yang tak terlalu sipit menatap ke arah Amira. untuk ukuran backpacker wajahnya tergolong mulus, apa semua orang saat ini sudah punya skin care routine. tiba-tiba saja pikiran random itu melintas di kepalanya.
"Ngapain jalan di belakang, sini barengan" suara tegasnya membuat Amira yang sedari tadi melamun menjadi tersipu malu. mereka berjalan beriringan menuju ruang tunggu sebelum waktu berlayar tiba.
*Bersambung*
KAMU SEDANG MEMBACA
Laut Raja Ampat dan Seribu Rahasiamu
RomanceLelaki pecinta laut itu menghilang. Tepat sehari sebelum ulang tahunnya. Ia pergi tanpa kabar, menghilang dan menghindar tanpa penjelasan. Bukankah semuanya akan lebih baik jika mereka bicara? Amira masih tak habis pikir tentang kepergian Kris yang...