~ Kita Cukup Lelah, Kita Butuh Istirahat, Begitupun Juga Dengan Waktu ~

209 81 20
                                    

Sampai sejauh ini belum ada hal yang mengganjal sebagai istimewa. Karena masing-masing dari kita masih menganggap ini hal yang biasa. Rasa saling kagum memang sudah sewajarnya bukan. Kagum padamu yang terlalu baik. Semoga pandangan kearahku tidak segera berbalik. Di sini aku masih membutuhkan. Mesipun sudah sedikit  jauh dalam menapak jalna. Namun masih sepercik resah dan rasa kebingungan.

Dan aku percaya alasamu tetap menepi disini adalah untuk mengawasi jalan mana yang akan kutapaki. 

Kita cukup lelah. Kita butuh beristirahat. Begitupun juga dengan waktu. 

Bukan beristirahat dari bertemu. Tapi beristirahat dari kelas yang sebelumnya di sana kita saling memburu. Karena salah satu bagian terberat sudah terlewat. Mari kita meluangkan ruang dan waktu untuk beristirahat. Kita masih anak muda. Bagi kami istirahat bukanlah dengan berdiam diri saja. Kalau seperti itu mana ada serunya?. Oleh karena itu kita mulai menyusun rencana agar semua jeda ini tidak menjadi sia-sia. Tidak hanya aku dan kamu. Tapi semua teman senasib yang sapanya setiap hari saling bertemu. Siap bersama mematahkan rasa lesu. lalu kita saling bersikusi tentang bagaimana cara jeda itu bisa dengan indah terisi. 

Singkatnya tujuan ruang sudah di tentukan. Serta ikatan waktu sudah diamankan. Tidak terlalu erat terkekang. Tujuan kita hanya untuk bersenang-senang. Tidak ada persiapan apapun. Jika waktunya sudah tiba, tinggal hajar saja tanpa ampun. Maaf terlihat terlalu menggebu-gebu. padahal ini sebenarnya sangat sederhana. Hanya agar terasa seru jadi ku dramatisir saja. Hal ini bukan sebuah kebetulan. Namun yang pasti dengan berjalanya cerita kita akan semakin di dekatkan. 

Semakin  banyak kenangan semakin banyak cerita yang di hari-hari sepi nanti dapat dimunculkan kembali. 

Waktu yang kita jalani tidak selamanya akan berjalan utuh. Kadang terasuki oleh jenuh yang akan membuat semua menjadi runtuh. Oleh karena itu sebelum itu terjadi kita akan sudah siap diri. Biarlah nanti ketika akan dibunuh oleh jenuh dan sepi, kenangan dan cerita itu datang untuk mengisi. Serta merubah semua garis patah itu utuh kembali. Entah  itu hanya menjadi sepatah kata atau justru menjadi sebuah rasa. 

Entahlah...

Untukku yang awalnya hanya seperti kertas kosong sekarang sudah mulai ada berberapa coretan. Tidak semua indah. Paling tidak masing-masing dari mereka memiliki makna. Berawal hanya dari satu tangan asing yang awalnya tidak aku ketahui. Kemudian tangan itu menarik tangan-tangan yang lain untuk datang ke dalam kertas tersebut dengan berbagai bentuk garis yang menyertai. Menjadi gambaran yang semakin rumit. Tapi di sana tidaklah membingungkan meskipun sedikit. Lagi-lagi entah kenapa aku harus kembali berterimakasih. Padamu yang mengabdikan diri tanpa rasa pamrih. 

Cukup mengherankan memang. Kamu yang kuanggap bukan siapa-siapa  sebelumnya sekarang sudah menjadi seperti teman setia. Secepat aku tidak menyadarinya. Padahal waktu yang berlalu hanya seberapa. Namun menurutku terasa cukup lama dan seperti banyak waktu yang tersita. Asalkan itu bukan dalam hal  keburukan bagiku bakan sebuah masalah besar. Ini hal indah sederhana yang pelan namun selalu tumbuh menyebar. Berharap aku tidak terlalu terbawa. Takutnya nanti akan kelebihan muatan. Jatuh, tumpah, dan hilang. Semua hal kecil juga  menjadi berbahaya jika berlebihan. Tak terkecuali semua yang ada di dalam kita serta semua yang ada di luar. Semua yang terunkap dan terlaksana. Juga semua yang masih di sembunyikan. Sebagai sebuah rahasia. Tak terlihat oleh raga, Namub tersimpan dalam rasa. 



~ % ~



Kadang kita perlu kembali mengenang 

Bukan kembali mengulang

Karena pohon yang sudah kau tebang 

Tak kembali berdiri jika hanya kau bayang




~hnf~


_____._____._____._____._____

Kalian bisa capture quotes atau potongan ceritanya.  

[Tag - IG : _hanifprasetya]

Vote dan komen untuk kritik, saran, atau sanjungan.

terimakasih :)

INKONSISTENSI RASA (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang